Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Booming Travel Retail, Ketika Bandara Jadi Destinasi Belanja Traveler

wolipop
Selasa, 28 Apr 2015 16:06 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

dok. Thinkstock
Jakarta -

Bepergian ke luar negeri kini tidak lagi menjadi sekadar rekreasi, tapi sudah merupakan bagian dari gaya hidup. Data statistik menunjukkan, kini ada tak kurang dari 2,5 miliar pelaku perjalanan internasional setiap tahunnya.

Media sosial pun cukup berperan dalam memopulerkan tren traveling di dunia. Tidak lain karena berbagai postingan tempat-tempat indah dan menarik di Instagram maupun Twitter yang diunggah para traveler, sehingga mendorong orang untuk merasakan langsung pengalaman bepergian tersebut.

Semakin maraknya geliat para traveler, juga ikut menghidupkan industri retail yang ada di dalamnya. Beberapa tahun belakangan ini, industri travel retail sedang cukup booming berkat meningkatnya arus perjalanan di bandara. Istilah travel retail sendiri mengacu pada bisnis dimana para pelaku perjalanan adalah target konsumennya. Para pelaku perjalanan tersebut termasuk yang berada di bandara, toko duty free hingga di dalam pesawat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam 10 tahun ke depan transaksi penjualan akan bertambah dua kali lipat dari sekarang. Ditambah lagi bandara saat ini makin bagus, sudah seperti shopping mall. Kita nggak usah lihat Singapura atau Hong Kong. Di Medan, Ujung Pandang, bandaranya sekarang sudah bagus," ujar Recruitment and Integration Manager L'Oreal Indonesia Elsa Alicia, saat konferensi pers L'Oreal Brandstorm di L'Oreal Academy, Ciputra World, Jakarta Selatan, Selasa (28/4/2015).

Kecenderungan perilaku para traveler juga turut menghangatkan bisnis travel retail yang sudah lebih dulu marak di Hong Kong dan Singapura. Elsa mengatakan, kini banyak traveler yang datang beberapa jam lebih awal dari jadwal keberangkatan hanya untuk melihat atau berbelanja di duty free di bandara.

"Misalnya saja pesawat berangkat jam 7, jam 3 atau 4 mereka sudah datang ke bandara," tuturnya.

Bisnis travel retail ini pun dilihat sudah seperti memiliki teritori bisnis atau pangsa pasarnya sendiri. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil riset yang dilakukan tim peneliti dari Universitas Indonesia. Dari hasil wawancara dengan lebih dari 100 traveler, 60 persen orang menggabungkan antara perjalanan bisnis dengan liburan.

"Ada yang traveling untuk kerja tapi mereka extend sehari untuk leisure travel. Ada juga yang traveling untuk liburan tapi menyempatkan waktu buka e-mail kantor. Mereka juga suka memanjakan diri sendiri dengan luxury product," ujar Rangga Husnaprawira, salah satu tim riset dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

(hst/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads