Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Fenomena 'Shut Up Ring', Pria Melamar Hanya Karena Desakan Wanita

Kiki Oktaviani - wolipop
Sabtu, 07 Sep 2024 09:00 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Ilustrasi lamaran
Ilustrasi lamaran Foto: Getty Images/PeopleImages
Jakarta -

'Shut up ring' menjadi istilah baru dalam dunia hubungan asmara yang menggambarkan lamaran yang diberikan sebagai cara untuk meredam keluhan atau desakan dari pasangan. Nyatanya, pria melamar wanita bisa jadi bukan karena dia benar-benar ingin berkomitmen dalam hubungan, namun faktor lain, seperti keluhan atau tekanan dan wanitanya.

Istilah ini semakin populer berkat influencer Monica Millington yang baru-baru ini membagikan kisah pribadinya tentang bagaimana lamaran dan pernikahan tidak memperbaiki masalah mendasar dalam hubungan mereka. Monica mengaku pertama kali mendengar istilah ini dari para terapis yang berbagi konten di media sosial.

Menurut Monica, lamaran tersebut bukan merupakan komitmen yang tulus, melainkan lebih sebagai upaya untuk menghentikan pertanyaan dan desakan mengenai masa depan hubungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam video TikTok-nya yang viral dengan lebih dari 3,8 juta penonton, Monica mengungkapkan bahwa ia merasa hubungannya akan membaik setelah ia dan pasangannya bertunangan. Namun, setelah pernikahan, ia menyadari bahwa semua masalah yang ada sebelum pernikahan tetap ada.

Monica MillingtonMonica Millington Foto: dok. Instagram

"Begitu kebahagiaan pernikahan selesai, saya sadar bahwa cincin, lamaran, pesta pernikahan, semua itu tidak mengubah apa pun, Kami masih memiliki masalah yang sama seperti sebelumnya," ungkap Monica.

ADVERTISEMENT

Monica menikah selama dua setengah tahun sebelum akhirnya bercerai. Meskipun begitu, ia mengakui bahwa ia mulai merasa tidak puas hanya beberapa minggu setelah pernikahannya. Ia mengatakan bahwa suaminya seakan memberikan cincin sebagai cara untuk menghindari percakapan mendalam mengenai arah hubungan mereka.

"Rasanya seperti dia hanya menenangkan saya agar saya berhenti bertanya dan mendorong hubungan ini," jelas Monica, seperti dikutip dari People.

Monica menyadari bahwa ia, seperti banyak wanita lain, mengabaikan tanda-tanda 'red flag' yang jelas dalam hubungan mereka. Ia mengakui bahwa dirinya terus mendesak hubungan itu maju karena merasa harus ada tujuan akhir yang jelas, yaitu pernikahan.

Melalui pengalamannya, Monica memberikan pandangan realistis tentang kesalahan dalam cinta dan kehidupan. Ia mengakui bahwa pada saat menikah dengan mantan suaminya, ia masih muda dan kurang pengalaman.

"Saya seharusnya tidak memaksakan sesuatu yang tidak saya butuhkan atau tidak tepat bagi saya. Saya seharusnya berpikir bahwa pacaran satu-satunya tujuan akhir pacaran adalah menikah dengan orang ini," ujarnya yang sekaligus sebagai pengingat bagi para wanita di luar sana.

(kik/kik)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads