Kreasi terbaru Didi Budiardjo dan Rama Dauhan ambil bagian di Jakarta Fashion Week (JFW) 2026. Dua desainer anggota Indonesian Fashion Designer Council (IFDC) atau Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) itu memberikan tawaran baru bagi calon pengantin yang ingin tampil berbeda pada hari bahagia mereka.
Koleksi tersebut mengisi presentasi bertajuk 'Love Letters' persembahan Intercontinental Hotel Pondok Indah Jakarta yang setiap tahun di JFW menggandeng desainer untuk mempresentasikan koleksi bridal.
Diundang tahun ini, Rama Dauhan membawa Rama Dauhan Gold. JFW 2026 lantas menandai debut lini premium khusus busana pernikahan besutan pria yang telah berkecimpung di industri mode selama dua dekade itu.
"Baru kali ini, koleksi Rama Dauhan Gold dipresentasikan dalam sebuah fashion show," ungkap Rama jelang peragaan, Kamis (31/10/2025).
Ia kemudian bercerita bagaimana koleksi yang terdiri dari 20 set busana ini terasa semakin personal.
"Apa yang saya tampilkan sebenarnya bercerita tentang memoriku bersama orang-orang terdekat di hati yang kini sudah tiada," ungkap Rama yang masih berduka karena kepergian ibunya.
Penemuan gaun penganti sang ibu yang telah berusia 50 tahun menjadi titik awal Rama untuk memulai eksplorasi inspirasinya.
Lahirlah variasi gaun yang tampak baru dikeluarkan dari lemari dalam kondisi warna yang telah memudar tapi masih prima. Bayangkan gaun tersebut mendapat sentuhan quirky sesuai garis desain Rama dengan permainan layering yang multi tekstur.
Terusan bordir halus, dipadukan dengan outer bertabur payet, lalu embellishment bunga tiga dimensi yang semakin memperkaya karakter puitis dan romantis pada koleksi ini. Ya, banyak tawaran two-piece, baik dengan bawahan rok maksi atau celana panjang, sebagai alternatif dari gaun pengantin.
Sebuah blazer diberi detail backless berbentuk hati, atau tulisan 'Aku Berharga' yang merupakan tajuk koleksi ini. Rama memilih judul tersebut sebagai pengingat bahwa keindahan tidak selalu datang dari kesempurnaan, tapi dari keberanian untuk menyatukan hal-hal yang berbeda menjadi sesuatu yang selaras, dan cinta bisa hadir dalam bentuk kain, dalam detail kecil, dalam cara kita memberi makna baru pada sesuatu yang lama.
Tantangan Gagasan Baru
Membuka peragaan dengan tembang jazzy 'Cowboys and Angels' dari George Michael, Didi Budiardjo mengajak bernostalgia dengan pilihan gaun pengantin klasik yang didefinisikan ulang dalam sentuhan modern.
Tampilan pertama berupa gaun putih lurus lengan panjang penuh bordir emas yang dihiasi detail ruffle dari organza. Penampilan yang mengingatkan pada penampilan karakter di film 'Sense and Sensibility' yang berlatar abad ke-18.
Eksplorasi lebih dalam pada material kemudian ditampilkan Didi lewat busana berbahan jacquard dengan motif bernuansa oriental. Salah satunya disertai jubah yang menciptakan kesan megah pada pengantin.
"Tantangannya sebenarnya lebih kepada bagaimana kami sebagai desainer mengajukan gagasan baru agar bisa diterima pencinta fashion Tanah Air," katanya.
Sebagai pamungkas, muncul model berbalut gaun putih berpotongan mermaid yang dilengkapi aksesori dramatis berbentuk topi megah yang menjuntai panjang seperti jubah.
Di luar kemewahannya, gaun tersebut memantik imajinasi. "Apakah ini gaun pengantin antibadai yang diperlukan para pengantin sekarang?" Bukan tidak kebetulan memang, cuaca Jakarta belakangan sedang tak bersabahat.
Simak Video "Bakal Debut di JFW, Tobatenun Tampilkan Fashion Tenun Tradisional-Kontemporer"
(dtg/dtg)