Mengenal Aydin Anwar, Hijabers Pejuang Hak Muslim Uighur di China
Silmia Putri - wolipop
Rabu, 19 Des 2018 19:32 WIB
Xinjiang
-
Beberapa tahun terakhir, Pemerintah China memberlakukan peraturan yang memberatkan muslim di kawasan otonomi Xinjiang. Warga muslim etnis Uighur dilarang beribadah bahkan mengucapkan kata Tuhan.
Pada abad ke-20, etnis Uighur pernah mendeklarasikan diri sebagai negara kesatuan bernama East Turkestan atau Turki Timur. Namun, wilayah ini kemudian diseret menjadi kekuasaan penuh China pada tahun 1949.
Meski disebut sebagai kawasan otonomi, muslim Uighur tetap mengalami perlakuan yang tidak adil bahkan kejam. Kebanyakan dari mereka 'dipenjara' dan harus melakukan kerja paksa di tempat yang disebut 'camp'.
Tak banyak media yang mengangkat nasib mereka. Hal itu yang mendorong seorang wanita etnis Uighur yang kini tinggal di Amerika, Aydin Anwar untuk menyuarakannya. Hijabers itu kerap mengangkat permasalahan muslim Uighur dengan berbagai cara, baik itu melalui video atau gerakan-gerakan sosial.
Melalui sebuah video yang tayang di Now This News, Aydin Anwar mengungkap kejamnya perlakuan pemerintah China di penjara muslim Uighur. Mereka disiksa dengan ular, kursi 'tiger', hingga meningggal.
"Orang-orang dikirim ke camp ini atas alasan yang berbeda-beda. Bisa karena mengontak saudara di luar negeri, atau punya saudara di luar negeri, atau berhubungan dengan keagamaan seperti puasa dan mengucap kata-kata Tuhan saat berbicara. Alasan tersebut dinilai cukup untuk menjebloskan mereka ke camp ini. Kemudian sekitar ribuan orang dipindahkan dari camp ini ke penjara," ungkap Aydin dilansir dari video Now This News.
Lulusan Duke University di Durham, New York ini sudah menyuarakan penderitaan muslim Uighur sejak ia kecil. Aydin kecil pernah ikut demonstrasi bersama ayahnya Anwar Yusuf Turani di depan kantor kedutaan China di Amerika.
Kepeduliaannya terhadap saudaranya di Xinjiang terus melekat hingga ia SMA dan kuliah di Duke University. Ia pernah terbang ke Turki untuk mewawancarai etnis Uighur yang mengungsi ke sana.
Tahun 2017, Aydin juga menggalang dana untuk muslim Uighur yang mengungsi dan ditahan di Mesir. Ia mengumpulkan dana melalui GoFundMe untuk mendistribusikan makanan dan dukungan lainnya untuk muslim Uighur di sana.
Meski perubahan itu terasa sulit dilakukan, tujuan Aydin adalah meningkatkan kesadaran orang-orang di dunia terhadap apa yang terjadi pada muslim Uighur. Menurut Aydin, banyak media yang tutup mulut karena memiliki hubungan yang erat dengan pemerintah China. (sil/agm)
Pada abad ke-20, etnis Uighur pernah mendeklarasikan diri sebagai negara kesatuan bernama East Turkestan atau Turki Timur. Namun, wilayah ini kemudian diseret menjadi kekuasaan penuh China pada tahun 1949.
Meski disebut sebagai kawasan otonomi, muslim Uighur tetap mengalami perlakuan yang tidak adil bahkan kejam. Kebanyakan dari mereka 'dipenjara' dan harus melakukan kerja paksa di tempat yang disebut 'camp'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak banyak media yang mengangkat nasib mereka. Hal itu yang mendorong seorang wanita etnis Uighur yang kini tinggal di Amerika, Aydin Anwar untuk menyuarakannya. Hijabers itu kerap mengangkat permasalahan muslim Uighur dengan berbagai cara, baik itu melalui video atau gerakan-gerakan sosial.
Melalui sebuah video yang tayang di Now This News, Aydin Anwar mengungkap kejamnya perlakuan pemerintah China di penjara muslim Uighur. Mereka disiksa dengan ular, kursi 'tiger', hingga meningggal.
"Orang-orang dikirim ke camp ini atas alasan yang berbeda-beda. Bisa karena mengontak saudara di luar negeri, atau punya saudara di luar negeri, atau berhubungan dengan keagamaan seperti puasa dan mengucap kata-kata Tuhan saat berbicara. Alasan tersebut dinilai cukup untuk menjebloskan mereka ke camp ini. Kemudian sekitar ribuan orang dipindahkan dari camp ini ke penjara," ungkap Aydin dilansir dari video Now This News.
Aydin Anwar pejuang muslim Uighur Foto: Dok. Aydin Anwar |
Lulusan Duke University di Durham, New York ini sudah menyuarakan penderitaan muslim Uighur sejak ia kecil. Aydin kecil pernah ikut demonstrasi bersama ayahnya Anwar Yusuf Turani di depan kantor kedutaan China di Amerika.
Kepeduliaannya terhadap saudaranya di Xinjiang terus melekat hingga ia SMA dan kuliah di Duke University. Ia pernah terbang ke Turki untuk mewawancarai etnis Uighur yang mengungsi ke sana.
Tahun 2017, Aydin juga menggalang dana untuk muslim Uighur yang mengungsi dan ditahan di Mesir. Ia mengumpulkan dana melalui GoFundMe untuk mendistribusikan makanan dan dukungan lainnya untuk muslim Uighur di sana.
Meski perubahan itu terasa sulit dilakukan, tujuan Aydin adalah meningkatkan kesadaran orang-orang di dunia terhadap apa yang terjadi pada muslim Uighur. Menurut Aydin, banyak media yang tutup mulut karena memiliki hubungan yang erat dengan pemerintah China. (sil/agm)
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Home & Living
Tidak Perlu Repot Bawa Setrika Besar! Setrika Ini Harus Kamu Bawa saat Traveling
Health & Beauty
Bulu Mata Lentik Instan Tanpa Ribet! Cek 3 Produk Ini, Praktis untuk Pemula
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Modest Fashion & Art Trade Show, 9 Negara Satukan Estetika Modest di Turki
Jakarta Modest Summit 2025
Ini Rahasia Brand Modest Damakara & Khaanan Indonesia Tembus Eropa & Amerika
Desainer Vivi Zubedi Kirimkan 300 Busananya untuk Korban Bencana Sumatera
Jakarta Modest Summit 2025
Ini Rahasia di Balik Melonjaknya Penjualan Brand: Afiliator, Bukan Influencer
Jakarta Modest Summit 2025
Trik Ria Ricis Raup Cuan Maksimal dari Affiliate,12 Jam Konsisten Live
Most Popular
1
Miley Cyrus Ngaku Fobia Kertas, Sampai Ingin Muntah
2
Foto: Cantiknya Rinanda Aprillya, Puteri Indonesia Runner-Up 2 Miss Charm 2025
3
TikTok Viral Verificator
Pernikahan Viral, Pengantin Nekat Memanjat Air Terjun Pakai Baju Adat
4
Ramalan Zodiak 14 Desember: Cancer Harus Mengalah, Leo Jangan Merusak Suasana
5
Potret Pacar yang Temani Scott McTominay di Napoli, Dijuluki 'Queen of Italy'
MOST COMMENTED












































Aydin Anwar pejuang muslim Uighur Foto: Dok. Aydin Anwar