Studi: Orang Kaya Bisa Hidup 9 Tahun Lebih Lama Daripada Orang Miskin
Hestianingsih - wolipop
Kamis, 16 Jan 2020 14:42 WIB
Jakarta
-
Uang memang tidak bisa membeli segalanya. Tapi dengan uang, harapan hidup seseorang bisa lebih lama.
Setidaknya itulah menurut hasil penelitian yang baru-baru ini diterbitkan dalam The Journals of Gerontology, Rabu (15/01/2020). Studi menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan dan kekayaan berpengaruh dalam tingkat harapan hidup. Semakin kaya seseorang, hidupnya akan lebih lama.
University College London mengadakan studi terhadap lebih dari 25 ribu orang berusia 50 tahun ke atas. Studi dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, dengan membagi responden ke dalam tiga kelompok berdasarkan tingkat kekayaan.
Para peneliti menemukan bahwa kekayaan adalah faktor sosial-ekonomi paling besar untuk memprediksi tantangan-tantangan yang akan dihadapi saat seseorang sudah lansia. Studi menunjukkan, orang dengan jumlah kekayaan lebih banyak, bisa menjalani kehidupannya dengan tubuh masih bugar dan sehat sembilan tahun lebih lama ketimbang mereka yang punya uang sangat minim atau pas-pasan.
Dalam studi tersebut juga ditemukan, wanita kaya diperkirakan bisa beraktivitas dan hidup normal selama 33 tahun saat menginjak usia paruh baya. Sementara wanita miskin, diprediksi hanya mampu hidup normal 23 sampai 24,6 tahun.
Untuk responden pria, mereka yang bergelimang harta bisa hidup normal tanpa kesulitan beraktivitas selama 31 tahun. Namun bagi pria miskin hanya 22 sampai 23 tahun.
Artian hidup normal dan sehat dalam kasus ini, adalah mampu beraktivitas tanpa adanya gangguan fisik berarti. Misalnya kesulitan bangun dari tempat tidur, gangguan BAB atau BAK, sulit mengunyah makanan, dan tantangan-tantangan lain yang umum dihadapi lansia.
"Angka harapan hidup bisa jadi indikator kesehatan yang berguna, tapi kualitas hidup ketika kita menua juga krusial," kata penulis penelitian Paola Zaninotto, seperti dikutip dari People.
Hasil penelitian ini dilakukan bukan untuk mendiskreditkan mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan atau keterbatasan. Namun lebih untuk memberikan pandangan kepada pemerintah di AS dan Inggris, agar lebih memerhatikan kesehatan kelompok masyarakat dengan sosial-ekonomi rendah. (hst/hst)
Setidaknya itulah menurut hasil penelitian yang baru-baru ini diterbitkan dalam The Journals of Gerontology, Rabu (15/01/2020). Studi menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan dan kekayaan berpengaruh dalam tingkat harapan hidup. Semakin kaya seseorang, hidupnya akan lebih lama.
University College London mengadakan studi terhadap lebih dari 25 ribu orang berusia 50 tahun ke atas. Studi dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris, dengan membagi responden ke dalam tiga kelompok berdasarkan tingkat kekayaan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para peneliti menemukan bahwa kekayaan adalah faktor sosial-ekonomi paling besar untuk memprediksi tantangan-tantangan yang akan dihadapi saat seseorang sudah lansia. Studi menunjukkan, orang dengan jumlah kekayaan lebih banyak, bisa menjalani kehidupannya dengan tubuh masih bugar dan sehat sembilan tahun lebih lama ketimbang mereka yang punya uang sangat minim atau pas-pasan.
Bill Gates, salah satu orang terkaya di dunia. Foto: Scott Olson/Getty Images |
Dalam studi tersebut juga ditemukan, wanita kaya diperkirakan bisa beraktivitas dan hidup normal selama 33 tahun saat menginjak usia paruh baya. Sementara wanita miskin, diprediksi hanya mampu hidup normal 23 sampai 24,6 tahun.
Untuk responden pria, mereka yang bergelimang harta bisa hidup normal tanpa kesulitan beraktivitas selama 31 tahun. Namun bagi pria miskin hanya 22 sampai 23 tahun.
Artian hidup normal dan sehat dalam kasus ini, adalah mampu beraktivitas tanpa adanya gangguan fisik berarti. Misalnya kesulitan bangun dari tempat tidur, gangguan BAB atau BAK, sulit mengunyah makanan, dan tantangan-tantangan lain yang umum dihadapi lansia.
Dato Sri Tahir, salah satu orang terkaya Indonesia. Foto: Detikcom |
"Angka harapan hidup bisa jadi indikator kesehatan yang berguna, tapi kualitas hidup ketika kita menua juga krusial," kata penulis penelitian Paola Zaninotto, seperti dikutip dari People.
Hasil penelitian ini dilakukan bukan untuk mendiskreditkan mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan atau keterbatasan. Namun lebih untuk memberikan pandangan kepada pemerintah di AS dan Inggris, agar lebih memerhatikan kesehatan kelompok masyarakat dengan sosial-ekonomi rendah. (hst/hst)
Elektronik & Gadget
Bikin Sejuk Dimanapun Kamu! Intip 3 Rekomendasi Kipas Mini Portable Di Bawah 200 Ribu
Hobbies & Activities
4 Novel Ini Menggugah Rasa dan Pikiran, Layak Dibaca Sekali Seumur Hidup
Elektronik & Gadget
Vivo iQOO 15: Flagship Baru Super Kencang dengan Snapdragon 8 Elite Gen 5 & Layar 144Hz
Elektronik & Gadget
KiiP Wireless EW56: Power Bank Magnetik yang Bikin Hidup Lebih Praktis
Artikel Terkait
ARTIKEL LAINNYA
Nggak Cuma Enak Jadi Camilan, Dark Chocolate Juga Bisa Memperlambat Penuaan
Studi Ungkap Bawang Putih Ternyata Bisa Jadi Mouthwash Alami Lawan Bakteri
Tipe Orang Saat Olahraga Berdasarkan Zodiaknya: Mana yang Kamu Banget?
Bukan karena Pewarnaan, 80% Rambut Wanita Indonesia Rusak karena Ini
Fakta! Kentut Wanita Lebih Bau Dibanding Pria, Ada Penjelasan Ilimiahnya
Most Popular
1
Wanita 37 Kali Oplas Demi Mirip Fan Bingbing, Akui Hidup Berubah & Menyesal
2
Investor Tajir Melintir Ini Viral, Pasang Iklan Cari Istri Online
3
Influencer Berpenampilan Ekstrem Ditemukan Tewas, Dugaan Lompat dari Balkon
4
Ramalan Zodiak 16 Desember: Taurus Dapat Cobaan, Gemini Tanamkan Keyakinan
5
Ramalan Zodiak 16 Desember: Capricorn Boros, Aquarius Jangan Pinjam Uang
MOST COMMENTED













































