Bersantap di Sofia, Restoran Bergaya Neoklasik di Senopati
Daniel Ngantung - wolipop
Kamis, 21 Jul 2016 15:12 WIB
Jakarta
-
Ingin merasakan pengalaman bersantap di restoran fine dining? Anda bisa mendatangi tempat yang satu ini. Berlokasi di kawasan elit Senopati, tepatnya Jalan Gunawarman, Jakarta Selatan, Sofia adalah salah satu restoran pendatang baru di Ibukota yang menawarkan pengalaman kuliner bintang lima.
Layaknya restoran berkelas, Sofia memberlakukan dresscode yang mengharuskan pengunjungnya berpakaian formal. Bercelana pendek dilarang, sementara itu, pria wajib memakai kemeja atau blazer dan jas.
Jika tak sesuai dresscode, resepsionis atau penerima tamu tidak segan menegur dan melarang masuk namun tentunya dengan cara yang halus. Kami sempat menyaksikan beberapa tamu pria yang gagal 'lolos' ke dalam karena berpakaian terlalu kasual.
Wolipop berkunjung di suatu malam, akhir Juni lalu, selepas buka puasa. Tentunya kami melakukan reservasi sebelumnya dengan harapan dapat mengeliminasi waktu tunggu.
Tiba di lokasi tepat waktu, kami ternyata belum mendapatkan meja karena masih ramai. Satu dari dua penerima tamu menawarkan kami untuk menunggu terlebih dahulu di area tunggu yang cukup nyaman, lengkap dengan beberapa meja kecil bergaya klasik. Sambil menunggu, pengunjung dapat memesan minuman dan makanan ringan dari area bar dan pastry. Hitung-hitung sebagai appetizer.
Setengah jam berlalu, meja kami belum juga siap. Padahal sudah banyak tamu yang beranjak keluar. Kedua resepsionis tampak sibuk meladeni tamu yang baru datang dan meneriman telepon reservasi. Tidak ada satu pun yang berinisiatif mengabarkan status meja kami.
Setelah hampir 45 menit menunggu, kami akhirnya yang bertanya. Dan akhirnya, penerima tamu mengatakan meja kami sudah siap. Wanita bersetelan serba hitam lalu mengantar kami ke meja yang terletak di bagian tengah, menghadap ke jendela besar.
Wajar jika Anda kecewa karena pelayanan yang kurang di awal pertemuan sehingga meninggalkan 'bad first impression'. Namun, rasa kecewa terobati berkat sambutan hangat dari para pramusaji. Mereka menyapa lalu memberikan senyuman kepada setiap pengunjung yang baru masuk. Selain sambutan, keunggulan restoran ini tentu datang dari arsitekturnya yang bergaya neoklasik dalam rasa art deco kontemporer.
Tampak pilar-pilar marmer gelap dengan semburat keputihan berbingkai panel emas menopang langit-langit restoran yang tinggi. Dinding kayu berhiaskan panel geometris juga hadir di beberapa sisi sehingga meninggalkan kesan hangat.
Tapi yang menjadi primadona arsitektural di restoran ini adalah deretan jendela-jendela tinggi berataskan kurva yang membuat suasana terasa dramatis. Interiornya pun menawarkan pesona tersendiri. Sofia menempatkan para tamunya di meja kayu dan kursi dengan bantalan berbahan beludru nan chic. Setiap meja dilengkapi lampu meja bernuansa keemasan.
Suasana yang ditawarkan membuat Anda seolah sedang menikmati jamuan malam bersama Jay Gatsby di sebuah restoran mewah dalam film 'The Great Gatsby' (2013) yang diperankan oleh Leonardo Dicaprio. Bagaimana dengan hidangannya?
Sofia menawarkan pilihan menu makanan dan minuman yang cukup variatif. Tidak hanya western food, tapi juga asian food, khususnya dari negeri sendiri, Indonesia, dengan presentasi bergaya barat.
Untuk membuka makan malam, kami memesan Kale Caesar Salad dan Octopus A'La Jilo. Kale adalah salah satu jenis sayuran yang masuk dalam kategori 'superfood' karena kandungan gizinya yang berlimpah. Namun sayang, rasanya sangat pahit sehingga terkadang kurang bersahabat untuk lidah yang sudah terlalu sering dimanjakan dengan rasa manis dan asin.
Beruntung chef Sofia berhasil menyiasati rasa pahit kale untuk menu salad tersebut. Kale hadir dengan baluran lelehan keju parmesan yang creamy dengan tambahan telur mata sapi setengah matang serta taburan smoked beef cincang dan cacahan walnut manis yang renyah. Sebuah keseimbangan rasa yang pas dalam satu piring!
Octopus A'La Jilo juga tidak mengecewakan. Daging cumi dihidangkan dengan saus kecokelatan yang terbuat dari wine, bawang putih, dan basil. Perpaduan aroma bahan-bahan tersebut sukses menggugah selera makan begitu pula rasanya. Perasan jeruk lempon dan potongan daun arugula semakin menambah kelezatan menu pembuka ini.
Menu pembuka kami juga ditemani oleh sebakul roti mini yang merupakan hidangan complementary dari Sofia bagi setiap tamu.
Tiba saatnya menikmati hidangan utama. Pilihan kami jatuh kepada steak "Elders" Beef Chuck dan Iga Bakar Sambal Matah. Sesuai namanya, steak merupakan daging chuck yang diambil dari sekitar area leher dan punggung sapi. Untuk menu ini, Sofia menggunakan daging sapi lokal yang telah didiamkan selama 28 hari. Dimasak medium-well, daging terasa empuk. Melengkapi hidangan tersebut, potogan wortel, saus butter dan pommes.
Tapi sayang, Iga Bakar Sambal Matah kurang begitu mengesankan. Bukan karena kualitas atau rasa dagingnya, melainkan nasi yang dihidangkan dalam kondisi dingin dan agak keras sehingga mengurangi kenikmatannya.
Seperti yang sudah disebutkan, Sofia juga menawarkan pilihan menu minuman yang cukup beragam. Mulai dari pilihan wine, cocktail, hingga kopi dan jus. Begitu pula di jajaran dessert yang menyertakan Sofia Chocolate Cake dan Apple Crumble Mille Feuille sebagai andalannya (menurut pramusaji yang melayani kami). Namun kami tidak memesan hidangan pencuci mulut lantaran perut sudah terasa penuh. Untuk semua menu yang kami nikmati malam itu, harganya berkisar Rp 700.000.
Dengan atmosfernya yang romantis dan luks, Sofia sangat cocok bagi Anda yang ingin berkencan dengan kekasih sambil menikmati hidangan kelas atas atau sekedar bersantai dengan kolega dan rekan bisnis.
Terlepas dari pesona arsitekur dan interiornya, Sofia sebagai restoran fine-dining harus mengevaluasi lagi pelayanan dan kualitas makanannya. Walau sempat meninggalkan kesan yang buruk di awal, Sofia masih pantas masuk dalam daftar restoran fine dining yang patut Anda kunjungi. (dng/hst)
Layaknya restoran berkelas, Sofia memberlakukan dresscode yang mengharuskan pengunjungnya berpakaian formal. Bercelana pendek dilarang, sementara itu, pria wajib memakai kemeja atau blazer dan jas.
Jika tak sesuai dresscode, resepsionis atau penerima tamu tidak segan menegur dan melarang masuk namun tentunya dengan cara yang halus. Kami sempat menyaksikan beberapa tamu pria yang gagal 'lolos' ke dalam karena berpakaian terlalu kasual.
![]() |
Wolipop berkunjung di suatu malam, akhir Juni lalu, selepas buka puasa. Tentunya kami melakukan reservasi sebelumnya dengan harapan dapat mengeliminasi waktu tunggu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Setengah jam berlalu, meja kami belum juga siap. Padahal sudah banyak tamu yang beranjak keluar. Kedua resepsionis tampak sibuk meladeni tamu yang baru datang dan meneriman telepon reservasi. Tidak ada satu pun yang berinisiatif mengabarkan status meja kami.
Setelah hampir 45 menit menunggu, kami akhirnya yang bertanya. Dan akhirnya, penerima tamu mengatakan meja kami sudah siap. Wanita bersetelan serba hitam lalu mengantar kami ke meja yang terletak di bagian tengah, menghadap ke jendela besar.
![]() |
Wajar jika Anda kecewa karena pelayanan yang kurang di awal pertemuan sehingga meninggalkan 'bad first impression'. Namun, rasa kecewa terobati berkat sambutan hangat dari para pramusaji. Mereka menyapa lalu memberikan senyuman kepada setiap pengunjung yang baru masuk. Selain sambutan, keunggulan restoran ini tentu datang dari arsitekturnya yang bergaya neoklasik dalam rasa art deco kontemporer.
Tampak pilar-pilar marmer gelap dengan semburat keputihan berbingkai panel emas menopang langit-langit restoran yang tinggi. Dinding kayu berhiaskan panel geometris juga hadir di beberapa sisi sehingga meninggalkan kesan hangat.
![]() |
Tapi yang menjadi primadona arsitektural di restoran ini adalah deretan jendela-jendela tinggi berataskan kurva yang membuat suasana terasa dramatis. Interiornya pun menawarkan pesona tersendiri. Sofia menempatkan para tamunya di meja kayu dan kursi dengan bantalan berbahan beludru nan chic. Setiap meja dilengkapi lampu meja bernuansa keemasan.
Suasana yang ditawarkan membuat Anda seolah sedang menikmati jamuan malam bersama Jay Gatsby di sebuah restoran mewah dalam film 'The Great Gatsby' (2013) yang diperankan oleh Leonardo Dicaprio. Bagaimana dengan hidangannya?
![]() |
Sofia menawarkan pilihan menu makanan dan minuman yang cukup variatif. Tidak hanya western food, tapi juga asian food, khususnya dari negeri sendiri, Indonesia, dengan presentasi bergaya barat.
Untuk membuka makan malam, kami memesan Kale Caesar Salad dan Octopus A'La Jilo. Kale adalah salah satu jenis sayuran yang masuk dalam kategori 'superfood' karena kandungan gizinya yang berlimpah. Namun sayang, rasanya sangat pahit sehingga terkadang kurang bersahabat untuk lidah yang sudah terlalu sering dimanjakan dengan rasa manis dan asin.
![]() |
Beruntung chef Sofia berhasil menyiasati rasa pahit kale untuk menu salad tersebut. Kale hadir dengan baluran lelehan keju parmesan yang creamy dengan tambahan telur mata sapi setengah matang serta taburan smoked beef cincang dan cacahan walnut manis yang renyah. Sebuah keseimbangan rasa yang pas dalam satu piring!
Octopus A'La Jilo juga tidak mengecewakan. Daging cumi dihidangkan dengan saus kecokelatan yang terbuat dari wine, bawang putih, dan basil. Perpaduan aroma bahan-bahan tersebut sukses menggugah selera makan begitu pula rasanya. Perasan jeruk lempon dan potongan daun arugula semakin menambah kelezatan menu pembuka ini.
Menu pembuka kami juga ditemani oleh sebakul roti mini yang merupakan hidangan complementary dari Sofia bagi setiap tamu.
![]() |
Tiba saatnya menikmati hidangan utama. Pilihan kami jatuh kepada steak "Elders" Beef Chuck dan Iga Bakar Sambal Matah. Sesuai namanya, steak merupakan daging chuck yang diambil dari sekitar area leher dan punggung sapi. Untuk menu ini, Sofia menggunakan daging sapi lokal yang telah didiamkan selama 28 hari. Dimasak medium-well, daging terasa empuk. Melengkapi hidangan tersebut, potogan wortel, saus butter dan pommes.
Tapi sayang, Iga Bakar Sambal Matah kurang begitu mengesankan. Bukan karena kualitas atau rasa dagingnya, melainkan nasi yang dihidangkan dalam kondisi dingin dan agak keras sehingga mengurangi kenikmatannya.
![]() |
Seperti yang sudah disebutkan, Sofia juga menawarkan pilihan menu minuman yang cukup beragam. Mulai dari pilihan wine, cocktail, hingga kopi dan jus. Begitu pula di jajaran dessert yang menyertakan Sofia Chocolate Cake dan Apple Crumble Mille Feuille sebagai andalannya (menurut pramusaji yang melayani kami). Namun kami tidak memesan hidangan pencuci mulut lantaran perut sudah terasa penuh. Untuk semua menu yang kami nikmati malam itu, harganya berkisar Rp 700.000.
Dengan atmosfernya yang romantis dan luks, Sofia sangat cocok bagi Anda yang ingin berkencan dengan kekasih sambil menikmati hidangan kelas atas atau sekedar bersantai dengan kolega dan rekan bisnis.
Terlepas dari pesona arsitekur dan interiornya, Sofia sebagai restoran fine-dining harus mengevaluasi lagi pelayanan dan kualitas makanannya. Walau sempat meninggalkan kesan yang buruk di awal, Sofia masih pantas masuk dalam daftar restoran fine dining yang patut Anda kunjungi. (dng/hst)
Elektronik & Gadget
Bikin Sejuk Dimanapun Kamu! Intip 3 Rekomendasi Kipas Mini Portable Di Bawah 200 Ribu
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
Vivo iQOO 15: Flagship Baru Super Kencang dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 & Layar 144Hz
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
East Quarter Grand Indonesia, Restoran Pan-Asian dengan Interior Estetik
Rayakan Malam Natal dengan Festive Dining Berkelas di Incanto Restaurant
Jejak Coco Chanel di Secangkir Coklat Angelina Paris, Kafe Legendaris Favorit Turis
Sofra Turkish Cafe & Restaurant, Merasakan Hawa Istanbul di Kuningan, Jaksel
Halla Korean Taste, Restoran Korea Halal dengan Interior Modern-Elegan
Most Popular
1
Transformasi Influencer yang Meninggal Tragis, Dada 38J hingga Tato Bola Mata
2
Viral Penampilan Bodyguard Tercantik, Berlatih Bela Diri di Kuil Shaolin
3
Foto: Adu Gaya Para Bintang di Karpet Merah Emily in Paris Season 5
4
8 Rekomendasi Cushion yang Bagus untuk Usia 40 tahun ke Atas
5
Cerita Hyun Bin Bulking Demi Terlihat Sangar di Drakor Baru, Naik 14 Kg
MOST COMMENTED



















































