Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Kisah Sedih Ayah Rawat Anak Sakit Kanker, Dipenjara saat Anak Meninggal

Vina Oktiani - wolipop
Sabtu, 28 Jun 2025 19:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Kisah sedih ayah rawat anak sakit kanker
Foto: SCMP
Jakarta - Kisah menyentuh mengenai perjuangan seorang ayah bernama Yu Haibo dari Tiongkok yang rela melakukan apa saja demi menyelamatkan nyawa anaknya yang mengidap kanker belakangan viral. Sayangnya, di tengah perjuangannya, Yu harus mendekam di penjara karena mencuri untuk biaya pengobatan. Tragisnya, ia masih berada di balik jeruji besi saat sang anak meninggal dunia.

Melansir SCMP, Yu Haibo, pria berusia 29 tahun asal Provinsi Jilin, berasal dari keluarga petani. Setelah putus sekolah, ia bekerja sebagai koki dan tukang las, lalu menikah dengan kekasihnya, Zhang Mingyu. Pada tahun 2014, mereka dikaruniai seorang putra bernama Jiayue.

Kehidupan keluarga Yu berubah drastis saat Jiayue yang baru berusia tiga tahun terjatuh dari tangga dan didiagnosis menderita leukemia. Yu yang bekerja di pabrik mobil dengan penghasilan sekitar 2.000 yuan per bulan (sekitar Rp 6 juta) rela menjual rumah, meminjam uang, dan bekerja serabutan demi menyelamatkan anaknya. Setelah dua tahun berjuang, kondisi Jiayue sempat membaik.

Namun pada April 2021, dokter menyarankan pengobatan tambahan yang biayanya mencapai puluhan ribu yuan. Saat itu pandemi COVID-19 membuat Yu kehilangan pekerjaan. Salah seorang temannya kemudian menyarankan untuk mencuri tembaga dari trafo jalanan. Yu melakukannya, mencuri lebih dari 20 trafo dan menjual tembaganya seharga 30.000 yuan (sekitar Rp 65 juta). Dua bulan kemudian, ia ditangkap dan dijatuhi hukuman penjara empat tahun.

Istrinya tetap bekerja keras sambil merawat Jiayue. Pada awal 2023, kanker sang anak kambuh. Para sipir dan narapidana menggalang dana hingga 70.000 yuan (sekitar Rp 158 juta) untuk membantu pengobatan Jiayue. Yu pun diizinkan mengunjungi anaknya di rumah sakit.

Saat itu, Jiayue yang sudah dalam kondisi lemah sempat berkata, "Ayah, kamu sudah sarapan belum? Makan apa?" Sebelum akhirnya tak sanggup bicara lagi dan hanya terdiam.

Saat perpisahan, Jiayue berkata, "Ayah, jadi orang baik di penjara ya. Kamu boleh pergi sekarang, polisi sudah menunggu."

Sebulan kemudian, Jiayue meninggal di usia sembilan tahun. Karena ingin tetap dekat dengan ayahnya, abu Jiayue disebar di Danau Jingyuetan, yang letaknya dekat dengan penjara.

Dalam pesan terakhirnya Jiayue mengatakan, "Ayah, setelah bebas nanti, jangan terlalu sedih. Kalau rindu, datang saja ke danau. Aku akan selalu ada di sana."

Yu akhirnya dibebaskan pada November tahun lalu setelah mendapatkan pengurangan hukuman. Sejak itu, ia rutin mengunjungi danau tersebut setiap dua minggu. Ia kini menjalani hidup dari pekerjaan serabutan dan mulai membagikan kisah hidupnya melalui media sosial, yang kini telah diikuti sekitar 80 ribu orang.

"Kamu mungkin bukan warga negara yang baik, tapi kamu adalah ayah yang luar biasa," komentar salah seorang netizen. (vio/vio)



Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads