Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Viral Wanita Ini Minta Ganti Rugi karena Diputusin Setelah Pacaran 10 Tahun

Rahmi Anjani - wolipop
Selasa, 11 Nov 2025 08:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

A depressed woman looking at her smartphone
Foto: Getty Images/mapo
Jakarta -

Curhatan seorang wanita yang baru putus menuai perdebatan. Bukan hanya karena kegalauan hatinya tapi juga penyesalan dan permintaan ganti rugi. Dalam tulisan kolom yang viral, ia mengaku telah berpacaran dengan seorang pria selama 10 tahun. Sayangnya hubungan tersebut berakhir tanpa mereka menikah dan memiliki anak.

Tulisan tersebut dimuat dalam kolom saran 'Moral Money' yang dipublikasi di The Telegraph. Wanita yang tidak menyebut nama itu mengeluhkan mantan pacar yang dianggap membuang waktu 'masa subur' selama mereka berhubungan tanpa kejelasan. Karenanya, ia menuntut pria itu membayar ganti atas kerugian di masa mendatang.

"Dia bilang, di usia 38 tahun, dia merasa masih punya satu dekade untuk menikmati gaya hidupnya dan menjalani kariernya dengan tekun, dan belum siap menikah dan punya anak. Padahal dia tahu itu adalah prioritasku jadi dia pergi (setelah 10 tahun berpacaran)," tulis wanita itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Dan aku di usia 34 tahun dengan telur-telurku bergetar, siap memasuki fase pernikahan dan menjadi orang tua, tetapi tiba-tiba aku lajang dan hancur secara emosional. Aku sedang memasuki fase duka yang mendalam karena aku merasa dia berutang banyak kepadaku dan aku ingin dia membayarnya," tulis wanita itu.

ADVERTISEMENT

Wanita itu lebih lanjut menjelaskan bahwa selama berpacaran dia telah mengorbankan karier untuk mendukung ambisi mantan pacar. Sebelumnya mereka sudah sepakat bahwa pria itu akan menjadi pencari nafkah utama jika mereka memiliki anak.

"Sekarang aku merasa kompromi ini membuat aku rentan dan aku mencari kompensasi. Tentunya dia seharusnya bertanggung jawab untuk membantuku mengurangi kerusakan pada rencana kami yang disebabkan oleh perubahan hatinya dan ingkar janji?"

Kolumnis "Moral Money", Sam Secomb, menjawab kegelisahan wanita tersebut. Ia bersimpati dengan situasi sang lajang tetapi menilai bahwa mustahil baginya mengajukan gugatan hukum untuk mendapatkan kompensasi.


Wanita itu pun disarankan untuk mengubah rasa sakitnya menjadi kekuatan daripada memikirkan penyesalan. "Penting untuk mengubah pola pikir kamu dari mencari kompensasi menjadi berinvestasi dalam ketahanan diri kamu sendiri. IVF dan pembekuan sel telur harganya mahal dan wajar jika kamu merasa dia harus berkontribusi karena pilihan hidup bersama mempengaruhi waktu kamu. Tetapi jika dia tidak mau, sistem hukum tidak bisa memaksanya," tulisnya.

Perbincangan tersebut tersebar di media sosial dan mendapat berbagai komentar. Tak sedikit yang menyoroti pentingnya untuk berkomunikasi mengenai keinginan dalam hubungan sejak awal.

"KAMU yang membuat pilihanmu sendiri, dan pilihan itu punya konsekuensi. Kamu yang memilih orang itu, jadi tidak ada yang berutang apa pun padamu atas keputusan yang kamu buat dengan bebas," "Ada yang pernah dengar aturan 2 tahun? Jika hubungan tidak berkembang dalam 2 tahun, maka kamu yang harus mengakhirinya. Semua hal punya tanggal kedaluwarsa," tulis netizen.

(ami/sra)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads