5 Hal yang Bisa Terjadi dalam Tubuh Ketika Patah Hati
Rista Adityaputry - wolipop
Senin, 10 Jul 2017 20:06 WIB
Jakarta
-
Siapa yang belum merasakan patah hati? Rasanya setiap orang pernah merasakannya. Tidak harus karena pacar atau gebetan, patah hati sebenarnya bisa dirasakan ketika seseorang merasa terluka karena sebuah keadaan atau karena orang lain. Biasanya gejala patah hati dirasakan seseorang dengan rasa sesak, pikiran stres, tidur tidak nyenyak, hingga selera makan hilang. Bahkan, ada juga orang yang langsung tidak bersemangat menjalani rutinitas.
Meski kamu tidak menyadarinya, patah hati sebenarnya tidak melulu soal perasaan. Tubuh rupanya juga terkena dampak selama kamu patah hati. Banyaknya masalah kesehatan muncul ketika sakit hati ternyata berhubungan dengan hormon kortisol yang meningkat. Sebagai hormon stres, ini berpengaruh ketika kamu mengalami kejadian yang emosional. Dilansir oleh Bustle, berikut lima hal yang umumnya terjadi ketika kamu patah hati.
1. Tubuh Benar-benar Sakit
Terkadang kondisi seseorang ketika patah hati berbeda-beda, namun semuanya tetap mengarah pada satu hal yaitu sakit. Rasa sesak di dada, kepala yang pusing melihat pujaan menggandeng orang lain, hal itu rupanya bukan hanya sekadar perasaan saja.
Sebuah studi dari Journal of Neurophysiology yang dilakukan dengan memperlihatkan foto gebetan pada para partisipan yang baru saja patah hati menunjukkan bahwa rasa sakit rindu membuat sebuah aktivitas muncul di bagian otak yang merespon rasa sakit fisik. Jalur saraf keduanya sama dan prefrontal cortex bagian otak kiri akhirnya akan terlibat dengan membantumu mengontrol emosi dan tubuh. Selain itu, rasa sakit tersebut juga bisa menjadi insting tubuh untuk mempercepat dan memperlambat detak jantung.
2. Rasa Ingin Menarik Diri
Studi menarik dari Universitas Stony Brook menunjukkan bahwa rasa sakit fisik yang dirasakan seseorang ketika patah hati sama dengan rasa sakit seorang pecandu yang perlu menjauhkan diri dari obat-obatan terlarang. Studi yang dilakukan pada 15 pria dengan menunjukkan foto mantan itu memperlihatkan adanya memori tentang mantan yang mengaktifkan bagian otak tersebut.
Memang selama menjalin sebuah hubungan, seseorang seolah ketagihan dengan kisah cintanya karena adanya pasangan yang terikat denganmu sehari-hari. Otak akan merasa terbiasa dengan kehadiran pasangan sehingga ketika berpisah, otak dan tubuh perlu membiasakan diri dengan berusaha menjauh.
3. Sulit Tidur
Rasa sakit yang ada dalam poin satu dan dua biasanya berakhir pada tidur yang tidak nyenyak. Kamu mungkin tidak bisa tidur karena terpikirkan memori sang mantan atau gebetan yang masih membekas dalam ingatan. Kombinasi antara rasa sepi, sistem saraf yang tertekan, dan detak jantung yang naik turun tentu bisa menyebabkan kamu insomnia. Namun, tenang saja, semua ini akan bisa kamu lewati pada akhirnya.
4. Perubahan Pola Makan
Entah kamu tiba-tiba merasa tidak nafsu makan atau malah ingin melahap semua makanan, hal ini bisa menjadi efek patah hati yang cukup mendalam. Hormon kortisol dan sistem saraf yang menyebab utama kamu mengalami stres sehingga muncul rasa 'ngidam' sesuatu yang manis dan asin. Ngemil biasanya dijadikan sebagai jalan keluar.
Sayangnya, dampak ini malah jauh lebih buruk untuk kesehatanmu. Lain dengan 'ngidam', kamu juga bisa merasa tidak nafsu makan. Sistem saraf akan memproses semua hormon kortisol yang ada sehingga sistem pencernaan akan menurun. Tidak adanya makanan yang masuk berarti kamu bisa kekurangan energi. Menyembuhkan patah hati perlu banyak energi, lho.
5. Gampang Sakit
Lonjakan hormon kortisol ketika pola makan berubah rupanya bisa melemahkan sistem imun kamu. Jadi, mungkin pilek dan batuk itu bukan hanya disebabkan oleh tangisan terus-menerus tetapi karena memang terserang virus batuk pilek. Bahkan, jika kamu awalnya memiliki asma dan kram perut, hal ini bisa memperparah kondisi tersebut. (ays/ays)
Meski kamu tidak menyadarinya, patah hati sebenarnya tidak melulu soal perasaan. Tubuh rupanya juga terkena dampak selama kamu patah hati. Banyaknya masalah kesehatan muncul ketika sakit hati ternyata berhubungan dengan hormon kortisol yang meningkat. Sebagai hormon stres, ini berpengaruh ketika kamu mengalami kejadian yang emosional. Dilansir oleh Bustle, berikut lima hal yang umumnya terjadi ketika kamu patah hati.
1. Tubuh Benar-benar Sakit
Terkadang kondisi seseorang ketika patah hati berbeda-beda, namun semuanya tetap mengarah pada satu hal yaitu sakit. Rasa sesak di dada, kepala yang pusing melihat pujaan menggandeng orang lain, hal itu rupanya bukan hanya sekadar perasaan saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Rasa Ingin Menarik Diri
Studi menarik dari Universitas Stony Brook menunjukkan bahwa rasa sakit fisik yang dirasakan seseorang ketika patah hati sama dengan rasa sakit seorang pecandu yang perlu menjauhkan diri dari obat-obatan terlarang. Studi yang dilakukan pada 15 pria dengan menunjukkan foto mantan itu memperlihatkan adanya memori tentang mantan yang mengaktifkan bagian otak tersebut.
Memang selama menjalin sebuah hubungan, seseorang seolah ketagihan dengan kisah cintanya karena adanya pasangan yang terikat denganmu sehari-hari. Otak akan merasa terbiasa dengan kehadiran pasangan sehingga ketika berpisah, otak dan tubuh perlu membiasakan diri dengan berusaha menjauh.
3. Sulit Tidur
Rasa sakit yang ada dalam poin satu dan dua biasanya berakhir pada tidur yang tidak nyenyak. Kamu mungkin tidak bisa tidur karena terpikirkan memori sang mantan atau gebetan yang masih membekas dalam ingatan. Kombinasi antara rasa sepi, sistem saraf yang tertekan, dan detak jantung yang naik turun tentu bisa menyebabkan kamu insomnia. Namun, tenang saja, semua ini akan bisa kamu lewati pada akhirnya.
4. Perubahan Pola Makan
Entah kamu tiba-tiba merasa tidak nafsu makan atau malah ingin melahap semua makanan, hal ini bisa menjadi efek patah hati yang cukup mendalam. Hormon kortisol dan sistem saraf yang menyebab utama kamu mengalami stres sehingga muncul rasa 'ngidam' sesuatu yang manis dan asin. Ngemil biasanya dijadikan sebagai jalan keluar.
Sayangnya, dampak ini malah jauh lebih buruk untuk kesehatanmu. Lain dengan 'ngidam', kamu juga bisa merasa tidak nafsu makan. Sistem saraf akan memproses semua hormon kortisol yang ada sehingga sistem pencernaan akan menurun. Tidak adanya makanan yang masuk berarti kamu bisa kekurangan energi. Menyembuhkan patah hati perlu banyak energi, lho.
5. Gampang Sakit
Lonjakan hormon kortisol ketika pola makan berubah rupanya bisa melemahkan sistem imun kamu. Jadi, mungkin pilek dan batuk itu bukan hanya disebabkan oleh tangisan terus-menerus tetapi karena memang terserang virus batuk pilek. Bahkan, jika kamu awalnya memiliki asma dan kram perut, hal ini bisa memperparah kondisi tersebut. (ays/ays)
Elektronik & Gadget
Bikin Sejuk Dimanapun Kamu! Intip 3 Rekomendasi Kipas Mini Portable Di Bawah 200 Ribu
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
Vivo iQOO 15: Flagship Baru Super Kencang dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 & Layar 144Hz
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Ramalan Zodiak 18 Desember: Cancer Ada Kejutan, Leo Lebih Pengertian
Bukan Kasar! Ini 11 Tanda Perempuan Cerdas dan Bermental Kuat
Ramalan Zodiak Cinta 17 Desember: Aquarius Jangan Caper, Cancer Harus Sabar
Ramalan Zodiak 17 Desember: Aries Mudah Percaya, Taurus Jangan Egois
Ramalan Zodiak 17 Desember: Capricorn Jaga Hatinya, Pisces Beri Si Dia Ruang
Most Popular
1
Potret Masniari Wolf, Ratu Gaya Punggung Indonesia Dapat Emas di SEA GAMES 2025
2
Ramalan Zodiak 18 Desember: Cancer Ada Kejutan, Leo Lebih Pengertian
3
Hearts2Hearts Umumkan Fan Meeting di Jakarta, Bertepatan Ultah Carmen!
4
Momen Langka! Gwyneth Paltrow Tampil Bersama Apple & Moses di Karpet Merah
5
Foto Kejutan Ultah ke-27 Natasha Wilona, Masih Pakai Piyama & Tanpa Makeup
MOST COMMENTED











































