Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Meyakinkan Orangtua Agar Boleh Menikah dengan Duda Anak Dua

Hestianingsih - wolipop
Kamis, 28 Jan 2016 17:12 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Foto: Thinkstock
Jakarta - Saya ingin merencanakan pernikahan dengan kekasih saya yang seorang duda dengan dua anak. Tetapi kedua orangtua saya belum tahu kalau kekasih saya seorang duda. Usia kami terpaut 14 tahun, namun selama ini saya sudah yakin dengan beliau. Saya juga sudah dikenalkan di keluarga besarnya yang memang welcome dengan saya. Yang ingin saya tanyakan bagaimana cara meyakinkan kedua orangtua saya bahwa pilihan saya tepat? Sementara orang tua saya selama ini berekspektasi saya harus jadi wanita karir yang sukses, dan menikah dengan pria bukan duda.

(Putri, 23 Tahun)

Jawab:

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hai Putri,

Cepat atau lambat, Anda perlu membuka kenyataan bahwa kekasih yang ingin Anda nikahi adalah seorang duda. Tentu tak bisa langsung yakin. Prosesnya diawali dengan mengenal, menerima, baru bisa yakin. Untuk membuat ortu menerima, sampaikan hal-hal positif apa yang terjadi pada Anda selama dekat dengan si duda. Dan untuk meyakinkan orangtua, biarkan mereka juga berinteraksi langsung dengan duda dan keluarganya.

Namun di luar cara meyakinkan orangtua, sesungguhnya Anda harus yakin dulu pada diri Anda. Menikah dengan duda membutuhkan persiapan jauh lebih matang. Pertama, tentunya untuk lebih mengenal si duda sebagai calon suami. Bukan hanya masalah kebiasaan baik dan buruk, rencana karir, atau bagaimana keluarganya. Namun juga tentang pengalaman hidup dengan mantan istri dan mantan mertua. Ia sudah move on atau belum antara lain dapat dilihat dari bagaimana ia menceritakan masa lalunya. Jika ia sudah menceritakan pelajaran baik yang ia terima dari pengalaman buruk di masa lalu, mungkin sudah baik-baik saja. Namun jika ia masih terlihat marah atau benci, atau sebaliknya sangat sedih, sangat mungkin luka lama itu masih kentara. Cukup banyak pasangan yang terlibat dalam pertengkaran yang penyebabnya kurang jelas, dan ternyata setelah ditelaah, diakibatkan oleh trauma masa lalu yang sesungguhnya tak terlalu terkait dengan perkawinan yang sedang dijalani.

Kedua, tentu perlu mengenal anak-anaknya. Anak bayi berbeda dengan balita, berbeda dengan usia sekolah, beda pula dengan remaja. Setiap tahap usia punya tantangan sendiri. Artinya bukan hanya masalah Anda diterima atau tak diterima oleh anak-anaknya, namun apakah Anda sudah siap berkorban jiwa-raga untuk mereka. Ibu sambung atau ibu tiri bukanlah pengganti ibu kandung, namun perlu mencintai anak-anak ini seperti anak kandung sendiri.

Ketiga, keluarga besar calon suami. Apakah mereka bisa menerima Anda sebagai diri yang utuh? Ataukah lebih suka membandingkan antara Anda dengan mantan pasangan si duda. Keempat, keluarga mantan, sudah baikkah hubungan antara mereka? Jika masih punya banyak masalah, sangat mungkin bisa mempersulit kehidupan perkawinan Anda kelak. Kelima, jarak usia yang jauh antara Anda dengan si dia, sebetulnya juga rawan menimbulkan masalah karena berbedanya minat dan wawasan.

Karena lebih kompleksnya perkawinan dengan duda, Anda disarankan tak hanya mengenal dia dan anak-anaknya saja. Anda perlu sekali mengenal keluarga besar, teman dan koleganya. Usahakan pula menjalin hubungan baik dengan keluarga mantan istrinya. Oleh karena itu masa perkenalan sebaiknya lebih dari hitungan beberapa bulan.

Selamat mempertimbangkan! (hst/hst)
Tags

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Wolipop Signature
Detiknetwork
Hide Ads