Tantangan yang Dihadapi Wanita Indonesia Saat Bekerja Sebagai Ilmuwan
Intan Kemala Sari - wolipop
Rabu, 16 Mar 2016 14:35 WIB
Jakarta
-
Setiap profesi yang dijalani tentu saja memiliki tantangan tersendiri, terutama bagi seorang ilmuwan wanita. Karena biasanya ilmuwan adalah pekerjaan yang sering dilakoni oleh pria. Menurut data pemerintah, di Indonesia sendiri hanya ada sekitar 26 ribu ilmuwan wanita. Lantas apa tantangan yang dihadapi para wanita yang ahli di bidang sains itu saat menjalani pekerjaannya?
Prof. Herawati Sudoyo MD, Ph.D memaparkan, tantangan yang dihadapi para ilmuwan wanita kini tidak lagi berasal dari keluarga. Tantangan tersebut datang dari lingkungan sosial. Banyak orang yang memiliki stereotipe bahwa kodrat wanita adalah mendampingi suami dan anak-anak. Ketika ia ingin meningkatkan karier, ia harus bisa menyesuaikan dengan perannya sebagai istri dan ibu.
"Berbeda dari dulu, sekarang justru tantangannya dari lingkungan sosial. Berkarier sampai posisi tinggi seperti sebuah beban untuk ilmuwan wanita, tidak hanya di Indonesia saja tetapi juga di dunia internasional," ujar Prof. Hera pada acara Loreal Science Projects di Gedung D, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat (16/3/2016).
Tantangan lain yang dihadapi ilmuwan wanita lainnya adalah saat mereka menikah dan memiliki anak, mau tidak mau ia harus melambatkan jalannya untuk meniti karier. Dalam dunia sains, kelambatan fase itu menentukan posisinya sebagai seorag ilmuwan karena dunia sains adalah bidang yang perkembangan ilmunya relatif cepat.
Ditambahkan oleh Sastia Prama Putri, ilmuwan wanita yang pernah meneliti mutu kopi luwak dan produk pangan lainnya mengatakan, selain menjadi seorang peneliti wanita, tantangan yang dihadapinya adalah harus bisa menyeimbangkan waktu antara keluarga dan penelitian. Menurutnya, sulit sekali untuk bisa menjadi yang terdepan dalam bidang sains jika tidak ada dukungan dari suami dan keluarga.
Dulu sebelum dirinya menikah, hari-harinya dihabiskan di dalam laboratorium untuk meneliti pertumbuhan mikroba. Bahkan dirinya tak jarang menginap di laboratorium. Tetapi kini sebagai seorang istri dan ibu, ia sebisa mungkin menyesuaikan diri antara pekerjaan dan keluarganya.
"Kalau dulu saya menginap di lab, tapi sekarang kerjanya dari jam 9 pagi sampai jam 6 malam karena bagi waktu untuk keluarga. Yang penting tetap punya minat terhadap pekerjaan dan komitmen yang tinggi pada dunia sains agar hasilnya bermanfaat untuk orang banyak," tutupnya. (itn/itn)
Prof. Herawati Sudoyo MD, Ph.D memaparkan, tantangan yang dihadapi para ilmuwan wanita kini tidak lagi berasal dari keluarga. Tantangan tersebut datang dari lingkungan sosial. Banyak orang yang memiliki stereotipe bahwa kodrat wanita adalah mendampingi suami dan anak-anak. Ketika ia ingin meningkatkan karier, ia harus bisa menyesuaikan dengan perannya sebagai istri dan ibu.
"Berbeda dari dulu, sekarang justru tantangannya dari lingkungan sosial. Berkarier sampai posisi tinggi seperti sebuah beban untuk ilmuwan wanita, tidak hanya di Indonesia saja tetapi juga di dunia internasional," ujar Prof. Hera pada acara Loreal Science Projects di Gedung D, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat (16/3/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ditambahkan oleh Sastia Prama Putri, ilmuwan wanita yang pernah meneliti mutu kopi luwak dan produk pangan lainnya mengatakan, selain menjadi seorang peneliti wanita, tantangan yang dihadapinya adalah harus bisa menyeimbangkan waktu antara keluarga dan penelitian. Menurutnya, sulit sekali untuk bisa menjadi yang terdepan dalam bidang sains jika tidak ada dukungan dari suami dan keluarga.
Dulu sebelum dirinya menikah, hari-harinya dihabiskan di dalam laboratorium untuk meneliti pertumbuhan mikroba. Bahkan dirinya tak jarang menginap di laboratorium. Tetapi kini sebagai seorang istri dan ibu, ia sebisa mungkin menyesuaikan diri antara pekerjaan dan keluarganya.
"Kalau dulu saya menginap di lab, tapi sekarang kerjanya dari jam 9 pagi sampai jam 6 malam karena bagi waktu untuk keluarga. Yang penting tetap punya minat terhadap pekerjaan dan komitmen yang tinggi pada dunia sains agar hasilnya bermanfaat untuk orang banyak," tutupnya. (itn/itn)
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Home & Living
Tidak Perlu Repot Bawa Setrika Besar! Setrika Ini Harus Kamu Bawa saat Traveling
Health & Beauty
Bulu Mata Lentik Instan Tanpa Ribet! Cek 3 Produk Ini, Praktis untuk Pemula
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
7 Keuntungan Menjadi Perawat Home Care Dibanding Perawat Rumah Sakit
Mengenal Manfaat Lanyard Id Card dan Rekomendasi Tempat Memesannya
Motivasi Kerja Mulai Pudar? Bangkitkan Lagi dengan 5 Langkah Ini
Mooryati Soedibyo, Pionir Jamu dan Kosmetik Tradisional di Indonesia
Petinju Wanita Nangis Setelah Dipukul 278 Kali, Netizen Salut Semangatnya
Most Popular
1
7 Rekomendasi Moisturizer Water Based, Cocok untuk Semua Jenis Kulit
2
Miley Cyrus Ngaku Fobia Kertas, Sampai Ingin Muntah
3
Foto: Cantiknya Rinanda Aprillya, Puteri Indonesia Runner-Up 2 Miss Charm 2025
4
Ramalan Zodiak 14 Desember: Cancer Harus Mengalah, Leo Jangan Merusak Suasana
5
TikTok Viral Verificator
Pernikahan Viral, Pengantin Nekat Memanjat Air Terjun Pakai Baju Adat
MOST COMMENTED











































