Kenalan Dengan Positivity Mindset, Tips Hidup Bahagia & Minim Drama

Pernah nggak sih kamu merasa hidupmu kayak sinetron? Banyak dramanya. Di kampus, di tempat kerja, atau bahkan di rumah sendiri. Ditambah dengan kebiasaan overthinking tengah malam sambil buka Instagram dan akhirnya malah membanding-bandingkan hidup dengan orang lain.

Hal itu yang juga dirasakan oleh Iestri Kusumah, seorang mahasiswa Psikologi di Universitas Padjajaran, pendiri @psytalkindonesia, dan juga career mentor. Dalam sebuah sesi diskusi bertema 'Positivity Mindset: Hidup Minim Drama Jadi Bahagia' bersama Wolipop, Iestri menjelaskan tentang pentingnya menjaga pikiran tetap sehat di tengah tekanan hidup yang makin berat.

Apa Itu Positivity Mindset?

Positivity mindset bukan berarti kamu harus selalu bahagia dan berpikir positif 24 jam tanpa henti. Bukan juga tentang mengabaikan emosi negatif, tapi justru tentang bagaimana kita bisa menyadari perasaan kita dan memilih cara yang lebih sehat untuk meresponsnya.

"Bukan berarti kita nggak boleh capek atau stres. Tapi penting untuk sadar bahwa semua perasaan itu wajar, dan kita bisa memilih cara yang lebih bijak untuk menanggapinya," terang Iestri.

Kenapa Positivity Mindset Penting?

Menurut Iestri, di era digital dan serba cepat seperti sekarang, beban mental jadi jauh lebih berat. Banyak tekanan dari media sosial, tuntutan hidup, dan ekspektasi orang lain yang bisa bikin seseorang rentan stres. Tapi memiliki pola pikir positif bisa membantu untuk bertahan. Ada empat alasan utama kenapa positivity mindset penting:

1. Meningkatkan daya tahan saat gagal (resiliensi)
2. Membentuk cara pikir yang fleksibel dan terbuka
3. Menumbuhkan motivasi untuk terus belajar dan berkembang
4. Menjaga kesehatan mental dalam jangka panjang

Beda Positivity Mindset, Growth Mindset, dan Toxic Positivity

Hal menarik lainnya yang juga dibahas dalam sesi ini ialah perbedaan antara positivity mindset, growth mindset, dan toxic positivity.
* Growth mindset percaya bahwa kemampuan kita bisa berkembang melalui usaha dan belajar.
* Fixed mindset berpikir bahwa kita lahir dengan kemampuan tertentu dan itu nggak bisa berubah.
* Toxic positivity adalah ketika kita terlalu memaksakan diri untuk selalu bahagia, dan mengabaikan emosi negatif yang sebenarnya butuh diproses.

"Positivity mindset itu bukan berarti kamu harus selalu senyum dan bahagia. Tapi lebih ke, bagaimana otak kita tetap waras di tengah tekanan," terang Iestri.

Tanda-Tanda Kamu Punya Growth Mindset

Iestri juga menyebutkan beberapa ciri orang yang memiliki growth mindset, apa saja?

1. Melihat tantangan sebagai peluang
2. Menerima kritik sebagai bahan belajar
3. Fokus pada proses, bukan hanya hasil
4. Punya kemauan belajar ulang hal yang belum dikuasai
5. Bangkit saat gagal, bukan berhenti

"Nggak semua orang yang pintar bisa bertahan. Tapi orang yang punya resiliensi, dia bisa bangkit lagi meski jatuh berkali-kali," terang Iestri.

Bagaimana Cara Melatih Positivity Mindset?

Nggak ada yang instan. Positivity mindset itu seperti layaknya otot harus dilatih terus. Nah, ini beberapa cara yang bisa dicoba:
* Sadari pikiran negatif dan ubah secara perlahan
* Kelilingi dirimu dengan orang-orang yang berpikiran positif
* Journaling untuk refleksi dan mengurai pikiran kusut
* Ubah self-talk dari 'aku nggak bisa' jadi 'aku belum bisa, tapi aku mau belajar'

Hidup minim drama bukan berarti hidup tanpa masalah. Tapi melalui positivity mindset, kita bisa menghadapi masalah dengan lebih tenang, bijak, dan sehat secara mental.