Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Liputan Khusus <i>Break</i> Vs Putus

4 Alasan Pasangan Pilih Break Daripada Putus Cinta

wolipop
Jumat, 03 Okt 2014 10:12 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

dok. Thinkstock
Jakarta -

Setiap hubungan yang dijalani bersama pasangan, tentunya pernah mengalami masalah-masalah rumit yang sulit untuk di selesaikan. Ketika hal itu terjadi tak jarang tebersit keinginan untuk putus dari kekasih. Apakah putus menjadi jalan satu-satunya untuk menyelesaikan masalah? Terkadang dalam masa genting tersebut, break atau vakum bisa menjadi pilihan lain.

Ketika menjalani break, sepasang kekasih tidak perlu melakukan kontak atau menghubungi satu sama lain. Tujuannya adalah agar keduanya bisa saling fokus untuk menjernihkan pikiran dan berintrospeksi diri dari kesalahan yang diperbuat. Selain itu, apa yang sebenarnya melatarbelakangi pasangan memilih break daripada putus saat hubungan diterpa masalah?

1. Tidak Berani Ambil Keputusan
Menurut konsultan percintaan Kei Savourie, ada beberapa tipe orang yang ketika ada masalah dalam hubungan asmaranya, ia tidak berani mengambil suatu keputusan lantaran diliputi rasa takut, ragu, dan perasaan tidak nyaman.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia memberti contoh dalam suatu hubungan yang tidak disetujui oleh orangtua pihak wanita lantaran pria yang dipacarinya belum memiliki pekerjaan sedangkan si wanita sudah bekerja. "Perbedaan seperti ini membuat si pria tidak ingin berdiskusi mengambil keputusan dan malah menjauh. Ketika si wanita minta kejelasan, dia malah bilang 'yaudah kita break aja dulu deh'," jelas pria yang menjadi pakar percintaan sejak 2006 itu ketika ditemui Wolipop di bilangan Slipi, Jakarta Barat, Selasa (30/09/2014).

2. Lari dari Masalah
Break juga dapat disebabkan oleh permasalahan yang tak kunjung menemukan titik terangnya. Ketika salah satu pihak menginginkan untuk menyelesaikan masalah dengan terbuka dan lapang dada, pihak yang lain merasa bahwa tidak ada yang perlu diselesaikan dan malah menjauh sehingga seolah-olah dirinya lari dari masalah yang dihadapi.

3. Jenuh
Rasa bosan dan jenuh terhadap pasangan juga salah satu faktor yang dapat membuat hubungan yang dijalin istirahat untuk sementara. Salah satu alasan yang sering dikemukakan adalah bahwa mereka takut untuk menyakiti perasaan pasangannya. "Padahal break itu sebenarnya putus secara halus. Tidak ada kabar selama dua minggu, tahu-tahu hilang begitu saja," ujar pria 34 tahun pendiri situs kelas cinta itu.

4. Sudah Ada Pengganti
Kei mengatakan, kebanyakan pihak yang meminta untuk break adalah mereka yang sudah tidak mempunyai rasa lagi terhadap pasangannya. Hal ini bisa berlaku kepada siapa saja, termasuk pria atau wanita dikarenakan mereka sudah mempunyai calon 'pengganti' yang menarik perhatiannya namun belum ingin memutuskan kekasihnya.

Lebih lanjut pria yang memahami seluk-beluk percintaan dari pengalaman ini mengatakan, dengan memutuskan untuk melakukan break sebenarnya justru tidak menyelesaikan masalah. Untuk itu Anda harus tegas dalam mengambil keputusan. "Jauh lebih baik ya mendingan putus saja. Karena orang dengan pola pikir 'dikit-dikit break' seperti ini akan terbawa terus hingga ia menikah nantinya," pungkasnya menutup perbincangan.

(eny/eny)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads