Laporan dari Beijing
Qianmen Street, Surga Pejalan Kaki di Beijing yang Car Free Day Tiap Hari
Hestianingsih - wolipop
Minggu, 18 Nov 2018 14:15 WIB
Beijing
-
Trotoar yang ramah pejalan kaki bisa dibilang sangat jarang ditemukan di kota-kota besar, terutama Jakarta. Jika tidak dijadikan tempat pedagang kaki lima berjualan, trotoar 'dialihfungsikan' sebagai lahan parkir.
Tak berbeda jauh dari Jakarta, Beijing juga termasuk kota besar dan padat penduduk. Bahkan populasinya menjadi yang ketiga terpadat di dunia. Namun ibukota China ini punya cara tersendiri untuk menghargai pejalan kaki.
Jika ada rencana bepergian ke Beijing, China, Anda bisa menyempatkan datang ke Qianmen Street. Berlokasi di pusat kota Beijing, Qianmen Street didedikasikan untuk para pejalan kaki tanpa harus khawatir akan bersinggungan dengan kendaraan bermotor.
Jalanan yang memanjang hingga 840 meter dan lebarnya 21 meter ini merupakan tempat yang nyaman untuk berbelanja, makan, maupun sekadar jalan-jalan. Setiap areanya cukup Instagramable karena banyak terdapat bangunan bergaya klasik dari era Dinasti Qing.
Area yang telah eksis lebih dari 570 tahun ini merupakan simbol kuat budaya lokal China. Sejarah panjang menyertai eksistensi jalanan ikonik Kota Beijing ini.
Pada era Dinasti Qing (1644-1911), Qianmen Street merupakan tempat diselenggarakannya berbagai aktivitas seperti festival lampion, teater dan rumah minum teh. Namun area ini habis terbakar pada 1900 saat Pasukan Gabungan 8 Negara menyerang Beijing.
Setelah direnovasi dan dibuka kembali pada 1920 - 1930, Qianmen Street jadi tempat wisata sekaligus bersejarah yang terbagi menjadi empat zona. Budaya, kuliner, belanja dan hiburan.
Kemudian pada 7 Agustus, sebelum perhelatan Olimpiade pada 2008, Qianmen Street direnovasi dan dipugar kembali sehingga menjadi tempat seperti yang sekarang ini terlihat. Ada unsur tradisional yang kental namun terdapat pula sedikit nuansa klasik Eropa.
Meskipun kental nuansa lokal dan khas China, pengunjung tidak hanya akan menemukan toko-toko dan restoran tradisional saja. Qianmen Street juga tempat bagi sejumlah butik serta toko internasional. Ada brand fashion high street H&M, Sephora, ZARA, hingga toko es krim Haagen-Dazs, Starbucks dan KFC.
Untuk urusan kuliner, di Qianmen pun terdapat cukup banyak restoran yang telah puluhan, bahkan ratusan tahun berdiri. Salah satunya Yitiaolong, restoran halal otentik yang pertama kali dibuka pada 1785, menyajikan berbagai makanan olahan daging domba. Restoran terkenl lainnya ada Quanjude Roast Duck Restaurant dan Duyichu Wheat Cakes.
Berjalan sejauh 840 meter bisa membuat kaki pegal dan mungkin memakan waktu lama. Jika ingin melihat seluruh area di Qianmen Street, pengunjung bisa naik Dangdang Che, tram yang melintas di bagian tengah jalan. Sekali jalan, tram bisa menampung hingga 84 orang.
Saat Wolipop mengunjungi tempat ini pada Selasa (13/11/2018) bersama rombongan media dan JD.Id dari Indonesia, suasana cukup ramai walaupun bukan di hari libur. Sebagian besar area dipenuhi turis asing, namun terlihat pula beberapa wisatawan lokal.
Udara kala itu cukup sejuk, sekitar 10 derajat Celsius, sehingga tidak terlalu menjadi masalah bagi kami untuk berjalan di sepanjang Qianmen Street. Kalaupun merasa lelah berjalan, pengunjung bisa istirahat sejenak karena disediakan banyak tempat untuk duduk-duduk sambil berfoto. (hst/hst)
Tak berbeda jauh dari Jakarta, Beijing juga termasuk kota besar dan padat penduduk. Bahkan populasinya menjadi yang ketiga terpadat di dunia. Namun ibukota China ini punya cara tersendiri untuk menghargai pejalan kaki.
Jika ada rencana bepergian ke Beijing, China, Anda bisa menyempatkan datang ke Qianmen Street. Berlokasi di pusat kota Beijing, Qianmen Street didedikasikan untuk para pejalan kaki tanpa harus khawatir akan bersinggungan dengan kendaraan bermotor.
Qianmen Street yang bebas kendaraan bermotor. Foto: Hestianingsih/Wolipop |
Jalanan yang memanjang hingga 840 meter dan lebarnya 21 meter ini merupakan tempat yang nyaman untuk berbelanja, makan, maupun sekadar jalan-jalan. Setiap areanya cukup Instagramable karena banyak terdapat bangunan bergaya klasik dari era Dinasti Qing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suasana yang cukup ramai di Qianmen Street meskipun bukan hari libur. Foto: Hestianingsih/Wolipop |
Pada era Dinasti Qing (1644-1911), Qianmen Street merupakan tempat diselenggarakannya berbagai aktivitas seperti festival lampion, teater dan rumah minum teh. Namun area ini habis terbakar pada 1900 saat Pasukan Gabungan 8 Negara menyerang Beijing.
Setelah direnovasi dan dibuka kembali pada 1920 - 1930, Qianmen Street jadi tempat wisata sekaligus bersejarah yang terbagi menjadi empat zona. Budaya, kuliner, belanja dan hiburan.
Salah satu toko di Qianmen Street. Foto: Hestianingsih/Wolipop |
Kemudian pada 7 Agustus, sebelum perhelatan Olimpiade pada 2008, Qianmen Street direnovasi dan dipugar kembali sehingga menjadi tempat seperti yang sekarang ini terlihat. Ada unsur tradisional yang kental namun terdapat pula sedikit nuansa klasik Eropa.
Meskipun kental nuansa lokal dan khas China, pengunjung tidak hanya akan menemukan toko-toko dan restoran tradisional saja. Qianmen Street juga tempat bagi sejumlah butik serta toko internasional. Ada brand fashion high street H&M, Sephora, ZARA, hingga toko es krim Haagen-Dazs, Starbucks dan KFC.
Untuk urusan kuliner, di Qianmen pun terdapat cukup banyak restoran yang telah puluhan, bahkan ratusan tahun berdiri. Salah satunya Yitiaolong, restoran halal otentik yang pertama kali dibuka pada 1785, menyajikan berbagai makanan olahan daging domba. Restoran terkenl lainnya ada Quanjude Roast Duck Restaurant dan Duyichu Wheat Cakes.
Qianmen Street menyatukan unsur tradisional dan modern sehingga tampak eklektik. Foto: Hestianingsih/Wolipop |
Berjalan sejauh 840 meter bisa membuat kaki pegal dan mungkin memakan waktu lama. Jika ingin melihat seluruh area di Qianmen Street, pengunjung bisa naik Dangdang Che, tram yang melintas di bagian tengah jalan. Sekali jalan, tram bisa menampung hingga 84 orang.
Saat Wolipop mengunjungi tempat ini pada Selasa (13/11/2018) bersama rombongan media dan JD.Id dari Indonesia, suasana cukup ramai walaupun bukan di hari libur. Sebagian besar area dipenuhi turis asing, namun terlihat pula beberapa wisatawan lokal.
Dangdang Che, tram untuk melihat-lihat Qianmen Street jika lelah berjalan. Foto: Hestianingsih/Wolipop |
Udara kala itu cukup sejuk, sekitar 10 derajat Celsius, sehingga tidak terlalu menjadi masalah bagi kami untuk berjalan di sepanjang Qianmen Street. Kalaupun merasa lelah berjalan, pengunjung bisa istirahat sejenak karena disediakan banyak tempat untuk duduk-duduk sambil berfoto. (hst/hst)
Home & Living
Ravelle Airy Premium Air Purifier HEPA13 + Aromatherapy: Udara Bersih, Mood Tenang, Hidup Lebih Nyaman
Health & Beauty
Wajib Punya! Rekomendasi 3 Sheet Mask Andalan Kulit Lebih Tenang, Lembap, dan Bebas Stress
Fashion
3 Rekomendasi Dompet Kartu Stylish & Fungsional yang Wajib Kamu Punya!
Fashion
3 Padel Bag Stylish & Fungsional yang Bikin Kamu Makin Siap Turun ke Lapangan!
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
5 Bangunan Ikonik Mewah di Dunia, Salah Satunya Taj Mahal
Tradisi Unik Idul Adha di Berbagai Negara, Indonesia Hingga Palestina
Jarang Terpikirkan, 10 Barang Ini Ternyata Bermanfaat Saat Traveling
Waspada, Ini Alasan Sebaiknya Kamu Tak Pakai Legging Saat di Pesawat
Jalan-jalan di Kota Ini Tak Boleh Pakai High Heels, Harus Ada Izin Resmi
Most Popular
1
Foto: Gaya Bisnis Jennifer Lopez, Tetap Seksi dengan Blazer Tanpa Bra
2
8 Foto Alyssa Daguise-Al Ghazali Baby Moon di Thailand, Bumil Tampil Stylish
3
Foto: Pesona Winter aespa yang Digosipkan Pacaran dengan Jungkook BTS
4
Studi Ungkap Kencan Online Bikin Wanita Tergoda Operasi Plastik, Ini Alasannya
5
Cita-cita Lisa BLACKPINK Terwujud, Bintangi Film Action Pertama Sejak Debut
MOST COMMENTED












































Qianmen Street yang bebas kendaraan bermotor. Foto: Hestianingsih/Wolipop
Suasana yang cukup ramai di Qianmen Street meskipun bukan hari libur. Foto: Hestianingsih/Wolipop
Salah satu toko di Qianmen Street. Foto: Hestianingsih/Wolipop
Qianmen Street menyatukan unsur tradisional dan modern sehingga tampak eklektik. Foto: Hestianingsih/Wolipop
Dangdang Che, tram untuk melihat-lihat Qianmen Street jika lelah berjalan. Foto: Hestianingsih/Wolipop