Setiap pasangan pasti menginginkan pernikahan yang langgeng dan bahagia. Namun pada kenyataannya tak semua pernikahan bisa berakhir bahagia. Anggapan tersebut yang terkadang membuat seseorang justru bisa jadi takut menikah, seperti tren 'Marriage is Scary' yang sempat viral beberapa waktu belakangan.
Pernikahan memang bisa merasa menakutkan jika salah memilih pasangan. Namun sebaliknya, jika memperoleh pasangan yang tepat, bukan tak mungkin hidup pernikahan akan terasa begitu membahagiakan. Menurut Chandra Wijaya atau yang biasa disapa Ichan, konten kreator seputar kehidupan pernikahan, ada beberapa hal yang bisa meminimalisir kemungkinan mendapat pasangan yang salah hingga berujung 'Marriage is Scary'.
Kenali Calon Pasangan
Salah satu hal yang paling utama ialah dengan benar-benar mengenali calon pasangan yang akan diajak untuk menikah. Seperti, mencari tahu love language yang dimiliki pasangan. Menurut buku karya Gary Chapman pada 1992, ada 5 jenis love language.
-Act of service: memberi suatu tindakan atau melayani,
-Words of affirmation: untaian kalimat atau kata-kata cinta dan kasih sayang,
-Quality time: menghabiskan waktu berkualitas bersama orang tersayang,
-Receiving gift: memberikan atau menerima hadiah,
-Physical touch: sentuhan fisik secara konsensual.
Setelah mengenali bahasa cinta apa yang paling dominan dari pasangan, selanjutnya juga penting untuk mengetahui stress language atau cara mengungkapkan perasaan atau pikiran saat sedang stress/tertekan. Dengan demikian, kita dapat menangani pasangan saat sedang merasa stress atau tertekan. Lantas apa saja tipe stress language?
-Fight: tipe yang suka melawan ancaman. Ciri yang paling mudah dikenali yaitu suka meledak-ledak, agresif, marah, dan menyalahkan orang lain. Cara menangani tipe ini ialah dengan mendengarkan penuh perhatian dan tunjukkan empati, berusaha untuk tetap tenang dan tidak ikut marah.
-Flight: tipe yang suka menghindari ancaman. Cirinya ialah sering mengubah topik pembicaraan ddan memendam semua emosi sendiri. Cara menanganinya dengan membantu memfokuskan pasangan pada solusi, bukan masalahnya.
-Freeze: tipe yang suka memblokir ancaman. Biasanya saat ada masalah jadi bingung sendiri dan mudah putus asa. Cara menanganinya ialah dengan memberi waktu dan ruang pada pasangan hingga merasa nyaman dan mau bicara. Coba menawarkan bantuan atau solusi kepada pasangan.
-Fawn: tipe yang sering mempersilahkan ancaman. Cirinya ialah mudah mengatakan iya, senang memenuhi ekspetasi orang, dam sering meminta maaf. Cara menanganinya dengan mencoba memberikan dukungan agar pasangan mau mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya. Dan jangan lupa ingatkan jika dirinya berharga.
Memilih Pasangan yang Setara
Yang dimaksud dengan setara bukanlah mengenai pendidikan, usia, ataupun fisik. Ada beberapa hal yang dapat menunjukkan bahwa kamu dan pasangan memang setara.
1. Saling memberi dan menerima, bukan menuntut,
2. Berani mengungkapkan perasaan tanpa takut disalahpahami,
3. Saling percaya tanpa curiga berlebihan,
4. Saling menguatkan disaat sulit, bukan menyalahkan atau lari.
Ketahui Perbedaan Siap Menikah dan Ingin Menikah
Tak kalah penting, perlu juga mencari tahu apakah pasangan benar-benar sudah siap menikah atau hanya sekedar ingin menikah. Seseorang yang memang sudah siap menikah biasanya sudah memiliki tujuan menikah yang jelas, sudah selesai dengan dirinya sendiri, serta sadar dan sabar.
Sementara seseorang yang hanya ingin menikah biasanya karena faktor gengsi atau ikut-ikutan melihat teman-temannya yang lain yang sudah menikah. Selain itu seseorang yang ingin menikah juga biasanya belum selesai dengan dirinya sendiri. Bisa jadi dirinya masih memiliki masalah mental atau finansial dan ingin membagi beban tersebut ke orang lain.
Sifat yang Harus Dimiliki Pasangan
Seorang pria yang sudah siap menikah harus memiliki rasa tanggung jawab, rela berkorban, serta mau menyayangi. Sementara wanita harus memiliki sifat mengayomi, memberikan ketenangan, dan selalu merasa cukup.
Ketahui Tujuan Menikah
Tujuan menikah harus berbanding lurus dengan hidup. Jangan sampai menikah hanya karena terpaksa karena nantinya justru akan tersiksa. Selain itu juga jangan bersama hanya karena cinta. Karena cinta tak bisa menyelesaikan semua masalah, serta mudah datang dan hilang.
Perlu dipahami bahwa menikah adalah sebuah komitmen bersama. Meski demikian, jangan berjanji untuk meninggalkan, melainkan berjanjilah untuk tetap bertahan dan saling menguatkan apapun ujian yang akan dihadapi nanti.
Oleh karena itu agar bisa memiliki pernikahan yang bahagia, pilihlah pasangan yang memiliki visi dan misi yang sama. Karena jika salah pilih justru bisa membuat tersesat nantinya.
Pertimbangkan Perjanjian Pranikah
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti, perselingkuhan hingga kekerasan dalam rumah tangga, perjanjian pranikah bisa menjadi solusi. Kesepakatan tersebut harus menyebutkan konsekuensi bagi pihak yang melanggar.
Jangan Pernah Bermimpi Merubah Pasangan
Faktanya, orang dewasa hanya bisa berubah jika dirinya sendiri memang benar-benar ingin berubah. Oleh karena itu jangan pernah bermimpi untuk merubah sifat atau kebiasaan pasangan. Jika merasa sifat atau kebiasaan pasangan tak bisa ditolerir maka lebih baik jangan meneruskan hubungan dengan anggapan pasangan akan berubah nantinya.
Simak Video "Video Chiki Fawzi Terjun ke Daerah Terdampak Banjir: Kayak Tempat Zombie"
(vio/vio)