Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Semakin Banyak Uang, Semakin Boros! Benarkah?

wolipop
Kamis, 30 Mei 2013 08:59 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

dok. Thinkstock
Jakarta - "Jika sumber pendapatan seseorang meningkat, maka garis kebutuhan pun biasanya turut meningkat," ungkap Fourrita, Financial Planner, di sela-sela acara Ulang Tahun Sequislife yang ke-29, di Sequis Center lantai 10, Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (29/5/2013).

Setiap orang tentunya ingin maju dan bisa mendapatkan penghasilan yang banyak. Tapi tanpa sadar, majunya seseorang ternyata juga bisa menjadi bumerang untuk diri sendiri.

Orang sukses yang sudah memiliki banyak uang misalnya. Karena lingkungan dan keinginan, ia pun terdorong untuk menjadi lebih konsumtif, entah itu karena membeli barang-barang branded atau lapar mata saat jalan-jalan ke mal. Umumnya ini terjadi karena si pelaku tak berpikir secara jangka panjang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maka tak heran, uang pun banyak yang dikeluarkan dan bisa membuat orang mendadak jadi bangkrut. Apakah hal ini juga terjadi pada Anda?

"Hidup memang cuma sekali, jadi harus menikmati. Tapi bukan berarti kita menikmatinya dengan harus selalu membuat keinginan terpenuhi dan pengularan jadi tidak terkontrol," papar Fourrita.

Oleh karena itu, sangat penting untuk bisa menyeimbangkan antara pemasukan dengan pengeluaran. Meskipun uang yang didapat banyak, bukan berarti juga kita harus hidup mewah.

Fourrita juga menambahkan, orang yang boros dan selalu ingin memenuhi keinginannya, maka orang tersebut sudah diperbudak oleh uang yang dimilikinya. Itu tanda ia tidak bisa mengontrol keinginan dan pengeluarannya tersebut. Masalah keungan tidak hanya membuat seseorang jadi bangkrut, tapi mereka juga bisa mengalami stres.

"Stres yang sering dirasakan oleh seseorang sering dikaitkan dengan perasaan cemas dan takut," jelas dr. Andri, Sp. Kj, Psychosomatic Clinic di acara Sequislife yang bertema 'Continuously Well, Aren't You?' Itu.

Berdasarkan data dari American Institute of Stress, ternyata masalah keuangan berada di posisi keempat dari lima penyebab utama orang menjadi stres. Sementara di posisi pertama, yaitu faktor perceraian, lalu hukuman, luka atau sakit, dan terakhir kesulitan dalam pekerjaan.

Jadi, agar lebih bisa seimbang dalam mengatur pemasukan dan pengeluaran, mulailah membiasakan diri untuk menyisihkan sebagian pendapatan. Saran lainnya adalah jangan selalu ketergantungan dengan kartu kredit.

"Nabung paling bagus 20 persen dari pemasukan. 10 persen pun sudah bagus. Asalkan terus-menerus dan konsisten untuk menyisihkan uangnya," tutup Fourrita.

(rma/kik)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads