Ini Orkestra Pertama Dunia yang Semua Anggotanya Hijabers dan Buta
Arina Yulistara - wolipop
Rabu, 26 Jul 2017 08:38 WIB
Jakarta
-
Memiliki keterbatasan tidak membuat banyak orang menyerah. Seperti para wanita berhijab Mesir ini yang bisa menjadi 'sesuatu' di bidangnya. Mereka tergabung dalam kelompok orkestra musik klasik yang selalu banjir pujian yakni Al Nour Wal Amal.
Ya, Al Nour wal Amal merupakan asosiasi yang menciptakan orkestra pertama dunia dengan semua anggotanya memakai hijab dan tuna netra. Para wanita asal Kairo itu hanya mengandalkan ingatan mereka untuk mempelajari komposisi rumit saat memainkan musik klasik seperti Mozart, Brahms, Strauss, atau Tchaikovsky.
Para wanita berhijab dan buta itu juga ahli dalam bermain instrumen biola, chello, hingga suling. Mereka juga dituntut untuk melatih ingatan agar bisa mengingat setidaknya 45 komposisi saat konser karena para hijabers ini tak bisa melihat.
Didirikan pada 1954, asosiasi yang membentuk Al Nour wal Amal menjadi lembaga non-pemerintah pertama di Timur Tengah yang membantu para wanita tuna netra. Hingga hari ini, para wanita yang tergabung dalam orkestra tersebut mendapat perawatan, pendidikan, latihan kejuruan, kesempatan kerja, serta berpeluang mendapatkan kerja yang baik di masyarakat.
Salah satu pencapaian yang luar biasa adalah pembentukan orkestra musik klasik ini. Mulai dari 15 anggota awalnya kita telah berkembang menjadi 48 kelompok yang sering konser di lima benua.
Para anggotanya belajar mulai dari membaca komposisi musik dalam huruf braille dan menghapalnya. Mereka berlatih hingga bisa melakukannya dengan benar. Namun sulit bagi mereka saat harus tampil bersama grup.
Kesulitan yang paling utama karena mereka tidak bisa melihat sekitar termasuk konduktor saat konser berlangsung. Untuk itu, mereka harus bergantung pada ketukan dan pemandu vokal konduktor agar permainan mereka tepat pada waktunya.
Salah satu pemain biola anggota dari Al Nour wal Amal, Shaimaa Zakaria, turut menceritakan caranya bermain alat musik selama konser. "Telingaku tahu bahwa setelah nada ini, ada instrumen ini, aku akan mulai bermain. Jadi kami juga merasakan musiknya. Aku tidak berpikir ada tantangan khusus hanya karena aku tidak bisa melihat, tapi aku bisa memberitahu Anda bahwa kita sampai pada sebuah titik di mana kita bisa bermain simfoni klasik tanpa catatan, itu sesuatu yang tak dapat dilakukan oleh musisi lainnya," ujar Shaimaa kepada Because Magazine.
Saat tampil di konser, para wanita berhijab memakai jilbab putih dan baju hitam. Tak hanya wanita dewasa, ada pula para gadis yang membantu memberikan kesempurnaan. Bahkan beberapa pihak memuji orkestra ini dan tidak percaya kalau mereka benar-benar buta. (ays/ays)
Ya, Al Nour wal Amal merupakan asosiasi yang menciptakan orkestra pertama dunia dengan semua anggotanya memakai hijab dan tuna netra. Para wanita asal Kairo itu hanya mengandalkan ingatan mereka untuk mempelajari komposisi rumit saat memainkan musik klasik seperti Mozart, Brahms, Strauss, atau Tchaikovsky.
Para wanita berhijab dan buta itu juga ahli dalam bermain instrumen biola, chello, hingga suling. Mereka juga dituntut untuk melatih ingatan agar bisa mengingat setidaknya 45 komposisi saat konser karena para hijabers ini tak bisa melihat.
Foto: Dok. Facebook |
Didirikan pada 1954, asosiasi yang membentuk Al Nour wal Amal menjadi lembaga non-pemerintah pertama di Timur Tengah yang membantu para wanita tuna netra. Hingga hari ini, para wanita yang tergabung dalam orkestra tersebut mendapat perawatan, pendidikan, latihan kejuruan, kesempatan kerja, serta berpeluang mendapatkan kerja yang baik di masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para anggotanya belajar mulai dari membaca komposisi musik dalam huruf braille dan menghapalnya. Mereka berlatih hingga bisa melakukannya dengan benar. Namun sulit bagi mereka saat harus tampil bersama grup.
Kesulitan yang paling utama karena mereka tidak bisa melihat sekitar termasuk konduktor saat konser berlangsung. Untuk itu, mereka harus bergantung pada ketukan dan pemandu vokal konduktor agar permainan mereka tepat pada waktunya.
Salah satu pemain biola anggota dari Al Nour wal Amal, Shaimaa Zakaria, turut menceritakan caranya bermain alat musik selama konser. "Telingaku tahu bahwa setelah nada ini, ada instrumen ini, aku akan mulai bermain. Jadi kami juga merasakan musiknya. Aku tidak berpikir ada tantangan khusus hanya karena aku tidak bisa melihat, tapi aku bisa memberitahu Anda bahwa kita sampai pada sebuah titik di mana kita bisa bermain simfoni klasik tanpa catatan, itu sesuatu yang tak dapat dilakukan oleh musisi lainnya," ujar Shaimaa kepada Because Magazine.
Saat tampil di konser, para wanita berhijab memakai jilbab putih dan baju hitam. Tak hanya wanita dewasa, ada pula para gadis yang membantu memberikan kesempurnaan. Bahkan beberapa pihak memuji orkestra ini dan tidak percaya kalau mereka benar-benar buta. (ays/ays)
Elektronik & Gadget
Bikin Sejuk Dimanapun Kamu! Intip 3 Rekomendasi Kipas Mini Portable Di Bawah 200 Ribu
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
Vivo iQOO 15: Flagship Baru Super Kencang dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 & Layar 144Hz
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Modest Fashion & Art Trade Show, 9 Negara Satukan Estetika Modest di Turki
Jakarta Modest Summit 2025
Ini Rahasia Brand Modest Damakara & Khaanan Indonesia Tembus Eropa & Amerika
Desainer Vivi Zubedi Kirimkan 300 Busananya untuk Korban Bencana Sumatera
Jakarta Modest Summit 2025
Ini Rahasia di Balik Melonjaknya Penjualan Brand: Afiliator, Bukan Influencer
Jakarta Modest Summit 2025
Trik Ria Ricis Raup Cuan Maksimal dari Affiliate,12 Jam Konsisten Live
Most Popular
1
9 Potret Thalia 'Rosalinda' Tak Menua Bak Vampir, Ini Rahasia Awet Mudanya
2
9 Aktor Drama China Pendek yang Wajah Gantengnya Sering Muncul di HP
3
8 Cara Menyadarkan Teman yang Cinta Buta, Tanpa Merusak Persahabatan
4
Gelar Miss Universe Finland 2025 Dicopot Usai Unggahan Rasis
5
Putih Jadi Warna 2026, Pantone Dihujani Kritik dan Tuduhan Tonedeaf
MOST COMMENTED












































Foto: Dok. Facebook