Museum Vagina Pertama di Dunia Dibuka, Edukasi Tentang Alat Kelamin
Vina Oktiani - wolipop
Senin, 18 Nov 2019 14:41 WIB
Jakarta
-
Museum Vagina baru saja di buka di London. Museum yang berada di Camden's Stables Market ini merupakan museum pertama yang memperlihatkan ilustrasi dan hal-hal seputar alat kelamin wanita. Museum Vagina juga menggelar pameran pertamanya dengan tajuk Muff Busters: Vagina Myths and How To Fight Them mulai November 2019 ini hingga akhir Februari 2020.
Proyek museum ini sudah dimulai sejak Maret 2017. Direktur Museum Vagina Florence Schechter memutuskan membuat museum unik ini setelah menemukan cukup banyak museum penis, seperti salah satunya yang berada di Islandia, tetapi tidak dengan museum vagina. Museum Vagina pun dibangun dengan uang berasal dari penggalangan dana publik, di mana ada 1.000 orang yang menyumbangkan hampir Β£ 50.000 atau sekitar Rp 778 juta.
Florence juga menjelaskan alasan lain mengapa dirinya memilih museum vagina. "Saya menyukai vagina. Saya adalah seorang wanita biseksual," kata Florence seperti dikutip dari The Guardian.
Museum Vagina ini menampilkan koleksi ilustrasi dan juga digital. Salah satunya proyek seni virtual dari seniman Austria, Kerstin Rajnar. Proyek dari Kerstin itu akan menjadi karya pertama dari museum ini yang didedikasikan untuk vagina dan vulva.
Kerstin mengangkat seputar mitos-mitos tentang vagina dan bagaimana cara melawannya dalam karya seninya. Dia ingin mengedukasi seputar kesalahpahaman mengenai anatomi sistem reproduksi wanita, termasuk kebersihannya, bentuknya, seputar menstruasi, seks dan kontrasepsi.
Edukasi seputar sistem reproduksi wanita ini perlu dilakukan karena jika mengutip survei yang dilakukan YouGov pada Maret 2019, masih banyak orang tidak memaham mengenai hal tersebut. Dari survei itu diketahui 58% responden tidak tahu letak dan fungsi vagina, 47% tidak mengetahui apa itu labia dan 58% responden tidak paham apa itu uretra.
""Fakta-fakta ini bagi saya sangat mencengangkan... setengah dari orang yang disurvei tidak tahu di mana vagina itu berada, saya pikir itu adalah hal yang orang tahu. Juga bagi saya, itu adalah statistik bahwa satu dari lima wanita dewasa berpikir mereka harus melepas tampon untuk buang air kecil - yang membuat saya terpana," kata Sarah Creed, selaku kurator pertunjukkan seni di Museum Vagina.
Sarah juga mengungkapkan bahwa pameran Muff Busters: Vagina Myths and How To Fight Them akan diakhiri dengan pembahasan mengenai mitos bahwa rambut kemaluan tidaklah higienis. Hal ini sebenarnya tidaklah tepat karena justru lebih higienis jika memilikinya.
"Vagina Anda tidak berbau seperti buket bunga, dan tidak seharusnya begitu. Itu bukan benda; tidak ada tubuh Anda yang berbau seperti itu secara organik. Orang menyamakan vagina dengan ketiak dan berkata: 'Oh, saya memiliki ketiak yang bau. Saya hanya akan memakai deodoran di atasnya. 'Tolong, jangan taruh aerosol, di sekitar bagian tubuh itu'" kata Sarah.
"Juga orang tidak menyadari bahwa kita memiliki bakteri ekologi mikroflora yang sangat halus di sana. Anda tidak dapat memiliki produk untuk semua vagina karena semua orang berbeda," tambahnya.
Dan setelah pameran pertama dari Museum Vagina ini selesai, Sarah berencana untuk membuat pameran yang lebih berfokus pada sejarah menstruasi dan juga masalah sosial dan politik saat ini.
Selain karya seni Kerstin, Museum Vagina juga menghadirkan ilustrasi tampon dan menstrual cup dengan ukuran cukup besar yang dihiasi dengan glitter berwarna merah metalik. Ada juga beberapa pakaian dalam yang diletakkan dalam tempat kaca.
Museum ini nantinya akan bisa diakses secara online. Akan ada ruang yang mencakup informasi seputar kesehatan vagina serta program untuk mendukung seks yang sehat dengan melibatkan para profesional medis untuk memberikan layanan yang lebih baik.
Kehadiran Museum Vagina ini banyak mendapat pujian. Salah satunya dari Dr Alison Wright, wakil presiden Royal College of Obstetricians dan Gynecologists "Museum ini adalah "aset besar" dalam hal kemajuan pembicaraan seputar kesehatan wanita," ujarnya. (vio/eny)
Proyek museum ini sudah dimulai sejak Maret 2017. Direktur Museum Vagina Florence Schechter memutuskan membuat museum unik ini setelah menemukan cukup banyak museum penis, seperti salah satunya yang berada di Islandia, tetapi tidak dengan museum vagina. Museum Vagina pun dibangun dengan uang berasal dari penggalangan dana publik, di mana ada 1.000 orang yang menyumbangkan hampir Β£ 50.000 atau sekitar Rp 778 juta.
Foto: dok. The Guardian |
Florence juga menjelaskan alasan lain mengapa dirinya memilih museum vagina. "Saya menyukai vagina. Saya adalah seorang wanita biseksual," kata Florence seperti dikutip dari The Guardian.
Museum Vagina ini menampilkan koleksi ilustrasi dan juga digital. Salah satunya proyek seni virtual dari seniman Austria, Kerstin Rajnar. Proyek dari Kerstin itu akan menjadi karya pertama dari museum ini yang didedikasikan untuk vagina dan vulva.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerstin mengangkat seputar mitos-mitos tentang vagina dan bagaimana cara melawannya dalam karya seninya. Dia ingin mengedukasi seputar kesalahpahaman mengenai anatomi sistem reproduksi wanita, termasuk kebersihannya, bentuknya, seputar menstruasi, seks dan kontrasepsi.
Foto: dok. The Guardian |
Edukasi seputar sistem reproduksi wanita ini perlu dilakukan karena jika mengutip survei yang dilakukan YouGov pada Maret 2019, masih banyak orang tidak memaham mengenai hal tersebut. Dari survei itu diketahui 58% responden tidak tahu letak dan fungsi vagina, 47% tidak mengetahui apa itu labia dan 58% responden tidak paham apa itu uretra.
""Fakta-fakta ini bagi saya sangat mencengangkan... setengah dari orang yang disurvei tidak tahu di mana vagina itu berada, saya pikir itu adalah hal yang orang tahu. Juga bagi saya, itu adalah statistik bahwa satu dari lima wanita dewasa berpikir mereka harus melepas tampon untuk buang air kecil - yang membuat saya terpana," kata Sarah Creed, selaku kurator pertunjukkan seni di Museum Vagina.
Sarah juga mengungkapkan bahwa pameran Muff Busters: Vagina Myths and How To Fight Them akan diakhiri dengan pembahasan mengenai mitos bahwa rambut kemaluan tidaklah higienis. Hal ini sebenarnya tidaklah tepat karena justru lebih higienis jika memilikinya.
"Vagina Anda tidak berbau seperti buket bunga, dan tidak seharusnya begitu. Itu bukan benda; tidak ada tubuh Anda yang berbau seperti itu secara organik. Orang menyamakan vagina dengan ketiak dan berkata: 'Oh, saya memiliki ketiak yang bau. Saya hanya akan memakai deodoran di atasnya. 'Tolong, jangan taruh aerosol, di sekitar bagian tubuh itu'" kata Sarah.
"Juga orang tidak menyadari bahwa kita memiliki bakteri ekologi mikroflora yang sangat halus di sana. Anda tidak dapat memiliki produk untuk semua vagina karena semua orang berbeda," tambahnya.
Dan setelah pameran pertama dari Museum Vagina ini selesai, Sarah berencana untuk membuat pameran yang lebih berfokus pada sejarah menstruasi dan juga masalah sosial dan politik saat ini.
Foto: dok. The Guardian |
Selain karya seni Kerstin, Museum Vagina juga menghadirkan ilustrasi tampon dan menstrual cup dengan ukuran cukup besar yang dihiasi dengan glitter berwarna merah metalik. Ada juga beberapa pakaian dalam yang diletakkan dalam tempat kaca.
Museum ini nantinya akan bisa diakses secara online. Akan ada ruang yang mencakup informasi seputar kesehatan vagina serta program untuk mendukung seks yang sehat dengan melibatkan para profesional medis untuk memberikan layanan yang lebih baik.
Kehadiran Museum Vagina ini banyak mendapat pujian. Salah satunya dari Dr Alison Wright, wakil presiden Royal College of Obstetricians dan Gynecologists "Museum ini adalah "aset besar" dalam hal kemajuan pembicaraan seputar kesehatan wanita," ujarnya. (vio/eny)
Hobbies & Activities
Penggemar Gitar Akustik Perlu Coba! Donner DAG-1CE Bisa Jadi Gitar Andalanmu
Health & Beauty
Dilema Pilih Sunscreen untuk Kulit Sensitif? 2 Sunscreen Ini Bisa Jadi Pilihanmu
Hobbies & Activities
iReborn Treadmill Elektrik Paris: Biar Olahraga Jadi Lebih Praktis, Nyaman, dan Konsisten
Health & Beauty
Lip Care Goals! 3 Produk Andalan Untuk Bibir Halus dan Sehat Sepanjang Hari
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
5 Bangunan Ikonik Mewah di Dunia, Salah Satunya Taj Mahal
Tradisi Unik Idul Adha di Berbagai Negara, Indonesia Hingga Palestina
Jarang Terpikirkan, 10 Barang Ini Ternyata Bermanfaat Saat Traveling
Waspada, Ini Alasan Sebaiknya Kamu Tak Pakai Legging Saat di Pesawat
Jalan-jalan di Kota Ini Tak Boleh Pakai High Heels, Harus Ada Izin Resmi
Most Popular
1
8 Foto Pernikahan Mewah Putri Kamboja Gen Z dengan Putra Konglomerat
2
Potret Pasangan Ikonik Shah Rukh Khan & Kajol Resmikan Patung DLJJ di London
3
Heboh Rumor Pacaran Jungkook BTS dan Winter aespa, Ini Kata Agensinya
4
Penampilan Terbaru Dilraba Dilmurat Jadi Sorotan, Picu Rumor 'Kloning'
5
Potret Kimberly Ryder Perdana Tampil Bak Artis Dracin, Anggun Pakai Hanfu
MOST COMMENTED












































Foto: dok. The Guardian
Foto: dok. The Guardian
Foto: dok. The Guardian