Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Kisah Atlet 4 Kali Jadi Olympian, Ortu Tetap Suruh Cari Pekerjaan 'Asli'

Rahmi Anjani - wolipop
Sabtu, 03 Agu 2024 21:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Lily Ann Zhang
Foto: Instagram Lily Ann Zhang
Jakarta -

Profesi atlet membutuhkan dedikasi dan kerja keras apalagi untuk bisa sampai skala Olimpiade. Namun pekerjaan itu masih dianggap tidak bisa menjamin masa depan, terutama untuk orang tua Asia. Pemain tenis meja Lily Ann Zhang bahkan pernah diminta untuk berhenti dan mencari pekerjaan asli meski dirinya sudah meraih banyak prestasi di bidangnya.

Lily Ann Zhang adalah adalah atlet tenis meja yang mewakili Amerika Serikat. Berkat kemampuan dan prestasinya, ia dijuluki sebagai 'Ratu Meja Tenis Amerika' selagi kini melaju ke babak 16 besar Olimpiade Paris 2024. Wanita yang sudah empat kali memenangkan kejuaraan itu dibesarkan oleh orang tua yang merupakan imigran dari China.

Dalam wawancara baru-baru ini, Lily mengungkap perjalanannya sampai ke titik sekarang. Dikatakan jika perjuangannya tidak selalu mendapat dukungan dari orang tua. Hingga saat ini, ayah dan ibunya bahkan masih mendorongnya untuk mempertimbangkan pekerjaan lain.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lily Ann ZhangLily Ann Zhang Foto: Instagram Lily Ann Zhang

"Kami selalu mencoba meyakinkan diri untuk berhenti bermain. Kami hanya ingin dia punya pekerjaan yang normal," katanya ibu, Linda Liu.

"Kami adalah orang tua China yang tradisional. Kami selalu ingin dia fokus pada sekolah. Aku selalu ingin dia mendapat pekerjaan dan jadi wanita biasa," tambah Linda.

ADVERTISEMENT

Lily mengaku mengerti pemikiran orang tuanya karena profesi atlet tidak memberikan stabilitas. Ayah dan ibunya sendiri bekerja di Silicon Valey yang menjadi rumah bagi banyak perusahaan teknologi.

Wanita itu awalnya belajar olahraga tenis meja justru karena dukungan dari orang tua yang ingin mewariskan sesuatu dari negara asal mereka. Kemudian menjadi lihai, peraih empat medali Olimpiade itu mulai ikut kejuaraan pada usia 16. Saat kalah, ia lalu disarankan untuk melanjutkan kuliah.

Saat itu, Lily mengikuti saran orang tua dan kuliah di University of California, Berkeley. Tapi ia merasa ada yang hilang dan memutuskan untuk kembali berlatih tenis meja. Ketika itu, orang tuanya bersikeras bahwa Lily sudah cukup dengan kompetisi tenis meja pada laga Olimpiade London sebelumnya.

Sempat berseteru tapi akhirnya orang tua Lily Ann Zhang mulai mendukung bahkan membantunya mempersiapkan Olimpiade Rio de Janeiro 2016 di mana ia melaju sampai babak ketiga. Kini Lily telah menamatkan kuliahnya di jurusan psikologi dan kembali ke Olimpiade selagi mendapat cukup banyak sponsor dan pendapatan.

Sayangnya itu tetap saja belum memuaskan sang ibu. "(Pekerjaan) atlet ping pong tidak stabil," kata wanita yang dulu juga seorang pemain tenis meja.

(ami/ami)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads