Sunsilk Hijab Hunt 2018
Jago Karate, Hijabers Bertubuh Mungil Ini Direkrut Badan Intelijen Negara
Silmia Putri - wolipop
Sabtu, 19 Mei 2018 21:11 WIB
Jakarta
-
Sambil menunggu giliran masuk ke ruang audisi, Farah Sajidah tampak memanfaatkan waktu dengan tilawah Alquran. Diantar sang bunda, Farah yang masih duduk di SMA kelas 1 itu tampak tangguh mengenakan baju karate.
Selintas, mungkin tak ada yang mengira hijabers bertubuh mungil ini punya kekuatan tak terkira. Sudah berlatih karate selama 6 tahun, Farah kini sudah bersabuk hitam.
Prestasinya pun tak sedikit. Ia pernah masuk 5 besar Kejuaraan Nasional Karate di usia yang masih muda. Tak hanya karate, ia pun memiliki kemampuan menghapal Al-Quran. Ia keluar sebagai juara hapalan dan bacaan terbaik saat Program 1 Minggu 1 Juz Hafalan Bersanad.
"Saya ingin mengajak remaja Indonesia untuk melakukan kegiatan yang positif, jadi nggak hanya galau soal percintaan," tutur Farah kepada Wolipop hari Sabtu (19/05/2018).
Prestasinya ini terdengar oleh pemerintah. Ia dan ketiga kakaknya yang juga aktif di bidang karate, direkrut oleh Badan Intelijen Negara untuk mendalami ilmu aikido. Di Indonesia, masih sangat sedikit orang yang terjun di dunia aikido dan Farah bangga bisa jadi salah satunya.
"Alhamdulillah saya punya lima anak perempuan, semuanya karateka, taekwondo, dan aikido. Di Indonesia aikido itu belum ada pertandingannya, karena bisa mematikan," tutur ibunda Farah ibu Susmeilin kepada Wolipop.
Lebih lanjut lagi Farah mengungkapkan aikido itu tak hanya bermain gerakan, tapi juga syaraf. Dengan cepat, Farah bisa mematahkan lengan lawannya tanpa banyak menggunakan tenaga. Kecepatan gerakan aikido membuat Indonesia belum berani mengadakan pertandingan karena bisa sangat berbahaya.
"Farah juga alhamdulillah mendapat program sekolah cepat. Seharusnya ia masih kelas 3 SMP, karena kemarin menang lomba tahfidz Alquran, ia langsung bisa menjalani pendidikan kelas 1 di SMA Islam Terpadu Depok. Ia bisa mengikuti ujian SMP belakangan," terang sang bunda.
Mendidik semua anak perempuannya jadi perkasa tentu tak mudah. Bagi Susmeilin, sebagai perempuan di era ini, penting untuk bisa melindungi diri. Karate, taekwondo, hingga aikido adalah salah satunya.
Sayangnya, mulai tahun ini pertandingan karate di Indonesia melarang karateka wanita untuk berhijab. Farah pun dengan tegas tidak akan mengikuti pertandingan jika harus melepas jilbabnya.
"Bukannya kecewa, tapi saya bangga bisa mempertahankan hijab saya. Meski tak bisa ikut pertandingan lagi, saya tetap bisa berlatih karakte dan aikido bahkan bisa jadi pengajar aikido suatu hari nanti," tutup Farah. (sil/kik)
Selintas, mungkin tak ada yang mengira hijabers bertubuh mungil ini punya kekuatan tak terkira. Sudah berlatih karate selama 6 tahun, Farah kini sudah bersabuk hitam.
Foto: Silmia Putri/Wolipop |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya ingin mengajak remaja Indonesia untuk melakukan kegiatan yang positif, jadi nggak hanya galau soal percintaan," tutur Farah kepada Wolipop hari Sabtu (19/05/2018).
Prestasinya ini terdengar oleh pemerintah. Ia dan ketiga kakaknya yang juga aktif di bidang karate, direkrut oleh Badan Intelijen Negara untuk mendalami ilmu aikido. Di Indonesia, masih sangat sedikit orang yang terjun di dunia aikido dan Farah bangga bisa jadi salah satunya.
"Alhamdulillah saya punya lima anak perempuan, semuanya karateka, taekwondo, dan aikido. Di Indonesia aikido itu belum ada pertandingannya, karena bisa mematikan," tutur ibunda Farah ibu Susmeilin kepada Wolipop.
Lebih lanjut lagi Farah mengungkapkan aikido itu tak hanya bermain gerakan, tapi juga syaraf. Dengan cepat, Farah bisa mematahkan lengan lawannya tanpa banyak menggunakan tenaga. Kecepatan gerakan aikido membuat Indonesia belum berani mengadakan pertandingan karena bisa sangat berbahaya.
"Farah juga alhamdulillah mendapat program sekolah cepat. Seharusnya ia masih kelas 3 SMP, karena kemarin menang lomba tahfidz Alquran, ia langsung bisa menjalani pendidikan kelas 1 di SMA Islam Terpadu Depok. Ia bisa mengikuti ujian SMP belakangan," terang sang bunda.
Mendidik semua anak perempuannya jadi perkasa tentu tak mudah. Bagi Susmeilin, sebagai perempuan di era ini, penting untuk bisa melindungi diri. Karate, taekwondo, hingga aikido adalah salah satunya.
Sayangnya, mulai tahun ini pertandingan karate di Indonesia melarang karateka wanita untuk berhijab. Farah pun dengan tegas tidak akan mengikuti pertandingan jika harus melepas jilbabnya.
"Bukannya kecewa, tapi saya bangga bisa mempertahankan hijab saya. Meski tak bisa ikut pertandingan lagi, saya tetap bisa berlatih karakte dan aikido bahkan bisa jadi pengajar aikido suatu hari nanti," tutup Farah. (sil/kik)
Hobbies & Activities
Benston vs Rixton : Keyboard Foldable 88 Key, Mana yang Lebih Worth It untuk Pemula?
Health & Beauty
Rahasia Untuk Kulit Cerah & Kenyal dengan Dr Schatz Phyto Cell Mask
Home & Living
Rumah Lebih Rapi Tanpa Ribet? Rekomendasi 3 Storage Box Andalan yang Wajib Kamu Punya!
Home & Living
Panci Ini Layak Masuk Dapur Kamu! Stein Cast Iron Enamel Pot Hadir Bikin Makanan Cepat Matang
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Kaleidoskop 2025
Ini Brand Hijab yang Menguasai Tren 2025, dari Lafiye hingga Na The Label
Bank Mega Syariah Resmi Luncurkan Program Loyalitas MPC Points
Juara Emeron Hijab Hunt Nakeisha Rilis Single Nanti, Ini Kisah di Baliknya
126 Brand Lokal Diskon Baju dan Hijab Hingga 90% di Bazar GlamLocal, PIM 3
Ivan Gunawan Gelar Garis Poetih 2026, 12 Desainer Rilis Koleksi Lebaran
Most Popular
1
Ramalan Zodiak 24 Desember: Libra Khawatir, Scorpio Esktra Sabar
2
Outfit Check, Gaya Chic Aura Kasih Liburan Akhir Tahun di Luar Negeri
3
Mantan Ratu Tenis Anna Kournikova Melahirkan Anak ke-4 di Usia 44
4
Potret Cantik Zhao Lusi Terima Penghargaan Artis China Paling Berpengaruh 2025
5
Beda Gaya Maia Estianty & Mulan Jameela, Calon Nenek di Pengajian Al-Alyssa
MOST COMMENTED












































Foto: Silmia Putri/Wolipop