Lasmi, Penjual Jamu Gendong yang Sukses Tularkan Ilmu Hingga ke Singapura
wolipop
Jumat, 06 Mar 2015 12:08 WIB
Jakarta
-
Di era modern seperti sekarang ini tentu sudah jarang Anda melihat wanita berjualan jamu gendong. Beberapa produsen sudah mengemasnya secara modern dalam satu paket. Meskipun demikian bukan berarti penjual jamu gendong sudah tidak laris di pasaran. Hal itu dibuktikan oleh wanita asal Sukaharjo, Lasmi.
Setelah berjuang selama lebih dari sepuluh tahun, Lasmi kini sukses menjadi pengusaha jamu di Jakarta. "Alhamdullilah di Jakarta peminat jamu tradisional cukup banyak, pasti ada saja pesenan," tutur wanita 44 tahun itu.
Kesuksesan tersebut tak hanya dalam bentuk material tapi juga berhasil menyabet banyak penghargaan serta menularkan ilmu hingga ke negeri sebrang. Merasa senasib dengan sesama penjual jamu gendong lainnya, Lasmi membuat perkumpulan dengan nama 'Paguyuban Jamu Gendong Lestari'.
Perkumpulan tersebut didirikan sejak 1988. Ibu tiga anak ini mengaku awalnya merasa kesulitan untuk mencari anggota karena para penjual jamu gendong lainnya meragukan kemampuan Lasmi untuk bisa bangkit dan sukses. Meski diragukan, Lasmi tidak patah semangat dan terus berusaha untuk meyakinkan mereka agar mau bergabung dengan perkumpulan yang didirikannya.
"Padahal sudah saya gratiskan tapi tetap saja sulit mencari orang yang mau ikut pelatihan karena mereka berpikir ini menyita waktu. Aku terus kasih penjelasan bahwa dengan mengikuti paguyuban ini mereka akan dapat nilai tersendiri," papar Lasmi.
Dengan perjuangan dan kerja kerasnya, Lasmi mengatakan bahwa kini Paguyuban Jamu Gendong Lestari sudah memiliki ratusan anggota yang tak hanya berasal dari Jakarta tapi juga berbagai wilayah di Indonesia. Bahkan beberapa penjual jamu didikannya mulai dari Sumatera, Nusa Tenggara, Timor Leste, hingga Singapura sudah bisa memasarkan racikan jamunya ke hotel-hotel mewah.
Banyak pula anggota yang dulu sering mengambil jamu botolan dari wanita kelahiran 7 September 1970 itu saat ini sudah menjadi produsen jamu mandiri dan memproduksi hingga ratusan botol per hari. Hal tersebut tentu membuat Lasmi merasa bangga karena ia berhasil menularkan ilmu bermanfaat sekaligus melestarikan tradisi dari nenek moyangnya.
"Bagaimanapun juga ini warisan turun temurun, saya merasa punya tanggung jawab moral untuk meneruskan tradisi ini," tambah wanita yang sudah mulai berjualan jamu sejak usia 16 tahun itu.
Sebelum bisa sukses seperti sekarang, Lasmi mengatakan bahwa ia memulainya dari nol. Ia sempat bangkrut saat berjualan di usia remaja. Karena hal itu pula Lasmi yang awalnya menjajakkan kaki di Surabaya untuk berjualan jamu harus pulang kembali ke Sukoharjo karena dagangannya tidak laku.
Berbagai rintangan ia hadapi dengan tegar mulai dari sulitnya mencari pelanggan hingga pernah mengalami perlakuan tak baik di awal berjualan jamu. Namun ia tidak menyerah karena tak terlintas sedikit pun di pikirannya akan meninggalkan warisan keterampilan dari keluarganya.
Di 1982, ia dan orangtua memutuskan pindah ke Jakarta untuk mencoba peruntungan. Ia pun mulai menjual jamu sejak pagi hari dan berjuang keras agar racikan keluarganya bisa disukai masyarakat Jakarta. Kemudian Lasmi mengikuti kompetisi pencarian Ratu Jamu Gendong 2010 dan berhasil menang berkat resep jamu keluarga.
Beberapa resep jamu Lasmi yang terkenal adalah Sanapis yaitu campuran sawi, nanas, dan jeruk nipis, berkhasiat untuk melancarkan pencernaan, mencegah osteoporosis, menurunkan kadar kolesterol, dan bisa meredakan batuk. Selain itu ada pula Juniper yang merupakan jeruk nipis peras. Resep-resep tersebut rupanya menjadi populer dan disukai oleh masyarakat Indonesia.
Jika dulu hanya berjualan sendiri ditemani sang suami, Didik, kini Lasmi sudah memiliki lima karyawan yang membantunya memproduksi jamu. Hasil kerja kerasnya tentu juga berpengaruh terhadap keluarga, ia berhasil menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi.
Lasmi berharap usaha jamu miliknya semakin populer dan suatu hari bisa mendirikan kafe jamu terkenal di Jakarta. "Semoga saya punya kafe jamu yang layak dan semoga jamu menjadi semakin populer karena jika diolah dengan benar jamu sangat berkhasiat," tutupnya.
(aln/aln)
Setelah berjuang selama lebih dari sepuluh tahun, Lasmi kini sukses menjadi pengusaha jamu di Jakarta. "Alhamdullilah di Jakarta peminat jamu tradisional cukup banyak, pasti ada saja pesenan," tutur wanita 44 tahun itu.
Kesuksesan tersebut tak hanya dalam bentuk material tapi juga berhasil menyabet banyak penghargaan serta menularkan ilmu hingga ke negeri sebrang. Merasa senasib dengan sesama penjual jamu gendong lainnya, Lasmi membuat perkumpulan dengan nama 'Paguyuban Jamu Gendong Lestari'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Padahal sudah saya gratiskan tapi tetap saja sulit mencari orang yang mau ikut pelatihan karena mereka berpikir ini menyita waktu. Aku terus kasih penjelasan bahwa dengan mengikuti paguyuban ini mereka akan dapat nilai tersendiri," papar Lasmi.
Dengan perjuangan dan kerja kerasnya, Lasmi mengatakan bahwa kini Paguyuban Jamu Gendong Lestari sudah memiliki ratusan anggota yang tak hanya berasal dari Jakarta tapi juga berbagai wilayah di Indonesia. Bahkan beberapa penjual jamu didikannya mulai dari Sumatera, Nusa Tenggara, Timor Leste, hingga Singapura sudah bisa memasarkan racikan jamunya ke hotel-hotel mewah.
Banyak pula anggota yang dulu sering mengambil jamu botolan dari wanita kelahiran 7 September 1970 itu saat ini sudah menjadi produsen jamu mandiri dan memproduksi hingga ratusan botol per hari. Hal tersebut tentu membuat Lasmi merasa bangga karena ia berhasil menularkan ilmu bermanfaat sekaligus melestarikan tradisi dari nenek moyangnya.
"Bagaimanapun juga ini warisan turun temurun, saya merasa punya tanggung jawab moral untuk meneruskan tradisi ini," tambah wanita yang sudah mulai berjualan jamu sejak usia 16 tahun itu.
Sebelum bisa sukses seperti sekarang, Lasmi mengatakan bahwa ia memulainya dari nol. Ia sempat bangkrut saat berjualan di usia remaja. Karena hal itu pula Lasmi yang awalnya menjajakkan kaki di Surabaya untuk berjualan jamu harus pulang kembali ke Sukoharjo karena dagangannya tidak laku.
Berbagai rintangan ia hadapi dengan tegar mulai dari sulitnya mencari pelanggan hingga pernah mengalami perlakuan tak baik di awal berjualan jamu. Namun ia tidak menyerah karena tak terlintas sedikit pun di pikirannya akan meninggalkan warisan keterampilan dari keluarganya.
Di 1982, ia dan orangtua memutuskan pindah ke Jakarta untuk mencoba peruntungan. Ia pun mulai menjual jamu sejak pagi hari dan berjuang keras agar racikan keluarganya bisa disukai masyarakat Jakarta. Kemudian Lasmi mengikuti kompetisi pencarian Ratu Jamu Gendong 2010 dan berhasil menang berkat resep jamu keluarga.
Beberapa resep jamu Lasmi yang terkenal adalah Sanapis yaitu campuran sawi, nanas, dan jeruk nipis, berkhasiat untuk melancarkan pencernaan, mencegah osteoporosis, menurunkan kadar kolesterol, dan bisa meredakan batuk. Selain itu ada pula Juniper yang merupakan jeruk nipis peras. Resep-resep tersebut rupanya menjadi populer dan disukai oleh masyarakat Indonesia.
Jika dulu hanya berjualan sendiri ditemani sang suami, Didik, kini Lasmi sudah memiliki lima karyawan yang membantunya memproduksi jamu. Hasil kerja kerasnya tentu juga berpengaruh terhadap keluarga, ia berhasil menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi.
Lasmi berharap usaha jamu miliknya semakin populer dan suatu hari bisa mendirikan kafe jamu terkenal di Jakarta. "Semoga saya punya kafe jamu yang layak dan semoga jamu menjadi semakin populer karena jika diolah dengan benar jamu sangat berkhasiat," tutupnya.
(aln/aln)
Home & Living
Hampers Tumbler Ini Bisa Jadi Pilihan Kado Natal Terbaik untuk Orang Tersayang
Health & Beauty
Limited Edition! Ada Catokan atau Hair Dryer, Pilih Hampers Natal Sesuai Kebutuhan
Hobbies & Activities
Secretlab TITAN Evo NEO Hybrid Leatherette - Stealth, Kursi Gaming Premium yang Serius Jaga Postur
Health & Beauty
Rambut Tetap Sehat & Lembut Meski Aktivitas Padat? Ini 3 Hair Oil yang Wajib Kamu Coba!
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
7 Keuntungan Menjadi Perawat Home Care Dibanding Perawat Rumah Sakit
Mengenal Manfaat Lanyard Id Card dan Rekomendasi Tempat Memesannya
Motivasi Kerja Mulai Pudar? Bangkitkan Lagi dengan 5 Langkah Ini
Mooryati Soedibyo, Pionir Jamu dan Kosmetik Tradisional di Indonesia
Petinju Wanita Nangis Setelah Dipukul 278 Kali, Netizen Salut Semangatnya
Most Popular
1
Gaya 'Kembar' Nagita Slavina & Syahrini di Paris, Pakai Blazer Rp 123 Juta
2
7 Gaya Marsha Aruan Pakai Kerudung di Masjid Sheikh Zayed, Dikira Mualaf
3
Ramalan Zodiak 23 Desember: Cancer Terima Keadaan, Virgo Bicara Seperlunya
4
Apakah Bopeng Bisa Hilang dengan Skincare?
5
Mengenal Ratu Suthida: Istri Ke-4 Raja Thailand Peraih Emas SEA Games
MOST COMMENTED











































