Hebat, Mahasiswi Kedokteran Raih IPK 4.0 Selagi 6 Kali Jalani Operasi Otak
Rahmi Anjani - wolipop
Rabu, 29 Mei 2019 17:16 WIB
Jakarta
-
Meski tak menjalaninya, semua orang pasti tahu jika kuliah kedokteran bukan sesuatu yang mudah. Selain kepintaran tentu ketahanan mental dan fisik juga dibutuhkan. Terkadang sakit ringan atau kelelahan saja bisa mengganggu studi para mahasiswa. Bagaimana jika harus sambil menjalani enam kali operasi otak? Beruntung, seorang wanita bernama Claudia Martinez dapat melewatinya.
Tak banyak mahasiswa kedokteran yang harus bergelut dengan buku sekaligus operasi besar di saat yang bersamaan. Karenanya, ketahanan Claudia adalah sesuatu yang tidak biasa. Mahasiswa University of Houston itu didiagnosa kondisi langka bernama malformasi Chiari. Hal tersebut menyebabkan jaringan otaknya longgar ke kanal tulang belakang dan bisa menyebabkan kelumpuhan.
Penyakit tersebut disadari Claudia ketika ia mengalami sakit kepala parah hingga kerap pingsan. Beberapa hari setelah dianalisa, wanita 28 tahun tersebut pun langsung dioperasi. "Ketika aku didiagnosa, aku dikirim ke bedah saraf. Dia mengatakan padaku bahwa aku harus operasi otak secepat mungkin. Aku bisa lumpuh dari leher ke bawah. Dan dalam seminggu, aku menjalani operasi pertama," ungkapnya kepada Mayo Clinic.
Sayangnya Claudia tak hanya butuh satu kali operasi melainkan enam. Wanita asal AS itu pun awalnya beranggapan jika setelah operasi semuanya akan baik-baik saja. Namun Claudia harus mengalami beberapa efek samping yang kurang menyenangkan. Di tahun pertamanya kuliah, Claudia sempat mengalami kejang dan harus dilakukan operasi otak. Ia pun harus belajar berjalan dan menggerakkan tubuhnya ketika terkena stroke di tahun ketiganya.
"Perjalananku panjang dan beberapa kali terasa tidak mungkin, tapi apa yang membuatku terus berjalan adalah calon-calon pasienku. Aku belajar bahwa kita tidak membutuhkan penyembuhan. Kita ingin inklusi, kita butuh kesabaran, kita butuh aksesibilitas dan kita butuh individu yang ingin bekerja dengan kita untuk memberikan akomodasi yang masuk akal, secara hukum, kita diberi kewenangan," kata Claudia.
Meski mengalami sejumlah tantangan, Claudia berhasil tetap fokus pada studinya dan lulus dari lulusan kedokteran dengan IPK 4,0. Ia pun berhasil diterima di rumah sakit di mana ia dioperasi untuk pendidikan jenjang berikutnya. Claudia dikatakan akan lulus tahun depan namun sudah banyak melakukan kontribusi dengan mementori mahasiswa dan jadi voluntir untuk orang-orang berkebutuhan khusus. (ami/hst)
Tak banyak mahasiswa kedokteran yang harus bergelut dengan buku sekaligus operasi besar di saat yang bersamaan. Karenanya, ketahanan Claudia adalah sesuatu yang tidak biasa. Mahasiswa University of Houston itu didiagnosa kondisi langka bernama malformasi Chiari. Hal tersebut menyebabkan jaringan otaknya longgar ke kanal tulang belakang dan bisa menyebabkan kelumpuhan.
Penyakit tersebut disadari Claudia ketika ia mengalami sakit kepala parah hingga kerap pingsan. Beberapa hari setelah dianalisa, wanita 28 tahun tersebut pun langsung dioperasi. "Ketika aku didiagnosa, aku dikirim ke bedah saraf. Dia mengatakan padaku bahwa aku harus operasi otak secepat mungkin. Aku bisa lumpuh dari leher ke bawah. Dan dalam seminggu, aku menjalani operasi pertama," ungkapnya kepada Mayo Clinic.
Foto: Instagram @claudiaimartinez |
Sayangnya Claudia tak hanya butuh satu kali operasi melainkan enam. Wanita asal AS itu pun awalnya beranggapan jika setelah operasi semuanya akan baik-baik saja. Namun Claudia harus mengalami beberapa efek samping yang kurang menyenangkan. Di tahun pertamanya kuliah, Claudia sempat mengalami kejang dan harus dilakukan operasi otak. Ia pun harus belajar berjalan dan menggerakkan tubuhnya ketika terkena stroke di tahun ketiganya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Perjalananku panjang dan beberapa kali terasa tidak mungkin, tapi apa yang membuatku terus berjalan adalah calon-calon pasienku. Aku belajar bahwa kita tidak membutuhkan penyembuhan. Kita ingin inklusi, kita butuh kesabaran, kita butuh aksesibilitas dan kita butuh individu yang ingin bekerja dengan kita untuk memberikan akomodasi yang masuk akal, secara hukum, kita diberi kewenangan," kata Claudia.
Meski mengalami sejumlah tantangan, Claudia berhasil tetap fokus pada studinya dan lulus dari lulusan kedokteran dengan IPK 4,0. Ia pun berhasil diterima di rumah sakit di mana ia dioperasi untuk pendidikan jenjang berikutnya. Claudia dikatakan akan lulus tahun depan namun sudah banyak melakukan kontribusi dengan mementori mahasiswa dan jadi voluntir untuk orang-orang berkebutuhan khusus. (ami/hst)
Elektronik & Gadget
Bikin Sejuk Dimanapun Kamu! Intip 3 Rekomendasi Kipas Mini Portable Di Bawah 200 Ribu
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
Vivo iQOO 15: Flagship Baru Super Kencang dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 & Layar 144Hz
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Viral Verificator
Tepis Gengsi, Kisah Viral Gen Z Jadi Tukang Pijat Panggilan Halal di Bandung
Viral Penampilan Bodyguard Tercantik, Berlatih Bela Diri di Kuil Shaolin
Cara Underrated Biar Kerjaan Gak Chaos di Akhir Tahun, Cek di Sini!
Most Pop: Trik Pegawai Curangi Absensi Pakai Foto Wajah, Padahal Bolos Kerja
Kisah Idol KPop Jadi Supir Taksi, Tak Sangka Gajinya Bisa Sampai Puluhan Juta
Most Popular
1
Viral Sound Ayu Ting Ting Ya Allah Lindungi Bilqis, Ini Kisah di Baliknya
2
8 Pasangan Drakor 2025 Paling Bikin Baper, Ada Jang Ki Yong-Ahn Eun Jin
3
Boneka Fenomenal Labubu Gelar Pameran, Ratusan The Monsters Bikin Fans Gemas
4
Putus dari Cucu Paul McCartney, Putri Bill Gates 'Resmi' Kenalkan Pacar Baru
5
Yoo Ah In Banjir Job Meski Tuai Cancel Culture, Ini Kata Sutradara Exhuma
MOST COMMENTED












































Foto: Instagram @claudiaimartinez