Pengaruhnya Masif, Influencer di China Kini Harus Punya Kualifikasi Khusus
Influencer kini dianggap sebagai profesi penting di China. Kehadiran para kreator konten dan selebgram ini bisa membawa pengaruh besar tidak hanya bagi follower tapi juga masyarakat secara umum.
Oleh karena itu untuk menjadi influencer di Negeri Tirai Bambu tidaklah mudah. Tidak cukup hanya dengan memiliki kemampuan fotografi mumpuni, berpenampilan menarik, jago public speaking atau sekadar suka dandan, makan, atau traveling.
Pemerintah China kini mengharuskan influencer untuk memiliki kualifikasi jika mereka ingin mendiskusikan topik-topik tertentu, secara live di platform media sosial. Topik yang dimaksud semisal tentang ranah hukum, obat-obatan dan keuangan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebijakan itu tertuang dalam buku pedoman baru yang dirilis Badan Administrasi Radio dan Televisi Nasional China, belum lama ini. Isinya menjelaskan bahwa host live-streaming harus mendapatkan 'kualifikasi yang relevan' terlebih dahulu tentang topik tertentu yang memerlukan 'profesionalisme tingkat tinggi'.
Selain tentang kesehatan, hukum dan keuangan, topik-topik yang dimaksud juga termasuk pendidikan. Namun tidak dijelaskan secara spesifik kualifikasi seperti apa yang dibutuhkan.
Ilustrasi influencer mukbang. Foto: iStock |
"Pengisi acara live-streaming memegang tanggung jawab yang besar dan memainkan peran penting dalam menyebarkan pengetahuan ilmiah dan budaya, memperkaya kehidupan spiritual maupun budaya, dan meningkatkan perkembangan ekonomi serta sosial," demikian pernyataan pemerintah dalam pemberitahuan tertulis, seperti dilansir Insider.
Oleh karena itu influencer juga harus bisa membangun ruang internet yang positif, sehat, teratur dan harmonis. Dalam panduan itu disebutkan juga 31 hal yang tidak boleh dilakukan saat siaran langsung seperti mempromosikan judi, kekerasan atau penggunaan obat-obatan terlarang.
Influencer juga dilarang menayangkan konten yang dianggap bisa melemahkan, menyimpangkan maupun menyangkal kepemimpinan Partai Komunis China dan sistem sosialis. Selain itu mencontohkan sesuatu yang berlebihan pun tidak diperbolehkan.
Sebagai contoh menayangkan siaran makan-makan dalam porsi sangat besar yang juga dikenal dengan tren mukbang. Hal itu dianggap dapat memicu orang untuk membuang-buang makanan dan makan berlebihan yang dapat menyebabkan obesitas.
Panduan ini diterbitkan seiring dengan semakin meningkatnya industri live-streaming di internet. Nilai pasar live-streaming di China diperkirakan mencapai 1 triliun yuan pada 2020 saja.
Banyak pula pengisi acara siaran langsung yang menjadi sangat terkenal dan berhasil menjaring jutaan follower loyal. Menurut pemerintah China, pengaruh mereka sudah menjadi sangat berlebihan, sehingga informasi maupun konten apapun yang mereka sajikan harus benar-benar kredibel.
(hst/hst)
Home & Living
Ravelle Airy Premium Air Purifier HEPA13 + Aromatherapy: Udara Bersih, Mood Tenang, Hidup Lebih Nyaman
Health & Beauty
Wajib Punya! Rekomendasi 3 Sheet Mask Andalan Kulit Lebih Tenang, Lembap, dan Bebas Stress
Fashion
3 Rekomendasi Dompet Kartu Stylish & Fungsional yang Wajib Kamu Punya!
Fashion
3 Padel Bag Stylish & Fungsional yang Bikin Kamu Makin Siap Turun ke Lapangan!
Kisah Bos Chagee, Baru Bisa Baca di Usia 18 Kini Sukses Jual Minuman Teh Viral
Tiket Segera Habis! Mulai Langkah Pertama Bangun Bisnis Party Planner Sekarang
Viral Kasus Pencurian 'Choco Pie' dari Kulkas Kantor, Dibawa ke Pengadilan
Kerjaan Mulai Berantakan? Ini Cara Underrated Biar Nggak Chaos
6 Zodiak yang Lebih Cocok Bekerja di Balik Layar, Nggak Suka Jadi Pusat Atensi
Foto: Gaya Bisnis Jennifer Lopez, Tetap Seksi dengan Blazer Tanpa Bra
8 Foto Alyssa Daguise-Al Ghazali Baby Moon di Thailand, Bumil Tampil Stylish
Foto: Pesona Winter aespa yang Digosipkan Pacaran dengan Jungkook BTS
Studi Ungkap Kencan Online Bikin Wanita Tergoda Operasi Plastik, Ini Alasannya












































