Curhat Pria yang Pasangannya Berkirim Chat Mesra dengan Orang Lain
Anna Surti Ariani - wolipop
Kamis, 23 Jun 2016 09:11 WIB
Jakarta
-
Saya mempunyai istri dan dua orang anak. Istri saya dari dulu suka sekali chating dan biasanya dengan pria berasal dari luar negeri. Awalnya saya hanya beranggapan dia cuma chat biasa, tetapi kemudian isi chat sudah menjurus pada kalimat-kalimat tidak pantas. Beberapa kali ketahuan dan dia tidak mau berhenti untuk chat. Saya sudah peringatkan bahkan memblokir nomor chat tersebut. Tapi istri saya malah ingin pisah dan mau bertemu di Jakarta.
Saya marah besar dan HP saya rebut. Terjadilah pertengkaran paling hebat setelah bertahun-tahun saya tahan emosi. Saya akhirnya memberikan pilihan pada dia. Pilihan pertama silakan bertemu tapi jangan pulang selamanya dan tidak boleh bertemu anak-anak untuk selamanya. Dan kedua saya mengajaknya membenahi hubungan rumah tangga ini dengan baik. Dia akhirnya memilih menghapus semua aplikasi chat. Tapi saya tidak tahu harus percaya atau tidak dan ini sangat mengganggu hati dan pikiran saya yang terpecah dengan pekerjaan, sehingga setiap malam saya harus begadang seperti satpam agar istri saya tidak melakukannya lagi dan saya merasa capek. Apa yang harus saya lakukan? Apakah saya harus meminta bantuan pada mertua karena saya takut dia semakin marah dan nekat pergi. Mohon pencerahannya.
(Danu, 37 Tahun)
Jawab:
Hai mas Danu,
Dari apa yang Anda ceritakan, baik sekali bahwa istri telah berusaha menghapus semua aplikasi chat. Artinya dari pilihan yang Anda berikan, ia telah memilih untuk membenahi hubungan rumah tangga. Ini hal baik untuk Anda juga, bukan?
Saya percaya bahwa usaha Anda untuk menahan emosi dan begadang setiap malam sesungguhnya adalah bukti cinta Anda kepada istri. Walaupun sudah capek berada di dalam kondisi ini, namun Anda tetap berusaha melakukannya. Saya yakin Anda ingin ia juga menjaga kesetiaan perkawinan. Saya percaya bahwa Anda sebetulnya tak ingin ia semakin marah dan nekad pergi. Namun saya mengkhawatirkan bahwa apa yang Anda lakukan bukan hanya membuat Anda semakin lelah, tapi juga membuat istri tertekan. Semakin besar tekanan yang diberikan kepada istri, maka 'ledakan' lebih rentan terjadi.
Zaman sekarang kebanyakan orang membutuhkan aplikasi chat. Istri mungkin membutuhkan untuk kerja kalau ia bekerja. Bisa juga ia hanya membutuhkan untuk sekadar mengobrol dengan teman-temannya. Bagaimanapun sosialisasi dibutuhkan. Mereka yang tak dibolehkan sosialisasi justru rentan sekali mengalami stres, dan ini bisa berdampak negatif pada dirinya, dan hubungan antara istri dengan Anda atau anak-anak. Oleh karena itu, sesungguhnya menghapus aplikasi chat urusannya bukan hanya antara istri dan teman chat dari luar negeri, namun jauh lebih besar daripada itu. Artinya pengorbanan istri untuk menghapus aplikasi chatnya adalah pengorbanan yang besar buat dia, dan itu ia lakukan untuk Anda dan anak-anak.
Apa yang telah terjadi sepertinya memberikan trauma yang cukup besar buat Anda dan istri. Ini bukan hal yang berlalu begitu saja. Banyak kasus yang membutuhkan waktu sangat panjang, trauma bahkan bisa dialami berulang di tahun-tahun mendatang.
Biasanya untuk menuntaskannya dibutuhkan pembicaraan yang konstruktif. Jika sulit melakukannya berdua, coba pertimbangkan untuk datang ke konselor perkawinan. Anda mungkin perlu menyediakan waktu untuk beberapa kali datang. Janganlah menyerah. Anda sudah memulai hal baik. Berjuanglah untuk mendapatkan keluarga yang lebih bahagia lagi. (hst/hst)
Saya marah besar dan HP saya rebut. Terjadilah pertengkaran paling hebat setelah bertahun-tahun saya tahan emosi. Saya akhirnya memberikan pilihan pada dia. Pilihan pertama silakan bertemu tapi jangan pulang selamanya dan tidak boleh bertemu anak-anak untuk selamanya. Dan kedua saya mengajaknya membenahi hubungan rumah tangga ini dengan baik. Dia akhirnya memilih menghapus semua aplikasi chat. Tapi saya tidak tahu harus percaya atau tidak dan ini sangat mengganggu hati dan pikiran saya yang terpecah dengan pekerjaan, sehingga setiap malam saya harus begadang seperti satpam agar istri saya tidak melakukannya lagi dan saya merasa capek. Apa yang harus saya lakukan? Apakah saya harus meminta bantuan pada mertua karena saya takut dia semakin marah dan nekat pergi. Mohon pencerahannya.
(Danu, 37 Tahun)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hai mas Danu,
Dari apa yang Anda ceritakan, baik sekali bahwa istri telah berusaha menghapus semua aplikasi chat. Artinya dari pilihan yang Anda berikan, ia telah memilih untuk membenahi hubungan rumah tangga. Ini hal baik untuk Anda juga, bukan?
Saya percaya bahwa usaha Anda untuk menahan emosi dan begadang setiap malam sesungguhnya adalah bukti cinta Anda kepada istri. Walaupun sudah capek berada di dalam kondisi ini, namun Anda tetap berusaha melakukannya. Saya yakin Anda ingin ia juga menjaga kesetiaan perkawinan. Saya percaya bahwa Anda sebetulnya tak ingin ia semakin marah dan nekad pergi. Namun saya mengkhawatirkan bahwa apa yang Anda lakukan bukan hanya membuat Anda semakin lelah, tapi juga membuat istri tertekan. Semakin besar tekanan yang diberikan kepada istri, maka 'ledakan' lebih rentan terjadi.
Zaman sekarang kebanyakan orang membutuhkan aplikasi chat. Istri mungkin membutuhkan untuk kerja kalau ia bekerja. Bisa juga ia hanya membutuhkan untuk sekadar mengobrol dengan teman-temannya. Bagaimanapun sosialisasi dibutuhkan. Mereka yang tak dibolehkan sosialisasi justru rentan sekali mengalami stres, dan ini bisa berdampak negatif pada dirinya, dan hubungan antara istri dengan Anda atau anak-anak. Oleh karena itu, sesungguhnya menghapus aplikasi chat urusannya bukan hanya antara istri dan teman chat dari luar negeri, namun jauh lebih besar daripada itu. Artinya pengorbanan istri untuk menghapus aplikasi chatnya adalah pengorbanan yang besar buat dia, dan itu ia lakukan untuk Anda dan anak-anak.
Apa yang telah terjadi sepertinya memberikan trauma yang cukup besar buat Anda dan istri. Ini bukan hal yang berlalu begitu saja. Banyak kasus yang membutuhkan waktu sangat panjang, trauma bahkan bisa dialami berulang di tahun-tahun mendatang.
Biasanya untuk menuntaskannya dibutuhkan pembicaraan yang konstruktif. Jika sulit melakukannya berdua, coba pertimbangkan untuk datang ke konselor perkawinan. Anda mungkin perlu menyediakan waktu untuk beberapa kali datang. Janganlah menyerah. Anda sudah memulai hal baik. Berjuanglah untuk mendapatkan keluarga yang lebih bahagia lagi. (hst/hst)
Hobbies & Activities
Penggemar Gitar Akustik Perlu Coba! Donner DAG-1CE Bisa Jadi Gitar Andalanmu
Health & Beauty
Dilema Pilih Sunscreen untuk Kulit Sensitif? 2 Sunscreen Ini Bisa Jadi Pilihanmu
Hobbies & Activities
iReborn Treadmill Elektrik Paris: Biar Olahraga Jadi Lebih Praktis, Nyaman, dan Konsisten
Health & Beauty
Lip Care Goals! 3 Produk Andalan Untuk Bibir Halus dan Sehat Sepanjang Hari
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Konsultasi Tarot
Apakah saya bisa balikan dengan mantan saya
Konsultasi Tarot
Kasih Sayang dan Perhatian yang Tak Berbalas, Bagaimana Harus Terima Keadaan?
Konsultasi Tarot
4 Tahun Menikah, Tiba-tiba Rindu Mantan Kekasih Sampai Menangis
Konsultasi Tarot
Mantan Terlalu Cepat Move On, Apakah Hubungan Mereka Serius?
Konsultasi Tarot
Pacaran Baru Seminggu, Kekasih Sudah Berani Pinjam Uang
Most Popular
1
5 Zodiak yang Ternyata Introvert Banget, Lebih Bahagia Saat Menyendiri
2
Rekening Bos Miss Universe Dibekukan, Diduga Terkait Kartel Narkoba
3
Sosok Influencer 'Human Barbie' yang 27 Kali Oplas, Kematiannya Mencurigakan
4
Ramalan Zodiak 7 Desember: Libra Lebih Peka, Sagitarius Hati-hati Terjebak
5
TikTok Viral Verificator
Pernikahan Viral Serba 9, Mahar Emas 99 Gram Hingga Uang Jujuran Rp 99,9 Juta
MOST COMMENTED











































