Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network

Kisah Perawat Wanita yang Tiba-tiba 'Dipecat' karena Pakai Jilbab

wolipop
Jumat, 13 Mar 2015 16:11 WIB

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Dok. Thinkstock (Ilustrasi)
Jakarta -

Beruntunglah bagi hijabers yang tinggal di negara dengan penduduk mayoritas muslim. Anda bisa lebih bebas berekspresi dengan tetap memakai jilbab saat beraktivitas. Tidak demikian di beberapa negara yang warga muslimnya minoritas. Masih banyak hijabers yang diperlakukan secara tidak adil karena memakai jilbab ke luar rumah.

Salah satunya kisah Habiba Ahmed yang bekerja sebagai perawat di Maamobi General Polyclinic, Ghana. Habiba tiba-tiba dipulangkan karena memakai jilbab selama bekerja. Kepada Eyewitness News, Habiba menceritakan bahwa di rumah sakit tempatnya mencari nafkah baru-baru ini mengeluarkan instruksi kepada seluruh perawat maupun pekerja lainnya yang muslim tidak diizinkan mengenakan jilbab selama bekerja.

Meskipun demikian, ia tetap berhijab saat menjalani pekerjaannya sebagai perawat. Satu minggu setelah keluarnya peraturan itu, ia mengaku terkejut karena tiba-tiba 'dipecat' dengan alasan ia tetap memakai kerudung saat bekerja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seorang kepala perawat datang memanggil saya, dia bertanya kenapa aku masih pakai jilbab dan tidak mendengarkan perintah dan mematuhi peraturan. Lalu dia memintaku untuk mengambil tas dan tak diizinkan kembali ke unit," cerita Habiba.

Ia pun mengeluh kepada pemerintah mengenai kejadian tersebut. Ia merasa tidak adil dan mengatakan mungkin Presiden dan Kementerian Kesehatan tidak mengetahui tentang peraturan itu. Kejadian ini bisa mempengaruhi wanita muslim lainnya menjadi skeptis menggunakan jilbab ke luar rumah karena takut mengalami nasib yang serupa.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan yang telah diberitahu mengenai kejadian ini sedang melakukan penyelidikan. Juru bicara dari Kementerian Kesehatan, Tony Goodman, mengaku bersimpati dengan Habiba dan juga tak menyangka bahwa beberapa rumah sakit membuat peraturan tersebut. Goodman pun menyatakan kekecewaannya dan berjanji untuk menindaklanjuti masalah ini.

Sebelum perilaku ketidakadilan yang dialami Habiba, wanita muslim di Ghana pernah melakukan demonstrasi agar lebih bebas memakai jilbab di mana saja, tidak dibatasi baik saat bekerja maupun pergi ke sekolah.

Melihat hal itu, Kementerian Komunikasi kemudian mengeluarkan instruksi kepada semua lembaga untuk memberikan kebebasan kepada umat Islam agar bisa menjalankan ibadah mereka tanpa rintangan.

(aln/fer)

Anda menyukai artikel ini

Artikel disimpan

Artikel Fokus Selanjutnya
Artikel Terkait
Detiknetwork
Hide Ads