Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Ramai Seruan Frugal Living karena PPN 12%, Ini Bedanya dengan Hidup Minimalis

Hestianingsih Hestianingsih - wolipop
Minggu, 29 Des 2024 07:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Women use mobile phone to calculate bill after shopping at the supermarket, Close up of hand checking long grocery receipt, she is using a budgeting and money saving mobile app
Ilustrasi frugal living. Foto: Getty Images/M Stock
Jakarta -

Seruan frugal living ramai didengungkan di media sosial sebagai respons netizen terhadap wacana kenaikan pajak penghasilan (PPN). Kenaikan tarif PPN sebesar 12% pada 2025 dinilai akan semakin memberatkan masyarakat.

Frugal living adalah gaya hidup yang menekankan pengeluaran bijaksana dan sehemat mungkin, dengan memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan. Tujuan frugal living untuk mengelola keuangan secara efisien, menghindari pemborosan, dan menabung lebih banyak demi masa depan lebih stabil.

Namun perlu ditekankan bahwa ketika orang menerapkan frugal living bukan berarti dia hidup tanpa apapun. Esensi dari gaya hidup ini adalah hidup hemat dengan cara memprioritaskan pengeluaran hanya untuk barang-barang penting saja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prinsip ini bukan sekadar tentang menghemat uang, tetapi juga menjalani hidup yang lebih sederhana dan sadar, dengan fokus pada hal-hal yang benar-benar bernilai. Misalnya saja belanja cerdas dengan memanfaatkan voucher diskon, membeli barang bekas yang kualitasnya masih bagus, masak di rumah, mengurangi biaya langganan jasa yang tidak penting, memperbaiki barang sendiri (DIY), menabung secara otomatis hingga investasi jangka panjang.

Frugal living juga lebih mengutamakan membeli barang berkualitas dengan ketahanan lama sampai bertahun-tahun. Saat ingin bersenang-senang, lebih memanfaatkan acara yang tidak perlu biaya atau harganya seminim mungkin, seperti menghadiri festival lokal, konser terbuka, pameran gratis, perpustakaan atau ke museum.

ADVERTISEMENT

Perbedaan Frugal Living dan Gaya Hidup Minimalis

Sebelum frugal living ramai digaungkan, muncul juga ajakan untuk menjalani gaya hidup minimalis, yang sempat tren di awal 2010. Dua gaya hidup ini sebenarnya memiliki tujuan yang hampir sama, yakni berhemat sebisa mungkin untuk hidup lebih sejahtera hanya saja penerapannya sedikit berbeda.

Klik halaman selanjutnya untuk mengetahui apa itu gaya hidup minimalis.

Penerapan gaya hidup minimalis muncul sebagai alternatif terhadap konsumerisme yang telah mendominasi masyarakat. Seperti dikutip dari detikBali, pada dasarnya, gaya hidup minimalis bertujuan mengembalikan esensi konsumsi, yaitu membeli barang berdasarkan nilai fungsinya, bukan karena impulsif atau sekadar FOMO (fear of missing out).

Fokus utama dari gaya hidup minimalis adalah menjaga keberlanjutan alam dan lingkungan. Sebab dampak dari konsumsi berlebihan terhadap lingkungan sangat berbahaya. Barang-barang yang tidak dikonsumsi dengan maksimal hanya akan menumpuk dan menambah sampah di Bumi.

Selain itu, fokus mereka juga terarah pada esensi dan kualitas barang, bukan pada jumlahnya.

"Jadi punya mindset quality over quantity di mana kita lebih milih barang-barang yang memang berkualitas, tapi bisa pemakaiannya itu lebih lama dibanding mungkin barang-barang yang kurang berkualitas tapi secara quantity bisa dapat banyak," jelas praktisi gaya hidup minimalis Cynthia Suci Lestari, seperti dikutip dari program Sosok detikcom.

Dia menambahkan, "Pakai yang ada, ada di rumah kita. Pakai sampai habis, pakai yang sudah kita beli sebelumnya, pakai sampai rusak. Manfaat dari barang yang kita punya sampai dengan barang itu habis manfaatnya, sampai dengan ia rusak."

Gaya hidup minimalis juga menekankan pada pengaturan keuangan yang lebih bijak. Tidak tergoda oleh keinginan yang berlebihan, menjalani hidup minimalis membantu lebih fokus merencanakan dan mengelola keuangan. Hidup sederhana akan membawa kestabilan finansial dan kesejahteraan di masa depan.

Pada intinya, frugal living lebih berfokus pada hemat biaya dan efisiensi keuangan, sedangkan gaya hidup minimalis menekankan pada kesederhanaan, pengurangan distraksi dari benda material dan pendekatan yang lebih ramah lingkungan.

Meski berbeda, kedua gaya hidup ini dapat saling melengkapi. Seseorang yang menerapkan frugal living mungkin secara alami juga mengadopsi prinsip-prinsip minimalis untuk membatasi konsumsi yang tidak perlu. Sebaliknya, seorang minimalist juga cenderung hemat karena mereka membeli lebih sedikit barang.

(hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads