7 Cara Memperbaiki Skin Barrier Wajah yang Rusak, Kenali Ciri dan Penyebabnya

Skin barrier adalah bagian lapisan atas kulit (stratum korneum) yang berperan sebagai pelindung kulit yang menghalangi alergen/racun berbahaya untuk masuk.

Jika skin barrier rusak, susunan rapat antar sel kulit bisa hilang. Sehingga hal tersebut bisa menyebabkan lebih banyak air dari kulit kita dan bisa juga menyebabkan iritasi.

Agar terhindar dari masalah-masalah kulit, ketahui cara memperbaiki skin barrier beserta ciri-ciri skin barrier yang rusak berikut ini.

Cara Memperbaiki Skin Barrier

Dikutip dari Healthline dan Skin Library, beberapa langkah dan cara dalam memperbaiki skin barrier yakni sebagai berikut.

1. Kenali Penyebab Skin Barrier yang Rusak

Langkah pertama dalam upaya memperbaiki skin barrier adalah dengan mengetahui kemungkinan penyebabnya. Hal ini akan memudahkan kamu untuk menangani dan mencegahnya di masa mendatang.

Bisa jadi apakah penyebabnya karena kamu sering mencuci muka, akibat faktor lingkungan, maupun kurangnya kualitas tidur.

2. Perhatikan Frekuensi dan Waktu Cuci Muka

Meskipun mencuci muka diperlukan untuk menjaga fungsi kulit supaya tetap normal dan terhidrasi, namun air juga bisa semakin mengeringkan kulit.

Oleh karena itu, lebih baik cucilah wajah maksimal dua kali sehari dengan air hangat.

3. Perhatikan Tingkat pH Dalam Pemakaian Produk

Pembersih muka lembut dengan pH rendah, tidak akan memperparah hilangnya penghalang lipid pada kulit. Meskipun tidak semua produk mencantumkan pH-nya, tapi ada juga beberapa produk mencantumkannya.

Mantel asam halus kulit kita berada di sekitar pH 4,7. Namun, pH beberapa produk kulit bisa berkisar antara 3,7 hingga 8,2.

Dalam penelitian tahun 2018 bertajuk The Relation of pH and Skin Cleansing oleh Jürgen Blaak dan Peter Staib, merekomendasikan pembersihan dengan produk yang punya pH antara 4.0 dan 5.0.

Dalam hal ini, menjaga pH kulit pada tingkat yang sehat bisa membantu melindungi dari kondisi kulit seperti dermatitis, ichthyosis, jerawat, dan infeksi Candida albicans.

4. Gunakan Minyak Nabati

Penggunaan minyak nabati (minyak tumbuhan) merupakan cara untuk memperbaiki skin barrier, karena berperan dalam melembabkan dan mengisi kembali penghalang kulit.

Penelitian tahun 2018 yang dilakukan oleh Tzu-Kai Lin, dkk, dari Kaohsiung Chang Gung Memorial Hospital and Chang Gung University College of Medicine, menunjukkan bahwa minyak tumbuhan tertentu bisa membantu memperbaiki skin barrier.

Pasalnya, banyak dari minyak ini memiliki efek antibakteri, anti-inflamasi, hingga antioksidan.

Beberapa minyak nabati yang paling efektif untuk dipertimbangkan untuk digunakan untuk skin barrier pada kulit, meliputi:

• Minyak almond
• Minyak kelapa
• Minyak jojoba
• Minyak argan
• Minyak borage
• Minyak mawar
• Minyak bunga matahari
• Minyak kedelai
• Minyak bunga mawar
• Minyak kismis hitam (black currant oil)

5. Menggunakan Produk dengan Kandungan Ceramide

Pelembab kaya ceramide juga dapat memperkuat integritas struktural penghalang kulit.

Ceramides merupakan lipid lilin yang ditemukan dalam konsentrasi sangat tinggi di stratum korneum.

Mereka berperan penting untuk memastikan skin barrier agar berfungsi dengan baik.

Dalam hal ini, produk yang mengandung pseudo-ceramides akan membantu mengatasi masalah kulit seperti kekeringan, gatal, dan berkerak yang disebabkan karena skin barrier tidak berfungsi dengan baik.

6. Melembabkan Kulit

Cara memperbaiki skin barrier selanjutnya yaitu dengan melembabkan kulit. Pelembab oklusif membantu memperbaiki skin barrier dengan mengurangi jumlah kehilangan air dari kulit.

Pelembab oklusif yang paling sering direkomendasikan yaitu petrolatum, yang menurut para ahli dapat memblokir sebanyak 99% kehilangan air dari kulit.

Humektan juga bisa meningkatkan fungsi penghalang kulit, karena menarik air - baik dari lingkungan atau dari dalam tubuh dan mengikatnya ke dalam pelindung kulit.

Pelembab dengan kandungan bahan-bahan seperti ceramide, niacinamide, panthenol, fatty Acids, asam hialuronat, petrolatum, atau gliserin, madu, dan urea adalah yang rekomendasi yang untuk menjaga pelindung kulit tetap sehat.

7. Sederhanakan Rutinitas Perawatan Kulit

Jika kamu melakukan eksfoliasi, perhatikan bagaimana kulit bereaksi terhadap metode sedang kamu gunakan. Pasalnya, beberapa jenis scrub dan sikat bisa merusak skin barrier untuk sementara.

Menurut American Academy of Dermatology, mereka yang memiliki kulit sensitif dan warna kulit lebih gelap mungkin perlu menggunakan kain lembut atau pengelupasan kimia ringan.

Ciri-ciri Skin Barrier yang Rusak

Berikut merupakan ciri-ciri skin barrier yang rusak yang ditandai oleh:

• Kulit yang kering dan bersisik
• Rasa gatal
• Terasa kasar dan berubah warna
• Jerawat
• Kulit yang mudah teriritasi (sensitif)
• Kulit dehidrasi
• Kulit terkelupas
• Kulit merah atau meradang
• Kulit terasa kencang, namun sangat berminyak
• Ada jamur pada kulit atau infeksi bakteri dan virus

Penyebab Skin Barrier Rusak

Umumnya, penyebab skin barrier yang rusak bisa bervariasi bisa dari faktor internal dan eksternal, seperti dari rutinitas dasar kita hingga faktor lingkungan.

Beberapa faktor yang membuat skin barrier rusak secara umum, antara lain:

Faktor Eksternal

• Cuci muka dengan berlebihan
• Eksfoliasi secara berlebihan
• Sering terkena polusi (kualitas udara yang buruk, bisa terlalu lembab atau terlalu kering)
• Terlalu banyak terkena paparan sinar matahari
• Terkena deterjen dan sabun alkali
• Terkena paparan bahan kimia keras
• Tekanan psikologis, seperti kurang tidur dan stres
• Steroid

Faktor Internal

• Genetik
• Penuaan (kulit semakin melemah)

Itu tadi informasi seputar cara memperbaiki skin barrier (penghalang kulit), lengkap dengan ciri-ciri serta penyebab kerusakannya. Skin barrier merupakan pertahanan garis depan tubuh melalui kulit.

Menjaganya agar tetap sehat lebih dari sekadar masalah kosmetik. Jadi selalu perhatikan kebiasaan baik untuk memperbaiki skin barrier kalian ya.