Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Profesi Asisten Pribadi

Bekerja 24 Jam Sehari, Ini Tantangan Jadi Asisten Pribadi

Intan Kemala Sari - wolipop
Jumat, 26 Agu 2016 11:33 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Thinkstock
Jakarta - Menjalani profesi sebagai personal assistant (PA) atau asisten pribadi untuk seorang direktur atau pengusaha tidak selalu berjalan mulus seperti apa yang dilihat orang. Meskipun jam kerja mereka lebih fleksibel dan tidak harus berada di kantor setiap hari, namun rupanya ada tantangan berat yang dialami oleh seorang asisten pribadi.

Salah seorang wanita yang bekerja sebagai asisten pribadi, Ervia, bercerita kepada Wolipop bahwa ia sulit beradaptasi dengan profesinya. Saat awal-awal bekerja, ia merasa kaget karena pekerjaan asisten pribadi yang ternyata mengharuskan dirinya untuk selalu siap siaga menerima pekerjaan dari atasannya sewaktu-waktu.

"Awal jadi PA aku banyak shock, karena kerjanya 24 jam 7 hari seminggu, bahkan dalam kondisi tidur pun handphone harus standby. Kadang weekend harus kerja, pulangnya pagi, kadang nggak pulang ke rumah. Dan jadi PA juga nggak cuma ngurusin keperluan pribadi bosku aja, tapi pasangannya dan keluarganya juga," beber Ervia saat berbincang dengan Wolipop di The Promenade, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tantangan lain yang dirasakannya adalah bagaimana dirinya bisa membagi waktu untuk kehidupan pribadi dan pekerjaannya. Wanita yang sudah 14 tahun menjadi asisten pribadi ini terkadang merasakan 'perang' batin dan sulit menentukan prioritas antara urusan atasannya dan keluarganya. Saat itu ia sudah berjanji akan berkumpul dengan keluarganya, namun tiba-tiba ada atasannya membutuhkan bantuannya.

"Di situ aku perang batin, ada acara keluarga tapi di saat yang sama bos masuk rumah sakit jadi aku harus handle urusannya juga. Akhirnya aku kasih pengertian ke keluarga, selesaikan kerjaan dulu habis ikut ke acara keluarga, mau nggak mau harus seperti itu karena aku nggak ada pilihan," kata wanita yang sejak 2002 menjadi PA itu.

Selain harus berhadapan dengan prioritas utama dan jam kerja yang tidak kenal waktu, kesulitan lain dirasakan Via karena ia bekerja dengan atasan pria sehingga sangat mungkin membuat pasangannya cemburu. Ia merasa ruang geraknya sebagai seorang PA menjadi sulit karena sang pasangan merasa dirinya terlalu ikut campur dalam urusan pribadi atasannya.

"Padahal kami kerja secara profesional. Akupun sama bos juga nggak terlalu intim, masih ada batasannya. Itu kadang yang bikin aku susah kerja kalau pasangannya terlalu jealous," lanjutnya lagi.

Namun menurutnya, tantangan utama yang sangat berperan penting dalam profesinya sebagai PA adalah memenuhi semua permintaan yang diminta oleh sang atasan karena di sanalah kemampuannya diuji. Via mengaku ia hampir sebisa mungkin mengerjakan pekerjaan yang diberikannya. Bahkan terkadang timbul rasa kecewa jika tugas tersebut gagal atau tidak selesai sesuai harapannya.

"Kadang aku suka menyesal kalau nggak bisa selesaikan kerjaan yang diminta bos atau hasilnya kurang memuaskan menurutku. Seperti, 'duh masa gini aja nggak bisa sih?', padahal bosku sendiri nggak masalah kalau aku nggak selesai kerjanya. Tapi kan sebagai PA aku punya tanggung jawab dengan tugas-tugas itu," kata Via.

Dilansir dari Daily Mail, seorang wanita bernama Rebecca White bercerita bahwa ia pernah menjadi asisten pribadi untuk supermodel Naomi Campbell selama lima tahun. Tantangan terbesar yang dialaminya adalah memastikan semua pekerjaan diselesaikan sesuai dengan keinginan Naomi.

"Setiap bepergian dan menginap di hotel dengannya, aku harus sampai duluan untuk merapikan barang-barangnya. Menyetrika pakaianya dan aku harus menaruh 25 buah lilin aromaterapi di seluruh ruangan," ungkap Rebecca yang juga pernah menjadi asisten pribadi Claire Danes ini.

Wanita asal Florida itu melanjutkan, tantangan terbesar yang justru dihadapinya adalah menjadi sahabat karib dari para selebriti. Karena bagaimanapun, ia adalah seorang karyawan yang diharuskan untuk mengerjakan seluruh urusan pribadi selebriti, namun perlahan jalinan pertemanan tumbuh dengan sendirinya seolah tidak ada garis batasan yang jelas antara seorang karyawan dan seorang teman.

"Ada tingkatan berbeda dalam profesi asisten pribadi. Ada yang kerjanya mengatur jadwal dan membalas email atasannya, tapi kerjaanku justru menjadi teman baik selebriti karena mengikuti kemanapun dia pergi dan melakukan semua yang dimintanya. Itu menyedihkan tapi benar adanya," pungkasnya. (itn/itn)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads