Kisah Bocah Berhati Emas, Rela Nabung Uang Jajan Demi Bantu Bayar Les Teman

Sosok bocah berhati emas ini jadi perhatian publik. Di usia masih sangat belia, dia menunjukkan kepedulian dan jiwa sosial tinggi terhadap sesama yang membutuhkan.

Bocah asal Malaysia ini membuat netizen terharu karena kemurahan hatinya. Anak laki-laki yang masih duduk di bangku kelas 6 SD ini rela menyisihkan uang jajannya demi membantu temannya membayar biaya les.

Kisahnya dibagikan oleh ayahnya, Nasaie Ismail, lewat Facebook. Dia bercerita bahwa suatu hari anaknya yang bernama Yusuf ini meminta sejumlah uang untuk menambah tabungannya.

Yusuf, bocah viral yang nabung dari uang jajan demi bayar biaya les teman. Foto: Facebook/Nasaie Ismail

Betapa terkejut sekaligus terharunya Nasaie, anaknya yang masih kecil itu ternyata selama ini menabung untuk membayar uang les salah satu temannya. Yusuf mengatakan bahwa temannya itu terpaksa berhenti les karena masalah biaya.

"Kemarin, Yusuf minta uang RM20 (Rp 66 ribuan) untuk menggenapi uang yang dia tabung selama sebulan yang telah terkumpul RM80 (Rp 265 ribuan). Tujuannya untuk membayar uang les temannya," tulis Nasaie di unggahannya, seperti dilansir World of Buzz.

Teman Yusuf ini terpaksa berhenti les mengaji karena tidak bisa lagi membayar biayanya. Maka untuk membantu temannya tersebut, dia mulai menabung setiap hari dari uang jajannya.

"Ternyata dia diam-diam dia mengumpulkan uang sakunya dan uang yang diberikan oleh kakek-neneknya. Dia sudah pegang uang RM80. Biaya lesnya RM100 (sekitar Rp 332 ribu). Alhamdulillah, sore ini, IsnyaAllah, Yusuf akan bayar biaya les untuk temannya," lanjutnya Nasaie.

Yusuf dan teman lesnya. Foto: Facebook/Nasaie Ismail

Nasaie juga mengunggah foto yang memperlihatkan Yusuf sedang memegang beberapa lembar uang. Pada foto lainnya, tampak anaknya itu jalan bersama teman yang biaya lesnya dia bantu.

"Terkadang, ketika melihat anak-anak seperti ini, akan membuat kita sadar bahwa penilaian terhadap setiap anak itu tidak sama. Terutama dalam hal akademik. Tidak semua anak punya kemampuan yang sama. Tapi, setiap anak tentu saja punya kemampuan yang unik dan kemampuan itu harus didukung," pesan Nasaie Ismail.