Najelaa Shihab Ungkap Tantangan Jadi Ibu Zaman Now
Gresnia Arela Febriani - wolipop
Minggu, 22 Des 2019 18:01 WIB
Jakarta
-
Najelaa Shihab dikenal sebagai sosok yang begitu peduli pada pendidikan di Indonesia. Selain mendirikan Sekolah Cikal, Najeela juga telah membuat berbagai platform agar pendidikan bisa diakses anak-anak di manapun dan kapanpun.
Pendidikan sendiri menurut Najelaa tak lepas dari peran seorang ibu. Menurutnya dengan segala perkembangan teknologi yang ada, ibu di zaman sekarang harus terus belajar.
"Belajar dalam arti untuk mencintai dengan lebih baik. Jadi pendidikan untuk anak itu dan pengasuhan sesungguhnya bukan satu resep yang bisa diimplementasikan oleh semua orang. Karena akan sangat tergantung kepada kebutuhan dan kesiapan anak, kondisi keluarga masing-masing," kata wanita kelahiran Surakarta, 11 September 1976 itu saat berbincang dengan Wolipop untuk liputan khusus Hari Ibu, Minggu (22/12/2019).
Najelaa pun menceritakan caranya menerapkan pendidikan kepada ketiga anaknya yaitu Fathi Ahmad Assegaf, Nishrin Assegaf dan Nihlah Assegaf. Pastinya dia terus belajar untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dia juga berusaha responsif dalam hal memfasilitasi kebutuhan ketiganya, sesuai tahapan perkembangan usia mereka.
Sebagai seorang ibu, penggagas platform Semua Murid Semua Guru itu juga terus belajar untuk mengelola emosinya.
"Selalu menerima tanpa drama, mengelola emosi sebagai orangtua itu kayaknya tantangan semua ibu dan ayah. Dan saya berusaha untuk mengenali emosi-emosi yang negatif, yang biasanya muncul dan mengendalikannya sehingga selalu ingat bahwa kita harus bereaksi terhadap anak bukan terhadap emosi kita sendiri," jelasnya.
Saat ditanya lebih lanjut Najelaa sendiri ibu yang seperti apa bagi ketiga anak-anaknya, kakak Najwa Shihab itu memberikan jawaban dengan disertai tawa ramahnya.
"Saya ibu yang tidak sempurna itu pasti. Ibu yang selalu belajar sih. Tapi anak saya tiga-tiganya yang usianya terpaut empat tahun masing-masing. Jadi ada di tahap perkembangan yang berbeda dan selama tetap ada komunikasi yang efektif bisa saling terbuka, dan saya sering banget nanya what can i do better as a mom to love you? Dan selama kita bisa mencintai apa adanya, yakin sama komitmen dalam keluarga maka ya mudah-mudahan sebagai ibu walaupun tidak sempurna ya lumayan hahaha," ungkapnya panjang lebar.
Merasa diriny bukanlah ibu yang sempurna, Najelaa pun terus belajar. Menurutnya, dia dan para ibu zaman now perlu ibu di Indonesia perlu memahami perbedaan pola asuh zaman dulu dan zaman sekarang.
"Jadi orangtua yang terus belajar karena tantangan pengasuhan itu berbeda sekali dengan apa yang kita alami pada saat kita masih menjadi anak. Sekian puluh tahun yang lalu kecerdasan yang perlu ditanamkan untuk anak-anak kita, hubungan yang perlu kita ciptakan dalam keluarga, pola disiplin yang harus kita terapkan itu beda sekali dengan kebutuhan anak-anak kita sekarang. Jadi ibu tuntutannya itu untuk terus belajar," kata wanita yang meraih gelar S-1 dan S-2 dari jurusan psikologi Universitas Indonesia itu.
Wanita yang merupakan putri sulung dari M. Quraish Shihab itu mengharapkan para ibu di Indonesia bisa merefleksikan yang ada di masa lalu dengan masa sekarang. Pahami apa yang bisa dipelajari dari orangtua kita terdahulu.
"Tapi di sisi lain mana pola pengasuhan di masa lalu yang sudah tidak relevan dan perlu kita putuskan lingkarannya. Kita perlu mencoba cara-cara pengasuhan yang baru dalam peran kita sebagai ibu. Tetapi juga jangan lupa ibu itu selalu multi peran kita juga istri buat pasangan kita, kita juga merupakan anak dari kedua orangtua kita," pungkas Najelaa. (gaf/eny)
Pendidikan sendiri menurut Najelaa tak lepas dari peran seorang ibu. Menurutnya dengan segala perkembangan teknologi yang ada, ibu di zaman sekarang harus terus belajar.
Baca juga: Kisah Najelaa Shihab, Sang Ibu Pendidikan |
"Belajar dalam arti untuk mencintai dengan lebih baik. Jadi pendidikan untuk anak itu dan pengasuhan sesungguhnya bukan satu resep yang bisa diimplementasikan oleh semua orang. Karena akan sangat tergantung kepada kebutuhan dan kesiapan anak, kondisi keluarga masing-masing," kata wanita kelahiran Surakarta, 11 September 1976 itu saat berbincang dengan Wolipop untuk liputan khusus Hari Ibu, Minggu (22/12/2019).
Najelaa Shihab Foto: dok. Instagram @najelaashihab |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagai seorang ibu, penggagas platform Semua Murid Semua Guru itu juga terus belajar untuk mengelola emosinya.
"Selalu menerima tanpa drama, mengelola emosi sebagai orangtua itu kayaknya tantangan semua ibu dan ayah. Dan saya berusaha untuk mengenali emosi-emosi yang negatif, yang biasanya muncul dan mengendalikannya sehingga selalu ingat bahwa kita harus bereaksi terhadap anak bukan terhadap emosi kita sendiri," jelasnya.
Saat ditanya lebih lanjut Najelaa sendiri ibu yang seperti apa bagi ketiga anak-anaknya, kakak Najwa Shihab itu memberikan jawaban dengan disertai tawa ramahnya.
"Saya ibu yang tidak sempurna itu pasti. Ibu yang selalu belajar sih. Tapi anak saya tiga-tiganya yang usianya terpaut empat tahun masing-masing. Jadi ada di tahap perkembangan yang berbeda dan selama tetap ada komunikasi yang efektif bisa saling terbuka, dan saya sering banget nanya what can i do better as a mom to love you? Dan selama kita bisa mencintai apa adanya, yakin sama komitmen dalam keluarga maka ya mudah-mudahan sebagai ibu walaupun tidak sempurna ya lumayan hahaha," ungkapnya panjang lebar.
Merasa diriny bukanlah ibu yang sempurna, Najelaa pun terus belajar. Menurutnya, dia dan para ibu zaman now perlu ibu di Indonesia perlu memahami perbedaan pola asuh zaman dulu dan zaman sekarang.
"Jadi orangtua yang terus belajar karena tantangan pengasuhan itu berbeda sekali dengan apa yang kita alami pada saat kita masih menjadi anak. Sekian puluh tahun yang lalu kecerdasan yang perlu ditanamkan untuk anak-anak kita, hubungan yang perlu kita ciptakan dalam keluarga, pola disiplin yang harus kita terapkan itu beda sekali dengan kebutuhan anak-anak kita sekarang. Jadi ibu tuntutannya itu untuk terus belajar," kata wanita yang meraih gelar S-1 dan S-2 dari jurusan psikologi Universitas Indonesia itu.
Wanita yang merupakan putri sulung dari M. Quraish Shihab itu mengharapkan para ibu di Indonesia bisa merefleksikan yang ada di masa lalu dengan masa sekarang. Pahami apa yang bisa dipelajari dari orangtua kita terdahulu.
"Tapi di sisi lain mana pola pengasuhan di masa lalu yang sudah tidak relevan dan perlu kita putuskan lingkarannya. Kita perlu mencoba cara-cara pengasuhan yang baru dalam peran kita sebagai ibu. Tetapi juga jangan lupa ibu itu selalu multi peran kita juga istri buat pasangan kita, kita juga merupakan anak dari kedua orangtua kita," pungkas Najelaa. (gaf/eny)
Fashion
Anti Gerah dan Bau! 3 Jaket Sport ini Bisa Jadi Pilihan untuk Temani Aktivitasmu
Hobbies & Activities
Penggemar Gitar Akustik Perlu Coba! Donner DAG-1CE Bisa Jadi Gitar Andalanmu
Health & Beauty
Dilema Pilih Sunscreen untuk Kulit Sensitif? 2 Sunscreen Ini Bisa Jadi Pilihanmu
Hobbies & Activities
iReborn Treadmill Elektrik Paris: Biar Olahraga Jadi Lebih Praktis, Nyaman, dan Konsisten
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Karyawan Gugat Perusahaan Setelah Dipecat karena Masuk Kantor Terlalu Pagi
Kisah Hidup Zhang Xin, dari Buruh Pabrik Jadi Wanita Terkaya Dunia
Kisah Bos Chagee, Baru Bisa Baca di Usia 18 Kini Sukses Jual Minuman Teh Viral
Tiket Segera Habis! Mulai Langkah Pertama Bangun Bisnis Party Planner Sekarang
Viral Kasus Pencurian 'Choco Pie' dari Kulkas Kantor, Dibawa ke Pengadilan
Most Popular
1
Kaleidoskop 2025
7 Skincare Korea Terbaik di 2025 Menurut Dermatolog
2
Adu Gaya Artis Wanita di Asia Artist Awards 2025, IU Borong Enam Piala
3
Alasan Kim Go Eun Pangkas Rambut Nyaris Plontos untuk The Price of Confession
4
Viral WO di Jaktim Ini Diduga Menipu Pengantin, Digeruduk Ratusan Korban
5
Potret Pernikahan Selebgram Amanda Zahra yang Trending, Jadi Pengantin Sunda
MOST COMMENTED












































