Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Galau Melanjutkan Rencana Pernikahan karena Kekasih Pernah Selingkuh

Anna Surti Ariani - wolipop
Kamis, 18 Agu 2016 10:06 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Thinkstock
Jakarta - Saya dan pacar sudah tujuh tahun pacaran. Kami saat ini sudah berkomitmen berdua dan memakai cincin sebagai simbol tunangan. Tapi pertunangan kami belum diresmikan di hadapan keluarga besar masing-masing. Dia hanya mengajukan lamarannya di depan saya.

Meski keluarga belum tahu mengenai lamarannya ini, kami berdua sudah membayar DP gedung untuk pernikahan kami yang rencananya diadakan tahun depan. Tapi makin lama saya makin insecure dengan pacar saya. Bermula dari pertengahan tahun kemarin. Saya yang tadinya sangat percaya dengan pacar saya selama bertahun-tahun, langsung runtuh tembok kepercayaan saya ketika saya mengetahui bahwa pacar saya pernah 'berhubungan' dengan wanita penghibur.

Dia sudah meminta maaf seperti pria pada umumnya lah kalau ketahuan. Akhirnya saya memaafkan, tapi saya selalu dihantui perasaan insecure tidak percaya dengan pacar saya. Saya harus bersama-sama dia terus. Kalau tidak bersama dia sehari saja pikiran saya sudah ke mana-mana negatif. Lalu enam bulan kemudian di saat kepercayaan saya sudah mulai timbul lg. Pacar saya mengulangi kesalahan yang sama lagi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saya tidak mengerti apa yang harus saya lakukan. Saya sudah tujuh tahun bersama sudah merencanakan pernikahan juga. Saya sekarang setiap hari sama pacar saya karena kami kerja bareng. Di dalam hati saya masih ada perasaan tidak percaya dan berpikir negatif tentangnya. Kata pacar saya sih dia benar-benar berjanji tidak akan berbuat lagi. Dan saya tidak bisa apa-apa selain percaya saja kepadanya.

Apa yang harus saya lakukan ya? Saya sudah berusaha untuk berkomunikasi dengan dia. Mengutarakan keluh kesah saya tapi dia juga tidak bisa diajak komunikasi masalah itu entah dia trauma malu atau apa saya juga kurang paham.

Saya di satu sisi, merasa tidak mungkin pisah sama pacar saya karena sudah lama sekali pacaran sama dia dan kami pun mau menikah. Tapi di satu sisi saya tidak bisa menghabiskan seumur hidup saya dengan perasaan tidak percaya terhadap pacar saya. Apa yang harus saya lakukan?

(Clara, 24 Tahun)

Jawab:

Hai Clara,

Apakah kesalahannya akan berulang atau tidak, tidak ada yang tahu persis bahkan dirinya sendiri. Jadi apakah hubungan ini dilanjutkan atau diputuskan saja, tidak bisa hanya berlandaskan pengalaman masa lalu. Perlu juga didasarkan keberanian Anda untuk mengubah diri demi memperkecil resiko berulangnya kesalahan (bagian ini perlu bekerja sama dengan pasangan), juga keberanian untuk menghadapi resiko jika ini berulang lagi.

Kalau setelah peristiwa ia ketahuan maka Anda terus-terusan bersamanya, mungkin terasa aman dan nyaman. Namun dalam jangka panjang, ini sebetulnya mengganggu Anda berdua. Anda terus dirundung rasa khawatir, iapun jadi merasa tak dipercaya. Cukup banyak orang yang ketika merasa tak dipercaya justru akhirnya secara sengaja melakukan kesalahan untuk membebaskan diri dari kekangan. Ini bukan hal yang Anda inginkan kan.

Apabila ternyata Anda mengalami trauma akibat kejadian ini, lalu sekadar putus tanpa mengolah trauma Anda, maka trauma tersebut bisa berulang dalam kejadian lain, misalnya terhadap pasangan berikutnya. Demikian pula kalau sekadar menikah dan asal percaya saja. Contoh trauma yang berkepanjangan misalnya ketika menjadi posesif atau terlalu mudah curiga.

Bagaimana kalau Anda membuat janji konsultasi dengan psikolog klinis dewasa? Anda bisa menelaah perasaan Anda kepadanya, juga bisa memperkirakan kemungkinan si dia mengulangi lagi kesalahannya. Konsultasi mungkin dilakukan beberapa kali, tergantung pada berat ringannya masalah Anda. Anda juga bisa mengajak pasangan berkonsultasi bersama, agar memantapkan niat menikah atau sebaliknya memutuskan hubungan. (hst/hst)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads