Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Uang Anda Masih Tidur Pulas?

Advertorial - wolipop
Kamis, 22 Des 2016 00:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Jakarta - Berangkat subuh pulang midnight, mungkin sudah jadi hal biasa. Macet total sambil menahan keinginan ke toilet, biasa juga. Lembur sampai hari ini akan berganti esok, bukan hal aneh. Yang aneh adalah, saat kita banting tulang banting daging, sementara uang kita tidur nyenyak di rekening. Lha kok enak?

Semakin pulas uang kita tidur, semakin keras kita harus bekerja

Tidur nyenyak itu artinya tak produktif. Tidak menghasilkan apa-apa. Bagaimana mau menghasilkan, jika harga kebutuhan hidup melesat naik di kecepatan sekitar 6% per tahun sementara uang kita melenggang cuma 1% per tahun?

Kita cenderung memanjakan uang kita. Ibarat seorang jomblo yang setengah mati mengejar sang pujaan hati, begitu tergenggam takkan dibiarkannya sang dewi lepas dari pandangan bahkan sedetik pun. Karena perjuangan berat mendapatkan sang uang, begitu masuk rekening simpanan tak akan kita mau mengeluarkannya sampai saatnya harus dipakai nanti. Begitu sayangnya kita pada uang kita, sampai-sampai kita rela bekerja lebih keras supaya ia tetap aman. Sayangnya, semakin pulas uang kita tidur, semakin keras kita harus bekerja.

Buat uang kita bekerja

Ibarat balap perahu, inflasi saat ini sedang melaju dengan enam orang pendayung. Kalau saat ini kita mendayung sendirian, saatnya kita bangunkan uang kita. Buat uang kita bekerja keras mendayung sehingga perahu kita punya kekuatan sepuluh pendayung. Caranya?

Stop jadi posesif! Biarkan uang kita bekerja. Pernah dengar "investasi"? Ada beda yang jelas antara menabung dengan berinvestasi. Menabung semata-mata hanya mengumpulkan uang sampai jumlahnya cukup, sambil melindunginya dari risiko apapun. Sementara berinvestasi justru mengandalkan pertumbuhan kekayaan, walaupun mengandung risiko. Kuncinya: risikonya terukur.

Salah satu investasi yang paling mudah diakses adalah instrumen-instrumen pasar modal seperti saham dan obligasi. Walaupun harga saham pasti naik-turun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menunjukkan pertumbuhan sekitar 15% per tahun (berdasarkan prinsip bunga majemuk, tanpa memperhitungkan dividen). Potensial kan?

Cari bantuan orang lain

Tak punya waktu? Tak paham investasi? Tak perlu risau. Untuk berkenalan dengan dunia investasi pasar modal, ada reksa dana. Apa itu? Bayangkan reksa dana sebagai seloyang pizza. Toppingnya ada berbagai jamur, sosis, paprika, dan keju. Reksa dana juga demikian, di dalamnya ada saham-saham unggulan dari berbagai perusahaan, obligasi, deposito dan sebagainya. Buat pelanggan yang tak punya banyak uang, pizza bisa dibeli per slice. Demikian juga dengan reksa dana. Investor membeli reksa dana secara eceran, yaitu dalam satuan unit.

Harga per unit ini akan terus naik-turun berdasarkan naik-turun harga saham-saham dan obligasi-obligasi di dalamnya. Manajer Investasi sebagai pengelola, akan memastikan bahwa hanya saham dan obligasi pilihan yang ada di dalam suatu produk reksa dana. Saat nilainya sudah meningkat sesuai ekspektasi, investor bisa mencairkan unitnya dan menikmati keuntungan investasinya. Untungnya berinvestasi di reksa dana adalah modal kecil (mulai Rp100.000,-) dan dikelola oleh Manajer Investasi berpengalaman.

Jamannya online

Nggak perlu macet dan antri. Sekarang, investasi di Reksa Dana Manulife bisa Anda lakukan saat sibuk di kantor, atau saat santai di rumah, melalui www.klikMAMI.com.

Untuk menjadi investor Reksa Dana Manulife melalui www.klikMAMI.com, kita cuma perlu memiliki KTP dan rekening bank atas nama sendiri. Proses pembelian unitnya pun mudah, melalui transfer ke Virtual Account Permata dari ATM dan internet banking >150 bank berlogo Bersama, Prima dan Alto. Pencairannya pun dapat dilakukan langsung dari www.klikMAMI.com.

Sekarang, saatnya kita bersantai, dan uang kita yang bekerja keras! (adv/adv)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork