Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Model Dulu Tanpa Busana Demi Dukung Tim Bola Brasil Kini Ngaku Operasi Miss V

Tim Wolipop - wolipop
Minggu, 19 Sep 2021 08:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Deia Cavalheiro
Foto: dok. Instagram/@adeiacavalheiro
Jakarta -

Model Deia Cavalheiro saat Olimpiade 2021 membuat heboh dengan aksinya tampil tanpa busana dan mengecat tubuhnya dengan warna bendera Brazil. Dia melakukan itu untuk mendukun tim sepakbola Brazil.

Deia yang dikenal sebagai finalis kontes bokong terindah Brazil Miss Bum Bum kali ini kembali membuat heboh dengan pengakuannya. Dia mengaku menjalani operasi plastik di area intim padahal prosedur kecantikan tersebut cukup berisiko.

Sang model menjalani operasi plastik di area labianya. Awalnya dia tidak tertarik dengan prosedur tersebut, namun dia mendapatkan hadiah operasi plastik dari sahabatnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia mengatakan padaku untuk memilih prosedur tersebut," ujar sang model, seperti dikutip Daily Star.

ADVERTISEMENT

"Operasi labia adalah ide dari temanku yang telah melakukannya. Dia menunjukkan hasilnya," tambah Deia.

Teman Deia lainnya yang seorang dokter bedah plastik tidak menyarankan operasi plastik tersebut. Selain karena bentuk area intim Deia yang dinilai sudah cukup baik, prosedur tersebut pun berisiko.

Meski begitu, finalis kontes Miss BumBum itu tetap menjalani operasi plastik tersebut. Dan Deia mengaku menyesalinya.

"Aku sebenarnya menyesalinya karena setelah operasi rasanya buruk dan ternyata hasilnya tidak ada perbedaan yang signifikan dengan milikku sebelumnya, malah sama. Aku seharusnya mendengarkan temanku," ucap Deia.

Operasi plastik di area intim tersebut memiliki risiko yang besar, Dokter kandungan di Rumah Sakit London Bridge, dr Lawrence Mascarenhas, mengatakan sejumlah wanita yang menjalani labiaplasty menderita komplikasi. Dan menurutnya wanita tidak perlu mengambil risiko yang tidak perlu untuk menciptakan vagina yang sempurna.

"Pembedahan semua ada risiko. Ada sedikit ruang untuk kesalahan dengan prosedur seperti ini karena jika terlalu pendek Anda bisa memotong suplai darah ke klitoris, yang berarti hilangnya sensasi seksual, secara permanen," jelas Dr Mascarenhas.

Selain itu, seperti dikutip dari Mamashealth, risiko utama dari operasi peremajaan vagina adalah perdarahan yang berlebihan, infeksi, serta risiko jaringan parut yang dapat memicu komplikasi pasca operasi. Risiko jaringan parut biasanya menjadi masalah yang lebih serius pada operasi ini dibandingkan dengan operasi lain, hal ini karena sifat sensitif dari vagina.

(kik/kik)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads