Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Cara Memperbaiki Hubungan yang Retak dengan Orangtua Kekasih

Ratih Ibrahim - wolipop
Senin, 31 Agu 2015 14:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

dok. Thinkstock
Jakarta - Dear Mba Ratih, mohon bantuannya untuk memberikan pendapat mengenai masalah yang sedang saya hadapi saat ini. Saya sudah menjalani hubungan dengan seorang pria selama delapan tahun (sejak SMA). Hubungan kami berjalan sangat baik meskipun beberapa kali kerap tersandung masalah dengan orangtua pria. Dari beberapa permasalahan yang terjadi, kami menyadari bahwa orangtua pria terlihat mencampuri dan mengatur hubungan kami, termasuk mengatur kehidupan saya.

Hal ini berakibat saya menjadi sulit untuk bisa benar-benar nyaman saat berkumpul bersama keluarga mereka. Selama delapan tahun bersama sudah banyak suka-duka yang kami hadapi bersama yang menunjukan bahwa kami saling mencintai, setia, bertanggung jawab dan menghargai kehidupan satu sama lain. Dan di tahun ini kami sudah membicarakan mengenai rencana ke depan, si pria sudah semangat untuk segera melamar saya meskipun dari segi keuangan kami belum terlalu mapan.

Beberapa bulan lalu terjadi masalah yang disebabkan karena saya tidak dapat mengontrol emosi saya saat bertengkar dengan si pria melalui BBM. Saya melontarkan beberapa perkataan yang tidak baik menyangkut keluarganya dan hal ini dibaca atau diketahui oleh orangtua pria. Hal ini sangat membuat saya menyesal karena lagi-lagi saya tidak bisa mengontrol emosi saya. Akibatnya kedua orangtua pria marah besar dan menyuruh kami putus. Hal ini sangat menghancurkan hati saya dan si pria.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akhirnya beberapa hari kemudian saya mendatangi rumah si pria untuk meminta maaf secara langsung dengan kedua orangtuanya. Setelah melalui beberapa pembicaran akhirnya kedua orangtua pria memaafkan saya dan menerima saya kembali dalam keluarga mereka. Beberapa bulan berjalan dengan baik dan hubungan saya dengan kedua orangtuanya menjadi lebih dekat. Akan tetapi hal ini tidak berjalan lama.
Di awal bulan secara tiba-tiba semuanya berubah termasuk si pria yang mulai membatasi diri dengan saya. Setelah berusaha mencari tahu akhirnya si pria mengakui bahwa ia sangat terpukul dan stres karena kedua orangtuanya memaksa putus dan menjauhi saya karena masih menyimpan sakit hati dan kekecewaan terhadap kesalahan saya. Hingga saat ini kedua orangtuanya terus menghina dan menjelek-jelekan saya, seolah selama delapan tahun kemarin saya tidak pernah berbuat baik dan menyayangi mereka.

Bagaimana yang harus saya lakukan saat ini? Saya sangat tidak ingin berpisah darinya dan sangat ingin menikah dengannya, begitu juga sebaliknya. Akan tetapi kedua orangtuanya sudah mengancam dan memberi ultimatum kalau tidak akan memberikan restu pada kami dan berusaha mendekatkan dia dengan wanita lain yang lebih mapan. Mohon pendapatnya Mba Ratih. Terima kasih.

Fanda, 24 Tahun

Jawab:

Dear Fanda,

Dalam menjalani hubungan dengan pasangan, terutama jika sudah ada keinginan untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan, memang melibatkan banyak pihak. Pasanganmu saat ini dapat saja merasa bingung dalam menjembatani kamu dan keluarganya. Kalau kamu yakin ia sangat menyayangi kamu, ia juga pasti sangat menyayangi keluarganya. Baik kamu maupun keluarganya merupakan orang-orang yang penting dalam hidupnya, sehingga adanya ketidaksesuaian dari orang-orang di sekelilingnya ini dapat menimbulkan tekanan padanya. Memahami kondisi pasangan kamu ini dapat membantu kamu menilai situasi kondisi secara lebih obyektif.

Berdiskusilah dengan pasangan kamu. Apabila kamu dan pasanganmu sendiri memang masih sama-sama ingin melanjutkan hubungan, berusahalah bersama-sama untuk memenangkan hati kedua orangtua pasanganmu. Cobalah ajak orangtuanya melakukan kegiatan yang disukai mereka, membawakan makanan kesukaan, ataupun memasakkan makanan yang mereka sukai. Melakukan bersama pasangan ataupun melakukan sendiri bertemu dengan orangtuanya dan melakukan aktivitas ataupun berbincang bersama adalah hal yang baik untuk dilakukan. Lakukan dengan niat yang tulus sehingga orangtua pasanganmu melihat bahwa hubungan yang kalian jalani merupakan hubungan yang tulus dan benar-benar serius. Apapun hasilnya kelak, yang terpenting kamu dan pasanganmu sudah bersama-sama berusaha yang terbaik, sehingga tidak ada penyesalan di kemudian hari.

Satu hal penting lainnya adalah berlatihlah untuk mengelola emosi kamu dengan lebih baik. Hindari bertindak ataupun mengambil suatu keputusan di kala kamu sedang emosi, termasuk mengirimkan pesan, ataupun mengeluarkan kata-kata yang tidak menyenangkan. Dalam kondisi emosi, temukanlah hal yang dapat membantu kamu menenangkan diri, baik dengan berdoa, melakukan relaksasi, mendengarkan musik yang menenangkan, dsb. Hal ini akan menghindarkan diri kamu dari melakukan tindakan yang dapat kamu sesali. Semoga membantu. Salam hangat Fanda.

(eny/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads