Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Liputan Khusus Hari Ibu

Spesial Hari Ibu: Kisahku Dibesarkan Ibu Tiri Membuatku Jadi Anak Mandiri

Gresnia Arela Febriani - wolipop
Selasa, 22 Des 2020 09:30 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Ilustrasi kedekatan anak dan ibu tirinya
Ilustrasi ibu tiri baik hati. Foto: iStock
Jakarta -

Citra seorang ibu tiri dalam sinetron digambarkan sebagai tokoh yang antagonis dalam keluarga. Namun nyatanya tak semua ibu tiri seperti itu. Dalam kehidupan nyata, banyak ibu tiri baik hati yang membesrkan anak-anak tirinya dengan penuh cinta dan kasih layaknya ibu kandung.

Begitu dekatnya, anak-anak yang dibesarkan ibu tiri ini juga menganggapnya sudah seperti ibu kandung. Seperti kisah wanita bernama Roro Indarni Brilian Mangkunegaran yang berbagi kisahnya dibesarkan ibu tiri baik hati di Hari Ibu, 22 Desember 2020 ini. Berikut kisahnya:

Mami tiri aku bernama Ines Lisdiawati. Aku panggilnya Mamiul. Beliau sudah meninggal dunia sejak lima tahun yang lalu. Dia menemani aku sejak aku SD, usia sembilan tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aku dekat banget sama Mamiul. Meskipun awalnya dulu aku agak bingung kenapa ada dia di rumah aku. Tapi karena dia orangnya friendly terhadap anak kecil, ya sudah aku bisa nyaman.

Sebagai seorang ibu, bagiku Mamiul sosok yang baik dan perhatian. Dia membesarkan aku tidak ada bedanya dengan anak kandung dia kepada aku.

ADVERTISEMENT

Tapi aku dan Mamiul sempat ada jarak pada saat aku SMA. Aku tinggal di Sentul, Bogor dan Mamiul tinggal di Pondok Indah, Jakarta Selatan bersama dengan keluarga lainnya. Selama di Sentul, aku tinggal lagi bersama dengan mami kandung aku.

Hubungan kami sempat miss communication waktu aku SMA. Karena papi aku sudah mulai move out ke Kanada. Aku juga baru balik lagi dari Sentul dan Pondok Indah. Bagaimana sih rasanya, setelah tinggal bareng dengan ibu tiri, balik lagi tinggal dengan ibu kandung dan tinggal bareng lagi dengan ibu tiri.

Tapi hubungan kami kembali dekat setelah aku kuliah di Jakarta. Saat aku sudah kuliah dan kembali tinggal di Jakarta, Mamiul naik haji. Saat naik haji, beliau minta diperlihatkan sosok yang sayang sama dia dan muncul lah bayangan aku.

Hingga pada 2015 Mamiul mengalami sakit stroke dan menyerang tulang belakangnya. Aku sempat memutuskan untuk resign dari kantor agar bisa menemani mami fisioterapi dan memberikan perhatian yang ekstra.

Banyak sekali yang diajarkan Mamiul buat aku pribadi. Karena Mamiul bisa masak, aku diajakin masak sejak dini. Dulunya dia suka membuat kain perca yang dibikin jadi bed cover terus dijual. Mamiul juga membuat lukisan. Pokoknya beliau sosok ibu yang kreatif.

Sejak bersama Mamiul, aku bisa menjadi anak yang lebih bertanggung jawab dan mandiri. Aku diajarin disiplin, karena dulu itu aku apa-apa minta tolong ke suster dan manja.

Dulu juga aku nggak bisa makan di pinggir jalan, karena bisa langsung radang tenggorokan. Tapi kalau sama Mamiul, ya sudah langsung beli pecel ayam dan beli gorengan di luar. Aku jadi diberikan keleluasaan gitu, jadi sekarang lebih kebal. Mamiul itu kayak membuka mata aku untuk selalu nggak gampang takut apa pun.

Sekarang aku sudah kehilangan sosok Mamiul. Mamiul meninggal dunia sejak lima tahun yang lalu. Sedangkan mami kandung aku sudah tinggal di Singapura sejak 2008. Untuk Mami dan Mamiul youre my role model.

(Roro Indarni Brilian Jane Mangkunegaran - Bogor)

(gaf/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads