Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Jejak Coco Chanel di Secangkir Coklat Angelina Paris, Kafe Legendaris Favorit Turis

Daniel Ngantung - wolipop
Senin, 17 Nov 2025 17:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Kafe Angelina Paris
Suasana di depan Angelina, kafe favorit Coco Chanel di Paris, Prancis. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)
Paris -

Paris, Prancis, pada awal Oktober 2025 terasa seperti milik Chanel. Rumah mode tersebut menjadi sorotan utama di panggung Paris Fashion Week Spring-Summer 2026 karena untuk pertama kalinya memperkenalkan koleksi desainer barunya, Matthieu Blazy.

Chanel bak maskot Prancis sebagai pusat mode dunia. Maka berkunjung ke tempat-tempat yang terasosiasi dengan luxury brand berusia lebih dari 100 tahun itu selalu dinantikan para penikmat mode, atau pun pemuja dan pelanggan loyalnya.

Tentu saja kediaman sang pendiri, Gabrielle 'Coco' Chanel (1883-1971), yang kini menjadi butik terbesar Chanel, di Rue 31 Cambon, termasuk di antaranya. Butik terpantau ramai oleh pengunjung ketika Wolipop melewatinya pada Sabtu (11/4/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

French fashion designer Coco Chanel (1883 - 1971) in the French seaside resort of Biarritz, circa 1928. (Photo by FPG/Hulton Archive/Getty Images)Gabrielle 'Coco' Chanel (1883 - 1971) di Paris pada 1928. (Foto: FPG/Hulton Archive/Getty Images)

ADVERTISEMENT

Opsi lain, Grand Palais, bangunan abad ke-20 yang selalu menjadi 'rumah' bagi Chanel untuk menggelar peragaan spektakulernya. Sementara itu, Le 19M, pusat artisan Chanel, juga menawarkan daya tarik tersendiri.

Sebuah kafe di Paris berbagi sejarah pula dengan Chanel. Maison Angelina yang berdiri sejak 1903 menjadi tempat yang pas jika ingin menapak tilas jejak Coco Chanel lewat indera perasa.

Butik Chanel di Rue 31 Cambon Paris pada awal Oktober 2025. Di sini, Gabrielle 'Coco' Chanel pernah tinggal.Butik Chanel di Rue 31 Cambon Paris pada awal Oktober 2025. Di sini, Gabrielle 'Coco' Chanel pernah tinggal. Foto: Daniel Ngantung/detikcom

Pada awal eksistensinya, banyak tokoh terkemuka Prancis bersantap di sana. Di situs resmi Angelina, nama novelis Marcel Proust (1871-1922) disebut, begitu pula Coco Chanel.

Reputasi tersebut yang kemudian turut menempatkannya sebagai destinasi favorit wisatawan sehingga ramai dikunjungi turis.

Apalagi lokasinya cukup strategis, yakni di kawasan rue de Rivoli, tepat di depan Jardin des Tuileries. Jaraknya sekitar lima menit dari Place Vendome jika berjalan kaki. Antara Angelina dan Museum Louvre juga hanya terpaut 9 menit.

Butik Chanel pun cukup dekat, sekitar 7-8 menit, maka tak heran jika Coco Chanel pelanggan setia Angelina.

Kafe Angelina ParisAntrean panjang di depan Angelina Paris. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)

Mengunjungi Angelina menjelang jam makan siang tentu adalah ide yang buruk. Antrean panjang langsung menyambut ketika kami tiba sekitar pukul 11.00. Setelah berdiri di luar hampir 20 menit, tiba giliran kami mendapat meja.

Dekat pintu masuk, terdapat area pastry yang diisi berbagai kue warna-warni, serta camilan dan minuman kemasan untuk pembelian tanpa dine-in alias dibawa pulang. Bagi pengunjung yang ingin membeli langsung, tak perlu ikut mengantre kafe.

Kafe Angelina di Paris, Prancis, pada 11 Oktober 2025. Didirikan pada 1903, kafe ini menjadi favorit Coco Chanel.Kafe Angelina di Paris, Prancis, pada 11 Oktober 2025. Didirikan pada 1903, kafe ini menjadi favorit Coco Chanel. Foto: Daniel Ngantung/detikcom

Hostess atau penerima tamu mengantar ke meja kami yang rupanya berada di belakang restoran. Kami melewati area utama yang terasa megah dengan interior bergaya Art Nouveau yang tampaknya telah ada sejak Angelina berdiri.

Satu lampu gantung emas menjadi focal point di tengah, sisanya penerangan mengandalkan lampu yang menyala di balik plafon kaca.

Restoran yang berawal dari sebuah kafe teh mungil tersebut tak berjendela kecuali sisi depan saja. Namun, dinding dihiasi frescoes atau mural klasik bernuansa pemandangan alam sehingga ruangan terasa lega.

Menurut situs Angelina, lukisan karya Vincent Lorant-Heilbronn tersebut menggambarkan panorama pantai Riviera, Prancis, tempat liburan favorit keluarga Rumpelmayer yang mendirikan Angelina. Rumpelmayer menamai 'Angelina' sesuai dengan nama menantunya.

Kafe Angelina di Paris, Prancis, pada 11 Oktober 2025. Didirikan pada 1903, kafe ini menjadi favorit Coco Chanel.Interior bergaya Art Nouveau mendominfasi kafe yang didirikan pada 1903 ini. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)

Dari sekian banyak menu yang ditawarkan, pilihan kami jatuh ke paket Le Brunch yang sebenarnya untuk satu porsi cukup buat dinikmati dua orang.

Bayangkan, paket seharga 45 euro atau hampir mencapai Rp 900.000 itu sudah mencakup dua jenis minuman, dua pastry (croissant dan pain au chocolat), baguette lengkap dengan tiga pilihan selai (strawberry, butter, dan madu), hidangan utama, dan hidangan pencuci mulut.

Lantaran kami terdiri dari dua orang, satu menu lagi harus dipesan sesuai aturan yang disampaikan pramusaji. Tidak masalah karena kami juga ingin mencoba Mont-Blanc, kue signature Angelina. Tambahan lain, espresso untuk mengusir rasa kantuk setelah kelelahan akibat agenda kunjungan yang padat bersama rombongan Pintu Incubator selama hampir sepekan.

Tentu minuman sudah termasuk coklat hangat ikonis Angelina yang disebut-sebut minuman favorit Coco Chanel. Konon, ia selalu menikmatinya di meja nomor 10.

Kafe Angelina ParisCoklat hangat, salah satu minuman favorit Coco Chanel di Angelina Paris. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)

Ketika merasakannya langsung, keistimewaan dari minuman ini mungkin dari rasa manis yang kuat. Kekentalannya cukup konsisten, tapi bagi sebagian orang mungkin akan lebih cepat terasa 'magteh' meski baru beberapa kali menyeruput.

Hidangan utama juga dapat dipilih. Selain Angelina croissant roll, ada Eggs Benedict yang menjadi pilihan kami. Adapun opsi topping terdiri dari smoked bacon dan smoked salmon.

Kafe Angelina ParisEggs Benedict berisi salmon asap segar di kafe Angelina Paris. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)

Sesuai pesanan, datang hidangan dua roti dengan topping telur setengah matang dan daging salmon asap. Lumeran kuning telur dan daging yang segar begitu nikmat di lidah.

Selain hot chocolate, minuman lain yang kami peroleh adalah jus segar (jeruk atau anggur). Opsi lain, vitamin cocktail yang terbuat dari racikan carot, apple, pineapple, lemon.

Kafe Angelina ParisRoti-rotian yang termasuk dalam paket Le Brunch, ditambah segelas espresso. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)

Hampir semua menu Angelina didominasi hidangan manis sehingga bak surga bagi para sweet tooth. Terutama Mont-Blanc yang dihiasi dengan lapisan krim berbentuk tekstur rambut.

Untuk membersihkan lidah dan melegakan tenggorokan seusai dihajar berbagai makanan manis, jangan ragu untuk meminta air putih atau tap water yang pastinya gratis.

Kafe Angelina ParisMont-Blanc, kue signature Angelina. (Foto: Daniel Ngantung/detikcom)

Total kami membayar 60 euro atau sekitar Rp 1,2 juta. Harga yang cukup mahal, tapi sepadan dengan euforia dan pengalaman yang kami rasakan. Cukup untuk kunjungan sekali seumur hidup.

Jika ingin berkunjung, sangat disarankan untuk datang pada jam sarapan, atau sekitar pukul 08.00 saat Angelina buka, demi menghindari antrean yang panjang.

(dtg/dtg)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads