Inovatif, Khimar Instan Ini Bisa Berganti Gaya Hingga 20 Tampilan

Jakarta - Khimar instan semakin populer lima tahun ini. Beragam macam desain ditawarkan para desainer hingga online shop. Khimar instan juga sudah punya banyak pilihan jenis kain seperti wolfis dan sifon.

Tak berhenti berinovasi, desainer hijab Irna Mutiara membuat khimar instan yang lain dari yang lain. Ia membuat khimar yang bisa berganti gaya hingga lebih dari 20 tampilan. Butuh waktu tiga bulan bagi Irna untuk membuat pola yang sempurna untuk khimar ini.

"Satu khimar syar'i ini bisa di-styling jadi lebih dari 20 gaya, sesuai selera dan karakter pemakainya. Jadi walaupun membeli artikel yang sama, tidak akan terlihat kembar 'identik' dengan yang lain," ungkap Irna Mutiara kepada Wolipop (26/02/2018).

Foto: Instagram

Khimar tersebut diberi nama multikhimar. Sang desainer yang juga tampil syar'i di kesehariannya tahu betul bagaimana kebutuhan wanita muslimah dalam berhijab syar'i.

"Biasanya kalau khimar instan itu, kalau satu desain ya sudah itu saja modelnya tidak bisa diapa-apakan. Nah, kalau yang bisa banyak gaya itu pashmina atau selendang. Maka dari itu, saya membuat terobosan dengan menggabungkan khimar instan dan selendang," ungkap Irna Mutiara.

Awalnya, Irna Mutiara memilih kain sejenis sifon yang jatuh dan terlihat formal. Kemudian ia bereksperimen dengan bahan lain yaitu polyspun yang lebih menyerap keringat dan kasual untuk dipakai sehari-hari.

Foto: Instagram

Multikhimar tersebut dibuat berlayer hingga tidak transparan. Satu layer teratas khimar itu bisa diikat di bagian dada ataupun di bawah leher. Multikhimar ini terbagi jadi dua jenis, khimar 3 layer dengan free aksesori dan 2 layer. Harganya pun berbeda. Khimar 3 layer dibandrol seharga Rp 550.000 sementara 2 layer Rp 350.000.

Irna menambahkan aksesori buckle untuk mempermanis multikhimar instan itu. Buckle yang dibuat handmade ini dihiasi kristal, sehingga memberikan kesan mewah tapi tetap sederhana.

Foto: Instagram

Pelucuran pertama khimar tersebut dihelat di acara Halal Australia di Sidney. "Alhamdulillah sambutannya luar biasa. Bule bahkan orang yang tidak berhijab pun tertarik untuk pakai. Semua koleksi yang dibawa langsung habis di sana," ungkap Irna Mutiara.

Menyiapkan diri melawan plagiarisme desain yang marak di dunia fesyen, Irna Mutiara sudah mendaftarkan desainnya tersebut ke Departemen Kehakiman (HAKI). Namun ia pun tetap membuka peluang reseller bagi yang ingin menekuni bisnis ini. (sil/sil)