7 Kostum Artis K-pop yang Kontroversial, Jennie BLACKPINK hingga Jihyo TWICE
Pool - wolipop
Kamis, 08 Okt 2020 20:00 WIB
tautan telah disalin
Anda menyukai artikel ini
Artikel disimpan
Jakarta - Tidak sedikit artis K-pop yang menuai pro-kontra karena pemilihan kostum, baik di video klip maupun panggung. Ini busana mereka yang paling kontroversial.
Korean Health and Medical Workers Union (KHMU) protes ke YG Entertainment karena menampilkan Jennie BLACKPINK yang memakai baju suster di video klip terbaru 'Lovesick Girls'. Protes dilayangkan karena dianggap tak pantas dan tidak menggambarkan profesi perawat sebenarnya. YG pun memutuskan menghapus adegan tersebut di video klip. Foto: YouTube
Untuk MV mereka yang bertajuk 'BAAM', para personel Momoland mengenakan kostum dengan berbagai budaya dari negara-negara berbeda. Tapi beberapa kostum dianggap rasis dan stereotipikal. Dua di antaranya kostum bertema Mesir dan Meksiko. Foto: Istimewa
Girlband T-ARA pernah dikritik karena berpakaian seperti suku asli Amerika di video klip 'Yayaya'. Mereka dianggap melakukan perampasan budaya. Foto: Istimewa
Saat hadir di sebuah acara Halloween, Jihyo TWICE memakai baju ala suku asli Amerika. Dia bahkan menyebut dirinya dengan 'Indian Jihyo' saat mengenakan kostum tersebut. Kostumnya pun menuai kritik keras karena dianggap melecehkan budaya suku. Foto: Istimewa
Hyeri Girl's Day pernah dikritik karena memakai t-shirt dengan simbol matahari yang terpecah. Simbol tersebut digunakan pada bendera saat invasi Jepang ke Korea yang diwarnai dengan kekejaman mengerikan. Hyeri yang tidak mengetahui sejarah simbol tersebut kemudian minta maaf. Foto: Istimewa
Member Bonus Baby dikritik karena kostum mereka yang seperti baju bayi dilengkapi dengan bib dan Lolita. Kostum tersebut dianggap menjadikan anak di bawah umur sebagai objek seksual. Foto: Istimewa
Mantan personel 2NE1, CL, dikritik karena berpakaian seperti chola girl di MV 'Baddest Female'. Dalam budaya Meksiko, chola girl adalah sebutan untuk pacar atau adik perempuan dari anggota geng. Penampilannya dianggap sebagai perampasan budaya. Foto: Istimewa