Intimate Interview
Kenal Lebih dekat dengan Raden Prisya, Mindfulness - Well Being coach
Bagi pengguna media sosial yang menyukai konten kesehatan mental bisa jadi sudah tidak asing lagi dengan Raden Prisya. Dia merupakan sosok wanita yang kerap membahas tentang kesehatan mental dan mindfulness lewat akun Instagramnya @radenprisya.
Raden Prisya atau yang akrab disapa mbak Pi merupakan seorang mindfulness and well-being coach. Pi kerap membagikan konten seputar mindfulness dan membuka kelas khusus melalui Mind Revive Indonesia. Kelas tersebut terbuka untuk personal, korporat dan juga komunitas. Mindfulness sendiri adalah salah satu jenis meditasi yang dapat melatih seseorang untuk fokus terhadap keadaan sekitar dan emosi yang dirasakan serta menerimanya secara terbuka.
Bagaimana awal mula ketertarikan Raden Prisya dalam menggeluti bidang mindfulness tersebut?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alumnus fakultas Seni Rupa dan Desain di Institut Teknologi Bandung (ITB) itu mulai mengenal mindfulness ketika mulai menjadi seorang ibu. "Waktu menjadi ibu agak nggak mengerti begitu bagaimana caranya menjadi ibu. Dulu aku sempat mempunyai label baju, berkarier juga tapi karena aku merasa belajar menjadi ibu dulu, akhirnya aku let go dulu semua pekerjaan aku waktu itu," ungkap Pi saat ditemui Wolipop, Sabtu (22/12/2022) di The Jambuluwuk Thamrin Hotel, Jakarta Pusat.
Raden Prisya sedang mengisi acara d'Xpertise Detikcom tentang kesehatan mental. Foto: Foto: Eny/Wolipop. |
Pi kemudian mendapatkan kesempatan mengajar anak-anak usia 1-3 tahun. Dari pengalamannya mengajar itu, dia mendapatkan training bagaimana menghadapi anak-anak usia dini. Pengalaman itu menyadarkannya bahwa untuk menjadi orangtua harus mampu menyelesaikan emosi dalam diri sendiri dulu agar tidak melampiaskannya pada anak.
"Karena ada beberapa kesulitan untuk menjadi guru, akhirnya aku berhenti dan mulai belajar tentang healing dan parenting tahun 2018," kata Pi.
Pada 2019, Pi mencoba mengikuti seminar dari motivator terkenal Tony Robbins. Baginya seminar yang digelar di luar negeri itu benar-benar berdampak untuknya.
"Itu life changing banget buat aku. Karena dari situ sebenarnya sudah lumayan sering sharing di Instagram tapi belum berani bikin kelas. Masih insecure banget saat itu, siapa sih aku ini? Padahal teman-teman di Instagram mendorong aku bikin support grup atau kelas," kenang Pi.
Akhirnya setelah mengikuti seminar Tonny Robbins, Pi memutuskan untuk membuat kelas di rumah orang tuanya. Dia tak menyangka kelas yang pendaftarannya dibuka pagi hari, siang harinya sudah full booked. Ibu dua orang anak ini melihat antusias yang positif dari pengikutnya di Instagram.
"Nah, dari situ aku mulai belajar terus sampai bikin kelas terus, sampai akhirnya tahun 2020 karena pandemi suami aku di rumah kan dan akhirnya bekerja bareng dan membuat Mind Revive Indonesia," ucap Pi.
Ingin mempelajari lebih dalam soal mindfulness, Pi pun terbang ke Amerika Serikat pada 2020. Pada saat itu suaminya yang selama 18 tahun bekerja kantoran juga memutuskan resign untuk membangun Mind Revive Indonesia bersama-sama dengannya.
Bagaimana ceritanya Raden Prisya bisa membuat buku dan dikenal sebagai mindfulness - well being coach? Klik halaman selanjutnya ya!
Raden Prisya, sebagai mindfulness and well-being coach, kerap membagikan konten seputar mindfulness, pengembangan diri, dan lainnya membagikan tips cara keluar dari lingkungan yang toxic. Foto: Gresnia/Wolipop. |
Setelah sering membuat kelas terkait mindfulness, Raden Prisya menyalurkan hobinya menulis dengan membuat buku. Pi, demikian dia biasa disapa, mengeluarkan buku berjudul 'Berhenti Berhitung, Mulai Merasakan.'
"Bikin buku juga aku tidak berusaha untuk minta dibikinin. Semua karena social media Alhamdulillah mendapatkan kesempatan karena sering berbagi. Kalau ditanya bagaimana saya bisa mencapai sini, ini adalah jalan Allah saja. Karena aku tidak benar-benar merencanakan harus menjadi apa," ujarnya haru.
"Semuanya berjalan dengan sendirinya, bertemu teman-teman dari berbagai perusahaan. Aku juga aktif mengedukasi teman-teman secara online di TikTok dan Instagram," lanjutnya.
Foto Raden Prisya dikenal sebagai Mindfulness & Well Being Coach. Foto: Dok. Instagram @radenprisya. |
Raden Prisya Mulai Dikenal
Wanitaberhijab ini merasakan pada saatpandemi namanya semakin meroket tajam. Apalagi ketika dia mulai membuka kelas mindfulness untuk personal.Pandemi membuat banyak orang membutuhkan 'healing.' Saat mengikuti kelasnya, Pi mengajarkan setiap peserta untuk mengelola emosi dan pola pikir.
"Awalnya aku kan membuat kelas sendiri, kelas itu berjalan setiap bulan. Jadi, satu bulan satu kali. Karena waktu itu pas pandemi, semua orang ingin healing. Pesertanya bisa sampai 100 orang. Lalu aku batasi sampai 100 orang," ucapnya terkejut.
Foto Raden Prisya dikenal sebagai Mindfulness & Well Being Coach. Foto: Dok. Instagram @radenprisya. |
Nama Raden Prisya semakin dikenal, dia mendapatkan kesempatan berkolaborasi dengan beberapa brand busana muslim dan hijab ternama di Tanah Air. Ia juga mengungkapkan perubahan yang terjadi dalam hidupnya.
"Mungkin belajar untuk mendengarkan tujuan diri sendiri. Aku percaya setiap orang mempunyai sesuatu yang spesial dengan cara dan jalannya masing-masing. Seperti aku jalannya ya dengan mengajar. Aku ada beberapa usaha yang dijalankan di rumah. Karena prioritas aku dan suami adalah anak-anak," tegasnya.
Pi mengatakan sebagai manusia biasa pernah merasakan lelah karena membuat konten. "Tapi aku merasa kalau tidak membuat konten karena kondisi fisi sedang tidak sehat sampai migran dan pusing. Kecapean itu kerap terjadi, back to back, dan energi nya sampai habis. Awalnya aku takut tapi akhirnya aku merasakan sinyal dari diri sendiri, Alhamdulillah tetap ada jalannya," ucapnya sambil tertawa.
Pengalaman mengajar, mempelajari ilmu parenting dan belajar mindfulness membuatnya ingin membantu orang lain untuk mengelola emosi dan menjaga kesehatan mental. Dari awalnya hanya ingin membantu menjaga kesehatan mental itu, dia tidak menyangka pengikutnya kini lebih dari 65 ribu di Instagram.
"Aku bukan tipe konten kreator yang ambisius, jadi kayak kalau bisa ya bisa, kalau ada ide ya nulis, ya kalau tidak ya let it go and let ir flow saja. Aku juga suka percakapan intimate dengan netizen yang budiman. Aku senang menyapa dan berbicara. Instagram itu bukan hanya sekadar foto, aku kepengen ada koneksi satu persatu aku tahu," ujar Pi yang saat ini sedang menyiapkan buku kedua mengenai mindfulness.
Pi mengungkapkan butuh waktu 11 tahun baginya untuk bisa mencapai apa yang tengah dijalaninya sekarang. Dia sempat terombang-ambing setelah menikah dan langsung memiliki dua anak. Namun kemudian menemukan 'jalannya sendiri' menjadi mindfullness-well being coach yang tersertifikasi.
"Semua itu butuh waktu terutama kalau harus mengurus orang tua dan anak. Aku tahun 2019 anak pertama usia 7 tahun dan anak kedua usia 5 tahun. Usia mereka sudah bisa mandiri, aku mulai bisa berkarya lagi. Jadi, aku beresin dulu urusanku di rumah," tutupnya.
Home & Living
Ravelle Airy Premium Air Purifier HEPA13 + Aromatherapy: Udara Bersih, Mood Tenang, Hidup Lebih Nyaman
Health & Beauty
Wajib Punya! Rekomendasi 3 Sheet Mask Andalan Kulit Lebih Tenang, Lembap, dan Bebas Stress
Fashion
3 Rekomendasi Dompet Kartu Stylish & Fungsional yang Wajib Kamu Punya!
Fashion
3 Padel Bag Stylish & Fungsional yang Bikin Kamu Makin Siap Turun ke Lapangan!
Kisah Wanita Dulu Kelaparan, Kini Pemilik 36 Agensi Model di Indonesia
Intimate Interview
Kisah Wanita Sarjana Peternakan Sukses Bangun Brand Busana dan Hijab Anak
Miss Universe Indonesia 2025
Profil Mahasiswi Kedokteran UI, Finalis Berhijab di Miss Universe Indonesia
Intimate Interview
Hijabers Ini Raup Omzet Ratusan Juta dari Bisnis Daster, Awalnya Jual Pulsa
Hijab Hunt
Kisah Inspiratif Nabila, Alumni Hijab Hunt Kini Jadi Desainer Modest Fashion
Foto: Gaya Bisnis Jennifer Lopez, Tetap Seksi dengan Blazer Tanpa Bra
8 Foto Alyssa Daguise-Al Ghazali Baby Moon di Thailand, Bumil Tampil Stylish
Foto: Pesona Winter aespa yang Digosipkan Pacaran dengan Jungkook BTS
Studi Ungkap Kencan Online Bikin Wanita Tergoda Operasi Plastik, Ini Alasannya















































