Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Kenali 6 Bahan Skincare dan Selfcare Berbahaya yang Bisa Picu Kanker

Shandrina Shira - wolipop
Sabtu, 20 Sep 2025 11:11 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

womans hand touching on the cream for applying
Jakarta -

Kosmetik dan produk skincare serta selfcare identik dengan kandungan bahan kimia. Sebagian besar aman digunakan selama masih dalam batas tertentu, namun ada pula kandungan skincare yang berbahaya, bisa menimbulkan risiko kesehatan.

Maraknya bahan skincare berbahaya, sejumlah negara menerapkan aturan ketat demi melindungi konsumen. Uni Eropa, misalnya, telah melarang lebih dari 1.600 bahan kimia berisiko tinggi dalam produk skincare, Inggris dan Australia juga menerapkan pembatasan serupa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Risiko paparan bahan kimia ini semakin tinggi terutama bagi perempuan. Sebab, mereka cenderung menggunakan lebih banyak produk kecantikan setiap hari, mulai dari skincare wajah, selfcare, hingga makeup.

ADVERTISEMENT

"Rata-rata perempuan menggunakan 12 produk kecantikan sehari, ditambah paparan bahan kimia dari deterjen, produk pembersih, dan lainnya. Tidak ada perusahaan yang melacak akumulasi paparan dari waktu ke waktu dan risikonya bagi individu," ujar dr. Lola Shahine kepada The Post.

Dilansir dari New York Post, terdapat enam bahan kimia yang terbukti berbahaya, bahkan berpotensi memicu kanker, dan telah dilarang penggunaannya di Uni Eropa sebagai bahan skincare dan selfcare.

Bahan Skincare dan Selcare Berbahaya

Ilustrasi mandi sehatIlustrasi mandi dengan sabun. Foto: Thinkstock

1. Formaldehida

Bahan kimia ini biasanya digunakan dalam produk penghalus lambut seperti brazilian blow out, pengeras kuku, shampo, lotion, sabun mandi, dan lem bulu mata. Zat ini dikenal sebagai karsinogen dan iritan saluran pernapasan. Uni Eropa dan Inggris telah melarang formaldehida serta senyawa pelepas formaldehida dalam produk kosmetik dan self-care.

2. Triclosan

Triclosan atau zat antibakteri, zat ini sering ditemukan pada produk rumah tangga seperti sabun, obat kumur, dan pembersih tangan. Bahan kimia ini dilarang di Uni Eropa dan Inggris. Sementara itu, Australia membatasi penggunaan triclosan hingga 0,3% karena kekhawatiran dapat menyebabkan masalah hormonal dan potensi masalah kesuburan. Studi menunjukkan bahwa wanita yang terpapar triclosan dua kali, lebih meningkatkan risiko osteoarthritis.

3. DBP dan Ftalat Lainnya

cat kuku, kutekscat kuku, kuteks Foto: Thinkstock

Beberapa penelitian telah mengaitkan ftalat seperti dibutyl ftalat (DBP) dengan berbagai masalah kesehatan termasuk penyakit jantung, obesitas, resistensi, insulin, dan diabetes. "Ftalat adalah pengganggu endoktrin yang dapat mengganggu fungsi hormonal dan seluler dalam sistem reproduks. Penelitian telah mengaitkan kadar ftalat yang tinggi dengan peningkatan risiko infertilitas, parameter sperma yang buruk, kualitas sel telur yang buruk, dan keguguran," ujar ahli Endokrinologi, dr.Lola Shahine.

Uni Eropa menggolongkan zat ini sebagai racun untuk fungsi reproduksi dan melarang penggunaannya. Namun di Amerika Serikat, DBP dan ftalat masih bisa ditemukan pada produk cat kuku dan parfum.

4. Lilial

Ilustrasi hand body lotion

Foto: Getty Images/Praiwan Wasanruk

Bahan kimia ini merupakan pewangi sintetis yang digunakan dalam parfum dan lotion. Zat ini telah dilarang di eropa sejak 2022 karena dianggap mengganggu endoktrin dan sebagai racun untuk fungsi reproduksi. Profesor farmakologi Andrea Gore dalam wawancaranya dengan Washington Post menekankan pentingnya menghindari produk dengan bahan lilial.

"Saya sarankan untuk menghindari wewangian tambahan sama sekali dalam parfum, losion dan sampo beraroma, bahkan deterjen dan antiperspiran beraroma," ujarnya.

5. Zinc Pyrithione (ZPT)

Ilustrasi keramas

Foto: Getty Images/southerlycourse

Bahan aktif dalam sampo antiketombe dan krim antijamur ini dilarang di Uni Eropa sejak 2022. Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan ZPT dapat menyebabkan iritasi kulit, fotosensitivitas, dan reaksi alergi lainnya. Selain itu, terdapat kekhawatiran mengenai dampak lingkungan, khususnya dampak terhadap ekosistem perairan.

6. Selenium Sulfida

Salep Antijamur

Foto: Getty Images/Praiwan Wasanruk

Digunakan dalam sampo antiketombe dan perawatan antijamur, selenium sulfida telah di larang di Uni Eropa. Larangan tersebut diberlakukan karena penelitian menunjukkan bahan ini dapat menimbulkan efek samping serius bagi kesehatan, termasuk meningkatkan risiko kanker pada manusia.

Itulah enam bahan skincare dan selfcare yang dianggap bisa memicu kanker dan penggunaannya dilarang di sejumlah negara seperti di Eropa dan Australia. Dengan mengenali bahan-bahan skincare dan selfcare yang berpotensi berbahaya, kamu bisa lebih selektif sebelum membeli atau menggunakannya. Jangan ragu untuk selalu membaca label, mencari informasi, dan berkonsultasi dengan ahli bila ragu.

(eny/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads