Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Sudah Putus 2 Tahun Tapi Masih Seperti Pacaran, Harus Bagaimana?

Anna Surti Ariani, - wolipop
Senin, 31 Okt 2016 13:23 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Thinkstock
Jakarta - Saya sudah mengakhiri hubungan dengan mantan hampir dua tahun lalu dengan tidak baik-baik saja. Kami berpisah karena dia selingkuh dengan temannya. Tapi entah mengapa sampai saat ini hubungan dengannya masih saja rumit. Sudah saya coba untuk memutus semua komunikasi dengannya tapi dia pasti datang lagi dan lagi. Jadi kami masih berkomunikasi dan malah terkadang terasa seperti orang pacaran. Sampai sekarang juga kami belum punya pasangan baru. Tapi keinginan untuk kembali berpacaran sudah tidak ada. Pertanyaan saya, sebenarnya apa yang terjadi pada saya dan dia? Apa yang harus saya lakukan agar saya bisa menentukan sikap dalam menghadapinya? Terima kasih.

Tyas, 22 Tahun

Jawab:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hai Tyas,

Walaupun sudah mencoba memutus semua komunikasi, namun ada saat-saat hubungan Anda terasa seperti orang pacaran. Artinya Anda sendiri belum konsisten dalam memberikan pesan menghentikan hubungan: sesekali terlihat menolak dan lain kali terlihat berminat. Dia masih melihat celah untuk bisa berhubungan lagi dengan Anda, sehingga tak heran ia masih terus datang dan datang lagi. Oleh karena itu, mau ke mana hubungan ini, akan tergantung pada Anda.

Baik dilanjutkan atau tidak, Anda perlu memberi pesan yang jelas kepadanya. Jelas menerima, atau jelas menolak. Yang disebut pesan yang jelas bukan hanya mengandung kata atau kalimat yang jelas, namun juga selaras dengan bahasa nonverbalnya. Yang disebut bahasa nonverbal mencakup raut muka, tatapan mata, gerak tubuh, intonasi, keras lembutnya suara, dll. Kalau Anda ingin menyampaikan bahwa ia tidak boleh datang lagi, Anda dapat menyampaikan kalimat semacam, "Aku berharap hubungan kita betul-betul kita sudahi, kamu tak perlu datang lagi," dengan raut muka tegas, suara yakin, dan gerak tubuh menolak.

Kalau dia mencoba mengirim pesan, tak perlu dibalas, teleponpun tak perlu diangkat. Kalau diangkat pun, batasi diri untuk hanya bicara sebentar saja. Sebaliknya kalau ingin melanjutkan hubungan, sudah
tentu Anda harus berusaha untuk lebih banyak berkomunikasi dengannya.

Supaya bisa memberikan pesan yang jelas, sudah tentu Anda perlu memiliki sikap yang jelas pula. Pikirkan dalam-dalam apakah Anda betul ingin menerima atau betul ingin menolak. Yakini keputusan Anda, barulah menyampaikan kepadanya. Jika sulit memfokuskan pikiran untuk menentukan pilihan, Anda bisa mencoba menuliskan di kertas apa untung dan ruginya jika hubungan Anda berlanjut, dan bagaimana kalau putus. Jika itu masih sulit juga, coba berkonsultasi dengan psikolog klinis dewasa untuk memantapkan keputusan.

Kalau akhirnya diputuskan untuk mengakhiri, apakah harus putus hubungan sama sekali? Tidak juga sih. Anda bisa kok tetap berteman dengan mantan. Namun bentuk pertemanannya tentu berbeda dengan saat pacaran dulu. Perjelas dulu dalam kacamata Anda apa yang dimaksud dengan 'berteman dengan mantan', apa batasannya dan apa bolehnya.

Contohnya, Anda dan dia masih saling berkirim pesan ketika ada yang penting, namun tidak lagi bertemu dii akhir minggu atau hari libur. Sampaikan batasan ini kepadanya. Jika Anda sangat kesulitan membatasi, sangat mungkin lebih mudah buat Anda untuk tidak berhubungan sama sekali.


(eny/eny)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads