Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Kisah Penyelamatan Gadis 13 Tahun yang Dipaksa Menikah oleh Ayahnya

Kiki Oktaviani - wolipop
Jumat, 02 Feb 2024 12:01 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

TOPSHOT - A young actress plays the role of Giorgia, 10, forced to marry Paolo, 47, during a happening organised by Amnesty International to denounce child marriage, on October 27, 2016 in Rome.  / AFP / GABRIEL BOUYS        (Photo credit should read GABRIEL BOUYS/AFP via Getty Images)
Ilustrasi Foto: AFP via Getty Images/GABRIEL BOUYS
Jakarta -

Seorang siswi di Inggris berusia 13 tahun berhasil diselamatkan dari pernikahan paksa dengan sepupunya di Pakistan. Pernikahan tersebut rupanya direncanakan diam-diam oleh ayahnya. Kisah mengejutkan ini terungkap ketika sang ibu mengirim pesan teks memohon bantuan kepada seorang tetangga di Inggris.

"Anak saya hampir dinikahkan dengan seorang pria dewasa atas perintah ayahnya," ungkap sang ibu berusia 40 tahun kepada Daily Mail kemarin.

Mereka pergi ke Pakistan pada Agustus lalu untuk liburan keluarga, namun begitu sampai di sana, suaminya telah menipu mereka berdua.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat kami sampai, saya mengetahui suami saya telah menipu kami. Dia meninggalkan kami dengan kerabatnya dan kembali ke Inggris. Keluarganya mengambil alih hidup kami, dan saudara perempuannya mengatakan bahwa anak perempuan saya akan dinikahkan dengan sepupu laki-laki berusia 19 tahun, padahal dia masih seorang anak. Saya putus asa untuk menyelamatkannya," ujar sang ibu.

Pertolongan datang ketika sang ibu mengirimkan pesan teks ke tetangganya pada akhir Oktober. Tetangganya tersebut merupakan anggota dari organisasi amal anti-misuse perempuan, Jeena International, yang segera memberi peringatan kepada polisi Inggris, pekerja sosial, dan Forced Marriage Unit Pemerintah.

ADVERTISEMENT

Duta besar Inggris di Pakistan dihubungi, dan setelah beberapa minggu, keluarga ayah berusia 52 tahun tersebut berhasil dibujuk untuk mengembalikan paspor. Pada Desember, pengadilan di London memutuskan bahwa ibu dan anaknya harus kembali ke Inggris.

Surat perintah pengadilan menyatakan bahwa anak perempuan tersebut dalam bahaya akan pernikahan paksa, dan Interpol diberi tahu untuk mengawasi bandara-bandara guna mencegah penculikan oleh kerabat ayah di Pakistan.

Gadis tersebut adalah anak yang cerdas, pandai di sekolah, dan memiliki banyak teman di Inggris, seharusnya hanya menikmati liburan di Pakistan. Namun, ia hampir dinikahkan dengan seorang dewasa di negeri yang hampir tidak dikenalnya.

"Di Pakistan, dia tidak bersekolah selama lima bulan. Dia terkurung, dan saya kira dia mendengar rencana yang sedang dipersiapkan untuknya. Dia mengatakan bahwa dia tidak pernah ingin melihat ayahnya lagi," ungkap sang ibu.

Sementara itu, sang ibu dan putrinya kembali ke rumah mereka di Inggris yang sudah kosong karena ayahnya menjual semua perabot mereka selama Natal. Sang ayah menyatakan kepada otoritas Inggris bahwa ia berencana meninggalkan Inggris dan tinggal di Pakistan, meninggalkan sang ibu tanpa uang.

Mengetahui kesulitan wanita tersebut, sejumlah donasi dikirim untuknya. Para donatur mengumpulkan uang untuk membeli dua kasur dan beberapa makanan kaleng untuk ibu dan putrinya.

(kik/kik)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads