Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

6 Kandidat Menteri Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak, Pilih Siapa?

Eny Kartikawati - wolipop
Sabtu, 21 Sep 2019 08:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Dok. Detikcom
Jakarta - Enam nama wanita telah muncul sebagai kandidat Menteri Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak. Kontribusi Detikers ditunggu untuk menentukan sosok yang paling tepat dalam hal pemberdayaan wanita dan perlindungan anak.

Salurkan aspirasi Anda untuk menentukan nama yang paling tepat mengemban jabatan Menteri PPPA lewat polling 'Bantu Jokowi Cari Menteri'. Polling berlangsung pada 10-30 September 2019.

Enam nama ini bakal disaring menjadi tiga nama yang paling banyak direkomendasikan oleh Detikers, plus satu nama inkumben. Empat nama itu bakal diserahkan ke Jokowi untuk dipilih sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak periode 2019-2024.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Silakan klik tautan Jokowi Cari Menteri, cari bagian Calon Menteri Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak (non-incumbent) lalu pilih satu dari enam nama calon yang menurut Detikers paling cocok. Tanda centang akan muncul, klik 'simpan'.

Siapa saja enam nama kandidat yang bisa menjadi pilihan Detikers?

Yenny Wahid

Foto: Usman Hadi/detikcom

Yenny Wahid dikenal sebagai putri dari presiden ke-4 Indonesia, Gus Dur atau Abdurrahman Wahid. Wanita dengan nama asli Zannuba Ariffah Chafsoh itu adalah pendiri Wahid Foundation. Yenny yang merupakan lulusan Universitas Harvard Kennedy School of Goverment itu pernah menjadi wartawan di The Sydney Morning Herald dan The Age. Pada 2016, ia diangkat sebagai anggota staf khusus Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono untuk bidang komunikasi politik. Selama kariernya, Yenny juga dikenal aktif dengan kampanye pemberdayaan perempuan. Dia pun mendapatkan penghargaan Rising Women Empowerment Award 2019 dari KBRI Singapura dan Her Times Magazine.

Najwa Shihab

Foto: detikcom

Najwa Shihab meraih popularitasnya saat menjadi pembawa acara berita di Metro TV melalui acaranya Mata Najwa. Wanita kelahiran 16 September 1977 itu sudah berkarier sebagai wartawan selama 14 tahun. Keluar dari Metro TV, Najwa mendirikan Narasi TV. Putri dari Quraish Shihab itu dikenal memiliki kepedulian pada pendidikan. Najwa pernah didaulat sebagai Duta Baca Nasional oleh Perpustakaan Nasional. Najwa juga aktif mengkampanyekan pemberdayaan perempuan khususnya mengenai rendahnya gaji wanita dibandingkan pria dan sedikitnya jumlah pemimpin wanita.

GKR Hemas

Foto: Edzan Raharjo/detikcom

GKR Hemas merupakan permaisuri Kasultanan Yogyakarta. Istri dari Sri Sultan Hamengkubuwana X itu menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah RI sejak 2004. Wanita 66 tahun itu juga pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat masa jabatan 1997-1999 dari Fraksi Utusan Golongan. Dia pun pernah mencicipi karier sebagai Pemimpin Redaksi Majalah Kartini. GKR Hemas diketahui memberi perhatian serius terhadap isu-isu perempuan. Salah satu isu yang pernah digaungkannya adalah kurangnya perhatian pemerintah pada perempuan.

Niluh Djelantik

Foto: Istimewa

Sosok Niluh Djelantik dikenal sebagai desainer sepatu. Sudah mengekspor produknya ke lebih dari 20 negara, sepatu-sepatu karya Niluh Djelantik juga pernah dipakai sederet selebriti di antaranya sepatu-Gissele Bundchen, Paris Hilton, Cameron Diaz, hingga Julia Roberts. Setelah sukses menjadi desainer, pada 2019 ini, Niluh memutuskan terjun ke dunia politik. Dia bergabung bersama partai Nasdem untuk menjadi anggota DPR RI.

Airin Rachmi Diany

Foto: Ari Saputra/Detikcom

Airin Rachmi Diany dikenal sebagai Wali Kota Tangerang Selatan. Dia menduduki jabatan tersebut sejak 2011. Alumni Fakultas Hukum Universitas Parahyangan, Bandung itu pernah menjadi juara sejumlah ajang kecantikan di antaranya juara Mojang Parahyangan Bandung 1995 dan Mojang Provinsi Jawa Barat 1995. Saat mengikuti pemilihan Puteri Indonesia 1996, Airin meraih gelar Puteri Indonesia Favorit dan Puteri Indonesia Pariwisata. Pada awal September ini, Airin meraih gelar Tokoh Pemberdayaan Perempuan (Women Emprovement Figures) dari Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT). Dia juga pernah memenangkan penghargaan Indonesia Women Leaders 2018 kategori Most Powerful in Politics dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA).

Grace Natalie

Foto: Muhammad Ridho/Detikcom

Grace Natalie lahir di Jakarta, 4 Juli 1982. Sebelum terjun ke dunia politik sebagai Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace lebih dulu dikenal sebagai presenter berita. Memulai karier di SCTV, dia kemudian pindah ke ANTV dan TVOne. Grace juga pernah menjadi CEO dari Saiful Mujani Research and Consulting, yakni sebuah lembaga riset dan konsultasi yang berakar pada survei opini publik di Indonesia.


(eny/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads