Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Fenomena Budak Cinta, Saat Seseorang Mengorbankan Harga Diri Demi Cinta

Gresnia Arela Febriani - wolipop
Sabtu, 24 Agu 2019 08:08 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Ilustrasi fenomena budak cinta. Foto: Dok. iStock
Jakarta - Bucin atau kepanjangan dari budak cinta jadi istilah yang sering digunakan para milenial untuk menggambarkan seseorang yang terlalu cinta dan rela melakukan apapun demi orang yang dia sayangi. Bucin ini sering tidak disadari oleh pelakunya.

Seperti dikatakan oleh salah satu wanita yang pernah menjadi pelaku budak cinta yaitu Ankatama. Wanita yang berprofesi sebagai penyiar dan MC itu mengungkapkan dalam siaran Podcast Rapot bagaimana dirinya dulu rela melakukan hal-hal yang kini dilihatnya sebagai sesuatu yang bodoh atas nama cinta.

"Ya gue berpikir mungkin ini salah satu bentuk bakti cinta kepada seseorang," katanya dalam episode Podcast Rapot Pacarku Majikanku.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Psikolog Tiara Puspita melihat fenomena bucin ini terjadi karena pelaku sangat takut kehilangan orang yang dicintainya. Orang yang menjadi budak cinta ini merasa hubungan asmara yang tengah dijalani begitu bernilai sehingga khawatir jalinan cinta tersebut akan berakhir atau malah dirinya ditinggalkan.



"Atau mungkin kepercayaan dirinya yang rendah, juga bisa merasa dirinya kurang berkorban atau berkompromi lebih banyak demi orang lain," ujar Tiara saat berbincang dengan Wolipop, Kamis (22/8/2019).

Psikolog yang sehari-harinya berpraktek di International Wellbeing Center, Dharmawangsa, Kebayoran Baru ini, menambahkan wanita yang sedang menjalani hubungan cinta harus segera sadar ketika diri mereka sudah banyak berkorban dalam sebuah hubungan tanpa ada timbal balik dari pasangannya, artinya wanita itu sudah menjadi budak cinta. Pengorbanan tersebut menurut Tiara mencakup banyak hal.

"Seperti harga diri, kepentingan, nilai-nilai yang kita anggap prinsipil, kita serahkan ke orang lain demi supaya orangnya bertahan sama kita atau menjaga hubungannya agar tetap baik-baik saja," kata Tiara lagi.

Tiara mengatakan adalah sebuah kewajaran ketika seseorang sangat mencintai pasangannya dan rela melakukan pengorbanan-pengorbanan tertentu demi mempertahankan hubungan asmara tersebut. Namun kewajaran ini menjadi tidak wajar saat pengorbanan itu hanya dilakukan satu pihak.
"Kita melihat juga ini equal apa tidak dalam hubungan? Jangan sampai timpang berat sebelah dan akhirnya salah satu pihak kesannya mengacuhkan perjuangan pasangannya. Jadi tidak ada timbal balik yang setimpal, sepadan dan tidak seimbang," pungkasnya.

Jika ketidakseimbangan ini dirasakan wanita saat menjalani hubungan cinta, waspadailah jangan sampai kamu menjadi budak cinta yang rela mengorbankan segalanya demi kekasih.




(eny/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads