ADVERTISEMENT

Intimate Interview

Cerita Trisha Chas Sukses Bisnis Tas Branded Berawal dari Jadi Kasir

Gresnia Arela Febriani - wolipop Senin, 20 Feb 2023 09:30 WIB
Foto Trisha, pemilik brand Zeta Bags saat sedang live shopping bersama influencer Indah Nada Puspita. Foto: Dok. Instagram @trishachas Foto Trisha, pemilik brand Zeta Bags saat sedang live shopping bersama influencer Indah Nada Puspita. Foto: Dok. Instagram @trishachas
Jakarta -

Trisha Amanda Ardi Chas atau yang lebih dikenal dengan Trisha Chas merupakan pemilik dari butik Zeta Bags. Butiknya menjadi tempat titip jual barang luxury branded mewah yang berada di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.

Berawal dari bisnis rumahan yang dijalani sendiri oleh Trisha pada tahun 2014, kini Zeta Bags sudah menjadi grup perusahaan yang berkembang ke dunia retail. Melalui brand Zeta Prives dan Zeta Scarves, Trisha merilis koleksi aksesori, scarves, busana semi couture dan ready to wear. Seperti apa kisah perjalanan bisnis Trisha?

Wanita berdarah Padang yang lahir di Medan dan dibesarkan di Jakarta ini menempuh pendidikan S1 akuntansi di Bandung, Jawa Barat. Dia melanjutkan S2 Business Management di Binus Business School.

Setelah lulus kuliah, pada tahun 2013 Trisha memutuskan untuk membantu ayahnya melanjutkan usaha laundry II Nostro yang telah berjalan kurang lebih 25 tahun. Dari situlah ia terinspirasi untuk membangun usaha sendiri. Ia mengatakan sudah sejak lama dirinya ingin seperti sahabat Rasul yang bernama Abdurrahman bin Auf.

"Di mana beliau itu kaya raya dan membawa manfaat bagi banyak orang. Aku terinspirasi jadi orang seperti itu tapi versi perempuannya. Memang dari dulu kepengen punya usaha yang aku senangi. Ayah aku punya usaha laundry spa dan perawatan tas dari 1995. Memang dari kecil aku bolak-balik ke Italia bukan untuk belanja, tapi justru mempelajari cara how to treat leather dan suede goods," ungkap Trisha ketika ditemui Wolipop di butik Zeta Prive di Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Trisha Chas pemilik brand ready to wear Zeta Prive, Zeta Bags dan Zeta ScarvesTrisha Chas pemilik brand ready to wear Zeta Prive, Zeta Bags dan Zeta Scarves Foto: Gresnia/Wolipop.

Trisha Bekerja Menjadi Kasir di Toko Laundry

Saat membantu ayahnya melanjutkan usaha laundry, Trisha mencoba berbagai macam pekerjaan. Dia belajar membersihkan sepatu boots yang kotor dan bau. Dia pun belajar dari seorang profesor untuk mempelajari perawatan tas dan sepatu.

"Ayah aku sengaja meninggalkan aku berminggu-minggu untuk aku tahu ternyata susah ya merawat barang branded. Setelah S2 aku pernah mencoba bekerja sama orang, punya atasan dan setelah dua tahun menjadi karyawan. Aku sambil membantu papa menjaga laundry, mulai dari tukang cuci, dan kasir," kenang Trisha.

Ketika menjadi kasir di usaha laundry ayahnya itulah, Trisha melihat ada kesempatan bisnis yang memang ia suka dengan tas branded. Dia awalnya terobsesi ingin punya tas branded sendiri karena selama ini dilarang menyentuh tas mahal ibunya.

"Bagaimana aku bisa mempunyai tas branded sendiri? Tapi ya itu waktu jadi kasir, kalau habis di spa tas itu di taruh di luar etalase Hermes. Ada pelanggan yang bilang tas tersebut bagus, dia tidak tahu kalau aku anaknya owner karena aku yang jadi kasirnya dan pakai seragam. Mbak, aku mau dong tanya sama ownernya berapa harga tas itu dijual. Terus aku pikir kok mau ya ada orang mau beli tas second daripada mikir, aku langsung telepon pemilik barang dan bertanya spa tas miliknya. Aku menawarkan tas dia untuk dijual ke orang lain karena ada pelanggan aku yang mau. Terus dia malah bilang mau jual karena sudah bosan dan mau warna lain. Aku lihat disitulah ada kesempatan bisnis," tuturnya panjang lebar.

Dia mengambil kesimpulan bahwa seseorang mau mendapatkan suatu produk tidak perlu membeli yang baru dan cukup membeli tas bekas. Trisha kemudian melihat ada kesempatan bisnis dan mulai menjalani usah titip jual tas luxury branded.

"Oke bikin Instagram dulu awalnya, waktu itu aku masih jadi kasir. Aku fotoin sendiri tas mana yang mau dijual, aku cari klien sendiri, packing sendiri dan adminnya juga aku. Pokoknya aku kurasi semua barangnya benar asli atau tidak barangnya. Aku kirim pesanannya," kenang Trisha sambil tertawa.

Trisha bekerja menjadi kasir di bisnis laundry ayahnya sambil menjalankan usahanya, jual beli tas branded preloved. Ayahnya sempat meremehkannya karena lulusan S2 malah menjual tas bekas.

"Ayah sempat under estimate. Masa anak S2 tapi jualan tas second. Tapi aku yakinkan bahwa ini ada pasarnya karena orang Indonesia senang bergaya," sautnya.

"Alhamdulillah sampai bisa mengumpulkan uang sendiri satu setengah tahun, akhirnya aku bisa bikin butik sendiri. Karena aku mau berpikir butik itu jadi tempat pelanggan bisa melihat langsung dan Alhamdulillah tiga bulan pertama tidak ada pelanggan yang datang, setelah bulan keempat rame banget orang senang semakin banyak orang yang nitip dan berkembang dari butik 1 menjadi butik 2 dan 3. Aku juga punya butik di PIK. Di situlah Alhamdulillah aku punya tim untuk Zeta Bags sekitar 50 orang, yang dari awal Zeta Bags cuma aku sendiri," ucapnya lega.

Trisha mengungkapkan nama bisnisnya Zeta Bags, diambil dari huruf Z dari Italia yaitu filosofinya tempat terakhir untuk barang-barang branded yang akan dipertemukan dengan orang selanjutnya. "Orang titip jual, bosan dan beli di Zeta dan mutar aja di situ terus," timpalnya.

Trisha Chas pemilik brand ready to wear Zeta Prive, Zeta Bags dan Zeta Scarves.Trisha Chas pemilik brand ready to wear Zeta Prive, Zeta Bags dan Zeta Scarves. Foto: Dok. Instagram @trishachas

Trisha masih ingat produk pertama yang ia jual waktu itu adalah tas Chanel vintage yang harganya sekitar Rp 6 juta. Kini tas tersebut dibanderol Rp 36 juta karena menjadi barang langka.

Sukses menjadi pengusaha wanita, Trisha Chas berbagi kiat cara mengembangkan bisnis. Menurutnya yang terpenting adalah memiliki mental kuat untuk menghadapi persaingan dan lika-liku dalam berwirausaha.

"Mereka melihat gampang jualan, padahal kan susah untuk mendapatkan royal customer, percaya sama kita, bayangin mereka menitipkan tas yang harga motor dan mobil ke kita, bagaimana cara membangun rasa kepercayaan tersebut. Itu membangun networking itu susah, apalagi aku sama sekali tidak mendapatkan support dari ayahku sendiri," tuturnya panjang lebar.

Saat memulai usaha Zeta Bags, Trisha mengaku tidak mempunyai modal. Dia hanya membantu menjualkan barang milik orang lain. Hingga ia bisa membangun bisnis sendiri.

"Awalnya untuk Rp 100 - Rp 200 ribu. Sampai akhirnya aku menerapkan sistem komisi, biar fair orang tahu, penitip tahu berapa uang yang diterima dan untung kita, ada biaya sewa, biaya karyawan dan lainnya, akadnya jelas dari awal," jelasnya.

Pandemi Corona menjadi pemicu bisnis Trisha semakin populer. Saat itu melalui Instagram, Zeta Bags kerap melakukan live shopping. Konsumen yang ketika itu tidak bisa berpergian ke luar negeri untuk membeli tas branded, melirik live shopping tersebut. Dan saat pandemi penjualan Zeta Bags semakin meningkat karena banyak selebriti Tanah Air yang melirik bisnis tasnya.

"Tanpa kita membayar mereka datang senang hati dan enjoy saat menjualkan. Pas pandemi tiba-tiba datang Ivan Gunawan awalnya komentar dan langsung datang ke butik, beliau mendukung aku sampai sekarang ini. Pada saat itu orang kan tidak ada hiburan," ucap Trisha.

Sukses dengan brand Zeta Bags, Trisha Chas merambah ke bisnis hijab dan koleksi busana semi couture dan ready to wear. Klik halaman berikutnya untuk membaca kisahnya ya!

Selanjutnya
Halaman
1 2