BB Cream: Lahir di Jerman, Dipopulerkan Korea Sampai ke Indonesia

Jakarta - Diciptakan pertama kali di Jerman oleh seorang dermatologis pada era 50-an, blemish balm cream, atau yang biasa disebut BB cream justru lebih populer di Korea Selatan. Awalnya, BB cream dibuat untuk menyamarkan noda kemerahan bagi pasien pasca tindakan laser dan operasi ringan pada kulit. Namun karena fungsinya yang juga baik untuk merawat kulit, krim ciptaan Dr Christine Schrammek ini menjadi populer dan banyak permintaannya.

Dari Korea Selatan, tren BB Cream pun berkembang hingga ke kawasan Asia lainnya karena pengaruh korean wave yang kerap menampilkan riasan flawless namun tetap terlihat natural. Di Indonesia sendiri, tren BB Cream mulai booming pada akhir 2010 dan awal 2011.

Menurut pengamatan Ade Fera selaku Beauty Consultant The Face Shop Indonesia, saat ini sudah banyak sekali produk BB Cream bermunculan. Mulai dari brand asal Korea, Eropa sampai Indonesia.

"Di Indonesia, mulai start dari tahun 2011 banyak sekali yang mengeluarkan seri BB Cream," ujar Ade, yang telah bekerja di The Face Shop Indonesia selama tujuh tahun.

The Face Shop sendiri sudah merilis BB Cream sejak 2008. Kala itu variannya masih terbatas, yaitu seri Quick and Clean yang kini berganti nama menjadi Clean Face. Pertama kali diluncurkan, langsung menarik banyak peminat dan menjadi salah satu produk best seller. Makin beragamnya produk BB Cream dari brand lain, tak dilihat Ade sebagai sebuah persaingan. Wanita berusia 38 tahun ini justru memandangnya sebagai sesuatu yang positif.

"Saya sih memandang ini (makin banyak yang jualan BB cream) sesuatu yang positif. Setiap kosmetik bukan hanya produk Korea, Eropa juga sudah menciptakan BB cream," jelasnya.

Tren BB cream yang semakin menjamur di Indonesia ini juga disambut baik oleh Astrid Tjahyanto, Product Training and Make-up Skill Manager Etude House Jakarta. Astrid menjelaskan, mulai dari anak muda hingga wanita dewasa sudah banyak yang mengenal BB cream.

"Sudah sangat baik ya, at least itu memang diterima dengan baik. Kebanyakan pembelinya semua umur ya, dari 17-40, biasanya anak kuliah dan eksekutif muda. Sebenarnya sejak 2009 akhir sampai 2010 sudah banyak yang pakai. Cuma dulu karena mereka cenderung berpaku sama foundation jadi tidak berani langsung pakai," ujar wanita berusia 24 tahun ini.

Brand kecantikan asal Korea Selatan yang kerap menggandeng artis-artis terkenal seperti Song Hye Gyo, Park Shin Hye sampai Lee Min Ho sebagai brand ambassador ini, sebenarnya telah merilis produk BB cream sejak 2002. Namun baru banyak dikenal konsumen pada 2005-2006, dan mulai menjadi booming pada 2008.

"Dari kita buka 2002 memang nggak seberapa ramai karena orang masih pengenalan. Tapi mulai 2005-2006 gara-gara K-pop orang mulai konsen ke kosmetik Korea. Dari situ kita mulai mengenalkan BB cream itu apa. 2008-2009 yang seri Precious Mineral baru seluruh Indonesia mengenal," urai Astrid.

Sebagai selebriti sekaligus konsumen BB cream, Sandra Dewi juga melihat maraknya BB cream ini adalah sesuatu yang baik. Semua wanita pastinya ingin cantik, dan BB cream termasuk bagian dari perawatan kulit yang praktis dan multi fungsi.

"Menurutku inovasi dalam bidang kecantikan itu hal yang positif. BB cream adalah inovasi dalam dunia kecantikan. Ada kosmetik tapi juga bisa merawat kulit dari dalam. Jadi kenapa enggak?" ucap Sandra, saat berbincang dengan wolipop di Gran Mahakam Hotel, Blok M, Jakarta Selatan.

Tren riasan bare-look skin juga berkontribusi terhadap semakin maraknya BB cream yang beredar di pasaran. Erni Kertasasmita, senior brand manager Pond's menjelaskan, jika dulu orang cenderung menginginkan penampilan yang glamor dan berkilauan dengan glitter, kini mereka lebih suka riasan yang cantik namun seakan tidak menggunakan make up.

"Sekarang mungkin karena korean wave juga. Orang inginnya cantik tapi seperti tanpa make up, yang kita bilang bare-look skin. Mereka ingin cantik tapi alami," jelas Erni.

(hst/kik)