Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Kisah Ayah yang Bangun Taman Bermain Rp 679 M Demi Anak Perempuannya

Eny Kartikawati - wolipop
Minggu, 06 Agu 2017 08:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Dok. BBC
Jakarta - Melihat anaknya tak diajak bermain oleh anak-anak lainnya di sebuah kolam renang, memotivasi pria ini melakukan hal yang bermanfaat. Dia membangun theme park senilai Rp 679 miliar demi anak tunggalnya.

Gordon Hartman demikian nama si pria yang menghabiskan US$ 51 juta atau sekitar Rp 679 miliar demi membangun theme park yang bisa membuat putri semata wayangnya, Morgan, leluasa bermain-main. Bukan tanpa alasan Gordon membangun theme park khusus tersebut.

Dia melakukan hal itu karena pernah pada suatu hari ketika mengajak Morgan berenang di sebuah kolam renang umum, putrinya yang menderita autis, tidak diajak bermain oleh anak-anak lainnya. Malah pada saat itu, ketika Morgan yang berusia 12 tahun berusaha mengajak anak-anak lain, malah ditinggalkan sendiri di kolam renang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gordon berpikir anaknya dijauhi karena anak-anak lain tidak tahu bagaimana berinteraksi dengan anaknya. Insiden di kolam renang itu terus melekat di pikirannya.

Kisah Ayah yang Bangun Taman Bermain Rp 679 M Demi Anak PerempuannyaFoto: Dok. BBC


"Morgan itu anak perempuan yang sangat baik. Ketika kamu bertemu dengannya, kamu pasti akan mendapatkan senyuman darinya dan dia akan menawarimu pelukan," ujar Gordon seperti dikutip BBC News.

Gordon dan istrinya, Maggie, merasa mereka tidak bisa mengajak Morgan pergi ke tempat yang anak-anak lain umumnya datangi. Mereka pun sempat bertanya pada sesama orangtua mengenai tempat yang bisa membuat Morgan nyaman dan anak-anak lainnya mau berinteraksi denganya. "Dan kami sadar tidak ada tempat seperti itu," kata pria asal Texas itu.

Kisah Ayah yang Bangun Taman Bermain Rp 679 M Demi Anak PerempuannyaFoto: Dok. BBC


Pada 2007, Gordon pun memutuskan untuk membangun taman bermain khusus untuk anaknya. Mantan developer properti itu menjual bisnisnya yang bergerak di bidang perumahan untuk mendirikan The Gordon Hartman Family Foundation. Yayasan tersebut merupakan organisasi non profit yang membantu orang-orang berkebutuhan khusus. Proyek pertama yayasan itu adalah membangun theme park yang bisa diakses siapapun termasuk orang-orang berkebutuhan khusus seperti Morgan

Gordon tidak main-main dalam membuat theme park tersebut. Dia menggandeng dokter, terapis, para orangtua dan orang-orang lain baik itu yang berkebutuhan khusus ataupun tidak untuk diajaknya berkonsultasi mengenai fasilitas di theme park yang dibangunnya. Theme park itu dibangun di atas lahan seluas 25 acre di San Antonio, Texas.

Theme park yang dinamai Morgan's Wonderland itu telah dibuka sejak 2010 dan biaya pembangunannya menghabiskan US$ 34 juta. Berbagai atraksi tersedia di theme park istimewa itu mulai dari komedi putar, kereta mini dan taman bermain. Dan tentu saja semuanya bisa diakses oleh mereka yang berkebutuhan khusus.

Gordon mengenang satu cerita lucu saat Morgan untuk pertamakalinya diajaknya mencoba komedi putar di theme park yang dibangunnya. "Saat kami buka, dia awalnya takut untuk masuk. Dia tidak mengerti kenapa ada benda yang berputar-putar dan kenapa hewan-hewan itu naik turun," kisahnya. Kini tentu saja Morgan sudah berani naik komedi putar tersebut.

Kisah Ayah yang Bangun Taman Bermain Rp 679 M Demi Anak PerempuannyaFoto: Dok. BBC


Pengunjung Morgan's Wonderland tentunya bukan Morgan seorang. Sejak dibuka tujuh tahun lalu, pengunjung theme park tersebut telah didatangi jutaan orang dari 67 negara.

Setelah membangun theme park, Gordon menyadari pengunjung biasanya berkurang jumlahnya pada bulan Juli karena musim panas tiba. Untuk mengatasi ini, dia pun membangun water park. Pembangunan water park yang juga dibuat mudah diakses untuk penyandang disabilitas itu memakan biaya US$ 17 juta. Sehingga seluruh taman bermain buatannya menghabiskan US$ 51 juta.

Kesuksesan membangun theme park yang bisa diakses orang-orang berkebutuhan khusus dirasakan Gordon ternyata bukan dari berapa jumlah pengunjung taman bermainnya. Dia merasa sukses ketika melihat para pengunjung taman bermainnya bersatu tanpa memandang sebelah mata orang di dekatnya.

"Aku melihat seorang anak perempuan di kursi roda bermain dengan anak perempuan lain yang tidak berkebutuhan khusus, mereka bermain bersama. Itu sangat keren. Taman ini membantu orang-orang menyadari bahwa kita ini walaupun berbeda dalam beberapa hal sebenarnya sama dalam banyak hal," tuturnya.


(eny/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads