Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Tidak Direstui Ortu Karena Kekasih Kasar, Pantaskah Hubungan Dipertahankan?

Anna Surti Ariani - wolipop
Kamis, 01 Des 2016 17:28 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Thinkstock
Jakarta - Saya sudah pacaran dari zaman kuliah terhitung sekarang sudah hampir 5 tahun. Dulu pacar saya posesif. Kita sering berantem dan dia kasar sampai orangtua saya tahu. Sejak itu hubungan kami tidak direstui. Kami pun sempat putus setengah tahun tanpa komunikasi.

Saat saya akan kerja keluar kota kami bertemu tanpa disengaja. Sejak itu kami dekat lagi sampai sekarang memang banyak masalah yang kami hadapi tapi kami saling cinta dan akhirnya berdamai dan berniatan sudah tidak akan lagi membalas sakit hati seperti kemarin. Kami pun berencana menabung untuk membeli rumah dan biaya menikah. Tetapi masalahnya ibu saya keras seperti benar-benar tidak bisa ditawar untuk memberi restu. Ibu seperti masih teringat hubungan kami dulu. Bagaimana mengubah pikiran ibu ini?


Rara, 23 Tahun

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Jawab:

Hai Rara,

Seorang ibu tentu tak akan membiarkan anaknya dikasari oleh orang lain. Jika beliau pernah mengetahui Anda dikasari, insting keibuannya tentu bicara, sehingga ia tidak begitu saja merestui hubungan ini. Jika Anda bersikeras, beliau perlu keyakinan jauh lebih tinggi bahwa Anda akan aman dan bahagia bersama calon pasangan Anda.

Jika dalam hubungan pacaran saja kekasih sudah posesif dan kasar, ada kemungkinan dia akan melakukan KDRT saat menikah kelak. Oleh karena itu, hubungan pacaran yang sudah berulangkali diwarnai KDP (Kekerasan Dalam Pacaran) sebaiknya tidak dilanjutkan ke jenjang pernikahan.

Memang sih, kalau pacar sudah bertobat dan berniat tak lagi membalas sakit hati seperti kemarin, ada kemungkinan KDP dan KDRT tidak akan terjadi lagi. Namun untuk meningkatkan keyakinan (karena tak mungkin memastikan kan), dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk berhubungan. Dapat dilihat apakah ketika ada situasi-situasi yang memunculkan kemarahan, pacar kembali melakukan kekerasan.

Bukan hanya waktu lebih lama, namun juga menjalani berbagai peristiwa. Oleh karena itu penting sekali untuk punya variasi kegiatan saat dalam fase saling mengenal diri ini. Adanya berbagai peristiwa akan memunculkan lebih banyak emosi positif dan negatif, sehingga Anda berdua saling mengeluarkan sisi diri yang sebenarnya. Anda berdua jadi lebih saling mengenal. Keputusan akan melanjutkan ke jenjang pernikahan atau tidak akan cenderung lebih matang.

Satu lagi, Anda juga perlu mengenal keluarga dan teman-teman dekatnya. Anda dapat mengetahui seberapa sering ia melakukan kekerasan pada diri atau pada lingkungannya, berdasarkan cerita teman dan keluarganya, setelah Anda akrab dengan mereka. Anda juga dapat mengenali kebiasaan-kebiasaan keluarga dan teman-temannya. Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, bukan?

Anda boleh kok yakin dengan pasangan Anda, dan ini perlu. Namun bukan hanya yakin, Anda pun perlu memiliki bukti-bukti bahwa dia memang tidak lagi melakukan kekerasan terhadap apapun dan siapapun, baik dirinya atau orang lain. Kalau Anda sudah yakin dan menemukan bukti-buktinya, Anda bisa meyakinkan ibu Anda. Tentunya tidak bisa sekali jalan, namun perlu berulangkali. Anda juga bisa minta bantuan orang yang dihormati ibu Anda untuk ikut bicara, sambil meyakinkan pilihan Anda. Selamat mencoba. (kik/kik)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads