Perlukah Kosmetik yang Dijual di Indonesia Bersertifikasi Halal?
Alissa Safiera - wolipop
Kamis, 16 Jun 2016 12:29 WIB
Jakarta
-
Label 'halal' kini tak terbatas kepada makanan atau minuman. Polemik tentang halal mulai menjamah ke area lain, tak terkecuali dunia kecantikan.
Direktur LPPOM MUI Lukmanul hakim mengatakan jika pemakaian kosmetik sebenarnya diizinkan dalam Islam. Namun baginya, perlu digarisbawahi bila yang diizinkan adalah segala sesuatu yang dibuat secara halal.
"Banyak kandungan di kosmetik yang tidak halal. Untuk itu MUI turun tangan berdiskusi untuk mewajibkan sertifikasi halal. Lebih banyak mana antara produsen dan konsumen kosmetik? Lebih banyak mana yang muslim dan non muslim? Tentu lebih banyak muslim. Label halal ini bisa juga sebagai strategi marketing bagi produsen," ujar Direktur LPPOM MUI Lukmanul hakim, saat ditemui di acara konferensi pers BeautyIndonesia 2017, di Locanda, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (15/6/2016).
Bagi sebagian pihak, belum ada urgensi dari mewajibkan sertifikasi halal untuk bisnis kosmetik di Indonesia. Menurut Kepala Sub Direktorat Industri Farmasi dan Kecantikan Kementerian Perindustrian Republik Indonesia Afrida Suston Niar, dibanding memperdebatkan hal ini lebih baik fokus dalam membuat iklim usaha yang kondusif terlebih dulu.
"Kalau iklim tidak kondusif, bagaimana usaha mau maju? Bagaimana investor asing mau datang? Itu dulu. Sementara kita lihat industri lokal juga mulai galau, mereka harus bertahan hidup. Kalau kita ke Jerman atau negara-negara Eropa, yang mereka tanyakan adalah 'Bagaimana regulasi di sana dan apa yang kamu perbuat untuk kami?'" terang Afrida.
Baca Juga: 50 Inspirasi Busana Muslim untuk Lebaran
Afrida menyarankan agar segala pihak fokus pada kemajuan industri lokal terlebih dulu. "Namun kami akan tetap mencari jalan tengah bersama," tambah Afrida.
Senada dengan Afrida, Scientific & Regulatory Affairs Director L'Oreal, sekaligus anggota Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi) Dewi Rijah Sari, juga menyetujui hal itu. Menurutnya, industri kosmetik multinasional dan lokal tetap berharap agar sertifikasi halal bersifat sukarela karena memiliki kompleksitas yang tinggi.
"Kita harus kembali ke esensi kosmetik itu sendiri, yaitu hanya untuk pemakaian luar. Jadi urgensinya tidak ada. Lebih dari 90 persen bahan baku masih impor. Jenis bahan kosmetik ada 76.000, bagaimana cara melakukan sertifikasinya? Saat ini juga belum ada daftar halal untuk kosmetik, baru ada pangan. Infrastruktur belum siap akan itu," ujar Dewi.
Seperti data yang diungkap Asosiasi Profesi Ekspor Impor Seluruh Indonesia (APREISINDO), ada 760 anggota perusahaan kosmetik lokal di Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi) saat ini. Hanya 23 yang merupakan perusahaan besar, sementara yang lainnya adalah Usaha Kecil Menengah (UKM). Tentu menurutnya, sertifikasi halal bisa memberatkan usaha kecil, karena hal ini juga akan memengaruhi biaya produksi dan nantinya harga produk. Sementara, tak semua produsen kecantikan lokal adalah perusahaan besar.
(asf/asf)
Direktur LPPOM MUI Lukmanul hakim mengatakan jika pemakaian kosmetik sebenarnya diizinkan dalam Islam. Namun baginya, perlu digarisbawahi bila yang diizinkan adalah segala sesuatu yang dibuat secara halal.
"Banyak kandungan di kosmetik yang tidak halal. Untuk itu MUI turun tangan berdiskusi untuk mewajibkan sertifikasi halal. Lebih banyak mana antara produsen dan konsumen kosmetik? Lebih banyak mana yang muslim dan non muslim? Tentu lebih banyak muslim. Label halal ini bisa juga sebagai strategi marketing bagi produsen," ujar Direktur LPPOM MUI Lukmanul hakim, saat ditemui di acara konferensi pers BeautyIndonesia 2017, di Locanda, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (15/6/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau iklim tidak kondusif, bagaimana usaha mau maju? Bagaimana investor asing mau datang? Itu dulu. Sementara kita lihat industri lokal juga mulai galau, mereka harus bertahan hidup. Kalau kita ke Jerman atau negara-negara Eropa, yang mereka tanyakan adalah 'Bagaimana regulasi di sana dan apa yang kamu perbuat untuk kami?'" terang Afrida.
Baca Juga: 50 Inspirasi Busana Muslim untuk Lebaran
Afrida menyarankan agar segala pihak fokus pada kemajuan industri lokal terlebih dulu. "Namun kami akan tetap mencari jalan tengah bersama," tambah Afrida.
Senada dengan Afrida, Scientific & Regulatory Affairs Director L'Oreal, sekaligus anggota Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi) Dewi Rijah Sari, juga menyetujui hal itu. Menurutnya, industri kosmetik multinasional dan lokal tetap berharap agar sertifikasi halal bersifat sukarela karena memiliki kompleksitas yang tinggi.
"Kita harus kembali ke esensi kosmetik itu sendiri, yaitu hanya untuk pemakaian luar. Jadi urgensinya tidak ada. Lebih dari 90 persen bahan baku masih impor. Jenis bahan kosmetik ada 76.000, bagaimana cara melakukan sertifikasinya? Saat ini juga belum ada daftar halal untuk kosmetik, baru ada pangan. Infrastruktur belum siap akan itu," ujar Dewi.
Seperti data yang diungkap Asosiasi Profesi Ekspor Impor Seluruh Indonesia (APREISINDO), ada 760 anggota perusahaan kosmetik lokal di Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi) saat ini. Hanya 23 yang merupakan perusahaan besar, sementara yang lainnya adalah Usaha Kecil Menengah (UKM). Tentu menurutnya, sertifikasi halal bisa memberatkan usaha kecil, karena hal ini juga akan memengaruhi biaya produksi dan nantinya harga produk. Sementara, tak semua produsen kecantikan lokal adalah perusahaan besar.
(asf/asf)
Hobbies & Activities
Penggemar Gitar Akustik Perlu Coba! Donner DAG-1CE Bisa Jadi Gitar Andalanmu
Health & Beauty
Dilema Pilih Sunscreen untuk Kulit Sensitif? 2 Sunscreen Ini Bisa Jadi Pilihanmu
Hobbies & Activities
iReborn Treadmill Elektrik Paris: Biar Olahraga Jadi Lebih Praktis, Nyaman, dan Konsisten
Health & Beauty
Lip Care Goals! 3 Produk Andalan Untuk Bibir Halus dan Sehat Sepanjang Hari
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Jakarta X Beauty 2025
Yuk Daur Ulang Kemasan Kosmetik dan Skincare Bekas di Jakarta X Beauty 2025
Serum Vitamin C Korea Terbaru yang Lembut di Kulit Tanpa Mengiritasi
Trik Keramas TikTok Viral Shampoo Sandwich, Bisa Bikin Rambut 'Badai'?
Jakarta x Beauty 2025
Berburu Skincare Viral di Jakarta X Beauty 2025, Skintific Diskon 50%
Ini Rahasia Rambut Sehat Berkilau Tasya Farasya dan Davina Karamoy
Most Popular
1
5 Zodiak yang Ternyata Introvert Banget, Lebih Bahagia Saat Menyendiri
2
Go Public, Katy Perry & Justin Trudeau 'Double Date' Bareng Mantan PM Jepang
3
Rekening Bos Miss Universe Dibekukan, Diduga Terkait Kartel Narkoba
4
Sosok Influencer 'Human Barbie' yang 27 Kali Oplas, Kematiannya Mencurigakan
5
Ramalan Zodiak 7 Desember: Libra Lebih Peka, Sagitarius Hati-hati Terjebak
MOST COMMENTED











































