Wanita Transgender Curhat Pengalaman Mengerikan Pascaoperasi Angkat Testis
Hestianingsih - wolipop
Jumat, 04 Mei 2018 16:55 WIB
Seoul
-
Harga mahal harus dibayar seseorang yang ingin ganti kelamin dari perempuan jadi laki-laki, begitu pun sebaliknya. Tak sebatas uang yang harus dikeluarkan untuk operasi ganti kelamin saja, tapi juga penderitaan yang dirasakan pascaoperasi.
Seperti pengalaman yang dibagikan seorang transgender asal Korea Selatan ini. Wanita transgender yang dikenal dengan nama Kkotja ini mengungkapkan pengalamannya soal orchiectomy, prosedur pengangkatan testikel atau testis sebagai bagian dari tahapan operasi pergantian kelamin.
Dalam salah satu siaran livestream-nya, Kkotja mengatakan alasannya menjalani orchiectomy karena ingin mengubah seks dan gendernya secara utuh. Belum punya cukup uang untuk mengganti kelaminnya secara total, ia memutuskan mengangkat testikelnya terlebih dahulu demi menghilangkan 'sisa-sisa' maskulinitas pada tubuhnya yang terlahir sebagai pria.
Banyak tahapan yang harus dilalui sampa seseorang diizinkan untuk operasi pengangkatan testikel. Ya, seseorang yang ingin ganti kelamin harus mendapatkan persetujuan dulu dari dokter. Tak hanya dokter bedah tapi juga psikiater.
Konsultasi dengan psikiater diperlukan untuk memastikan bahwa dia memang sudah punya tekad kuat untuk mengganti kelamin. Dengan harapan, nantinya dia tidak akan menyesal setelah alat kelaminnya diangkat. Diagnosa dan persetujuan dari psikiater penting disertakan sebagai syarat operasi ganti kelamin.
Baca Juga: Ini Deretan Langkah Operasi Ganti Kelamin Pria Menjadi Wanita
"Rumah sakit di mana aku dijadwalkan untuk orchiectomy mengatakan aku harus membawa surat pernyataan dari psikiater yang menyatakan prosedur ini memang benar-benar penting untukku. Jadi aku pergi ke psikiater, yang mengharuskanku menjawab sekitar 500 pertanyaan untuk memastikan orientasi dan identitas seksualku," terang Kkotja dalam siaran online-nya, seperti dikutip dari Koreaboo.
Hasil evaluasi psikologis menyebutkan kalau Kkotja adalah 50% pria dan 50% wanita. Sang psikiater pun menolak mengeluarkan surat pernyataan untuk mengizinkan Kkotja operasi pengangkatan testikel. Namun Kkotja bersikeras kalau sejumlah pertanyaan yang diberikan tidak serta merta berhubungan dengan orientasi seksualnya. Misalnya saja pertanyaan tentang kesukaannya pada bunga.
"Mereka tanya apakah aku suka bunga dan apakah aku berkeinginan menjadi perangkai bunga. Aku menjawab tidak karena aku tidak suka bunga. Aku tanya pada psikiater itu memang seorang wanita tidak boleh tak suka pada bunga. Kalau aku menjawab 'ya' hasilnya akan menunjukkan kalau aku wanita. Jadi supaya bisa jadi wanita, aku harus menyukai bunga? Kalau aku tidak berencana jadi florist, aku tidak bisa jadi wanita? Itu sangat konyol. Aku pun berdebat dengan psikiater untuk poin yang satu itu sampai akhirnya dia mau mengeluarkan surat pernyataan," urai Kkotja.
Berbekal surat rekomendasi dari psikiater, Kkotja pun berhasil menjalani orchiectomy. Ketika bangun pascaoperasi ia mengaku tidak merasakan sakit. Bahkan Kkotja bisa berjalan-jalan tanpa kesakitan atau kesulitan. Tapi itu sebelum anestesinya hilang. Setelah efek anestesi hilang, dimulailah penderitaan transgender ini.
"Aku tidak bisa bergerak. Sakitnya luar biasa. Aku tertatih-tatih pulang ke rumah dan pingsan, sakitnya sungguh luar biasa sampai aku tidak bisa melakukan apa-apa. Rasanya seperti seseorang meremas testikelmu dan menariknya. Bisa bayangkan itu?" kata Kkotja.
Dia juga bercerita kalau kucing peliharaannya hampir saja membunuhnya saat masih dalam pemulihan pascaoperasi. Kala itu Kkotja sedang beristirahat dengan kaki mengangkang, saat dua kucing peliharaannya bermain-main. Lalu salah satu kucingnya mendatanginya dan mencakar jahitan bekas operasi.
"Aku kaget setengah mati. Aku sampai minta tolong teman untuk merawat kucing-kucingku sementara waktu," ujar Kkotja.
Baca Juga: Menyesal Ganti Kelamin, Transgender 75 Tahun Ini Ingin Kembali Jadi Pria
Selain pengangkatan testikel, Kkotja juga melakukan operasi pada bibirnya. Ia ingin mengubah bentuk bibir jadi lebih feminin. Prosedur itu menurutnya juga sangat menyakitkan
"Secara pribadi, menurutku operasi di bibir jauh lebih sakit dibandingkan operasi pembentukan wajah. Rasanya seperti ribuan jarum menusuk wajahku," katanya.
Kkotja memang diketahui merupakan livestreamer yang sangat terbuka dengan operasi plastik yang dilakukannya. Sebagian besar video di channel-nya yang memiliki lebih dari 80 ribu subscriber, ia blak-blakan mendiskusikan perjalanannya menjadi seorang wanita transgender di Korea Selatan. (hst/hst)
Seperti pengalaman yang dibagikan seorang transgender asal Korea Selatan ini. Wanita transgender yang dikenal dengan nama Kkotja ini mengungkapkan pengalamannya soal orchiectomy, prosedur pengangkatan testikel atau testis sebagai bagian dari tahapan operasi pergantian kelamin.
Dalam salah satu siaran livestream-nya, Kkotja mengatakan alasannya menjalani orchiectomy karena ingin mengubah seks dan gendernya secara utuh. Belum punya cukup uang untuk mengganti kelaminnya secara total, ia memutuskan mengangkat testikelnya terlebih dahulu demi menghilangkan 'sisa-sisa' maskulinitas pada tubuhnya yang terlahir sebagai pria.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kkotja, transgender yang operasi angkat testis. Foto: Dok. Afreeca TV, Koreaboo |
Konsultasi dengan psikiater diperlukan untuk memastikan bahwa dia memang sudah punya tekad kuat untuk mengganti kelamin. Dengan harapan, nantinya dia tidak akan menyesal setelah alat kelaminnya diangkat. Diagnosa dan persetujuan dari psikiater penting disertakan sebagai syarat operasi ganti kelamin.
Baca Juga: Ini Deretan Langkah Operasi Ganti Kelamin Pria Menjadi Wanita
"Rumah sakit di mana aku dijadwalkan untuk orchiectomy mengatakan aku harus membawa surat pernyataan dari psikiater yang menyatakan prosedur ini memang benar-benar penting untukku. Jadi aku pergi ke psikiater, yang mengharuskanku menjawab sekitar 500 pertanyaan untuk memastikan orientasi dan identitas seksualku," terang Kkotja dalam siaran online-nya, seperti dikutip dari Koreaboo.
Hasil evaluasi psikologis menyebutkan kalau Kkotja adalah 50% pria dan 50% wanita. Sang psikiater pun menolak mengeluarkan surat pernyataan untuk mengizinkan Kkotja operasi pengangkatan testikel. Namun Kkotja bersikeras kalau sejumlah pertanyaan yang diberikan tidak serta merta berhubungan dengan orientasi seksualnya. Misalnya saja pertanyaan tentang kesukaannya pada bunga.
"Mereka tanya apakah aku suka bunga dan apakah aku berkeinginan menjadi perangkai bunga. Aku menjawab tidak karena aku tidak suka bunga. Aku tanya pada psikiater itu memang seorang wanita tidak boleh tak suka pada bunga. Kalau aku menjawab 'ya' hasilnya akan menunjukkan kalau aku wanita. Jadi supaya bisa jadi wanita, aku harus menyukai bunga? Kalau aku tidak berencana jadi florist, aku tidak bisa jadi wanita? Itu sangat konyol. Aku pun berdebat dengan psikiater untuk poin yang satu itu sampai akhirnya dia mau mengeluarkan surat pernyataan," urai Kkotja.
Berbekal surat rekomendasi dari psikiater, Kkotja pun berhasil menjalani orchiectomy. Ketika bangun pascaoperasi ia mengaku tidak merasakan sakit. Bahkan Kkotja bisa berjalan-jalan tanpa kesakitan atau kesulitan. Tapi itu sebelum anestesinya hilang. Setelah efek anestesi hilang, dimulailah penderitaan transgender ini.
Kottja, transgender yang operasi angkat testis. Foto: Dok. Afreeca TV, Koreaboo |
"Aku tidak bisa bergerak. Sakitnya luar biasa. Aku tertatih-tatih pulang ke rumah dan pingsan, sakitnya sungguh luar biasa sampai aku tidak bisa melakukan apa-apa. Rasanya seperti seseorang meremas testikelmu dan menariknya. Bisa bayangkan itu?" kata Kkotja.
Dia juga bercerita kalau kucing peliharaannya hampir saja membunuhnya saat masih dalam pemulihan pascaoperasi. Kala itu Kkotja sedang beristirahat dengan kaki mengangkang, saat dua kucing peliharaannya bermain-main. Lalu salah satu kucingnya mendatanginya dan mencakar jahitan bekas operasi.
"Aku kaget setengah mati. Aku sampai minta tolong teman untuk merawat kucing-kucingku sementara waktu," ujar Kkotja.
Baca Juga: Menyesal Ganti Kelamin, Transgender 75 Tahun Ini Ingin Kembali Jadi Pria
Selain pengangkatan testikel, Kkotja juga melakukan operasi pada bibirnya. Ia ingin mengubah bentuk bibir jadi lebih feminin. Prosedur itu menurutnya juga sangat menyakitkan
"Secara pribadi, menurutku operasi di bibir jauh lebih sakit dibandingkan operasi pembentukan wajah. Rasanya seperti ribuan jarum menusuk wajahku," katanya.
Kkotja memang diketahui merupakan livestreamer yang sangat terbuka dengan operasi plastik yang dilakukannya. Sebagian besar video di channel-nya yang memiliki lebih dari 80 ribu subscriber, ia blak-blakan mendiskusikan perjalanannya menjadi seorang wanita transgender di Korea Selatan. (hst/hst)
Elektronik & Gadget
Bikin Sejuk Dimanapun Kamu! Intip 3 Rekomendasi Kipas Mini Portable Di Bawah 200 Ribu
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
Vivo iQOO 15: Flagship Baru Super Kencang dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 & Layar 144Hz
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Julia Roberts Unggah Foto Tanpa Makeup di Usia 58, Dipuji 20 Tahun Lebih Muda
5 Skandal Artis Korea Paling Geger di 2025, Kim Soo Hyun Hingga Siwon
Cerita Hyun Bin Bulking Demi Terlihat Sangar di Drakor Baru, Naik 14 Kg
Sinopsis Suicide Squad (2016) di Bioskop Trans TV Hari Ini
Kisah Cinta Sutradara Rob Reiner dan Istri yang Tewas Dibunuh Anak Sendiri
Most Popular
1
Pesona Shaloom & London Jadi Model Catwalk, 2 Putri Wulan Guritno Memukau
2
10 Transformasi Song Hye Kyo dengan Rambut Bondol, Wolf Cut Bikin Heboh
3
Julia Roberts Unggah Foto Tanpa Makeup di Usia 58, Dipuji 20 Tahun Lebih Muda
4
Cinta Segitiga Berakhir Maut, Wanita Bunuh Eks Suami Setelah Nikahi Putranya
5
Ramalan Zodiak 17 Desember: Aries Mudah Percaya, Taurus Jangan Egois
MOST COMMENTED












































Kkotja, transgender yang operasi angkat testis. Foto: Dok. Afreeca TV, Koreaboo
Kottja, transgender yang operasi angkat testis. Foto: Dok. Afreeca TV, Koreaboo